Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Bolos di Hari Kejepit Nasional Memang Enak, tapi…

Aprilia Kumala oleh Aprilia Kumala
18 April 2019
A A
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Ada beberapa Hari Kejepit Nasional tercatat di tahun 2019 ini. Kita, sih, penginnya bolos, tapi… buat apa?!

Gelaran pesta demokrasi pemilihan presiden sekaligus perayaan foto selfie pertama Nicholas Saputra tanggal 17 April 2019 lalu telah berakhir. Ribut-ribut cebong, kampret, serta kelompok penggemar Nicholas yang kegirangan meng-capture foto yang hanya diunggah selam 24 jam pun sudah mereda.

Terlepas dari tuduhan kecurangan dan klaim kemenangan kedua capres—meski yang menang tetap saja Nicholas Saputra—seluruh masyarakat berusia produktif kini menghadapi kenyataan yang menyebalkan: bertemu dengan Hari Kejepit Nasional alias Harpitnas.

Ya, ya, benar. Selepas 17 April selesai, tanggal 18 April resmi menjadi hari kejepit karena keesokan harinya, 19 April, kita semua bakal menyambut tanggal merah karena merupakan hari wafatnya Isa Almasih.

[!!!!!11!!1!!!1!!!!]

Bayangkan ini baik-baik, Suketi: hari Rabu 17 April kita ikut pemilu, lalu hari Kamis 18 April kita masuk kerja, padahal hari Jumat 19 April kita libur lagi, sedangkan tanggal 20 dan 21 April adalah hari Sabtu dan Minggu yang merupakan akhir minggu liburan—terlebih lagi, tanggal 21 April merupakan hari Paskah.

Serius, nih, dengan tanggal merah dan libur yang berturut-turut begini, kenapa harus ada hari kerja yang nyempil, sih???

Kesedihan kita perihal tanggal 18 April kali ini bukan satu-satunya di tahun 2019. FYI aja nih, sepanjang tahun ini, setidaknya ada beberapa Hari Kejepit Nasional lain yang harus kita hadapi, yaitu pada tanggal 4 Februari lalu (karena tanggal 5 Februari adalah Tahun Baru Imlek), tanggal 8 Maret lalu (karena tanggal 7 Maret adalah Hari Raya Nyepi), tanggal 31 Mei (karena tanggal 30 Mei adalah hari Kenaikan Isa Almasih dan tanggal 1 Juni merupakan Hari Lahir Pancasila), dan tanggal 23 Desember (karena tanggal 24 Desember mulai cuti bersama Hari Raya Natal).

Lihat, kan??? Lihat, betapa bakal ada hari-hari di mana kita terpaksa mengalami liburan “kentang” alias nanggung???

Sungguh, tidak ada tips dan trik khusus menghadapi Hari Kejepit Nasional, kecuali satu hal: bolos. Maksud saya, kalau hari Kamis 18 April ini kita semua bolos, tentu liburan bakal terasa lebih marem: Kamis, Jumat, Sabtu, dan Minggu—empat hari! Empat hari, Saudara-saudara, empat hari!!!!1!11!!!!

Selama empat hari penuh, kita bisa bolak-balik Bandung-Jogja, pergi ke museum, candi, taman, wisata kuliner, update Instagram Story dan feed biar lebih aesthetic, alih-alih duduk di meja kerja dan menangisi takdir menyelesaikan setumpuk laporan, menulis naskah, atau mengecek neraca keuangan. Benar, kan???

Ta-tapi, tunggu dulu—benarkah bolos menjadi satu-satunya hal paling mengasyikkan dalam menyambut datangnya Harpitnas???

Setelah dipikir-pikir lagi—tentu saja berkaca dari pengalaman hari ini di mana saya juga harus masuk kerja—hari kejepit ternyata nggak buruk-buruk amat, kok. Melalui kontemplasi, saya menemukan beberapa alasan kenapa masuk kerja saat Hari Kejepit Nasional nyatanya cukup menggembirakan:

Pertama, kantor bakal terasa lebih sepi, tapi kamu bakal lebih makmur.

Iklan

Suasana hari kejepit yang mirip hawa liburan membuat beberapa orang menghilang secara misterius, seperti Sandiaga Uno yang tidak mendampingi Prabowo dalam deklarasi kemenangannya.

Tapi, meski terasa hampa, suasana ini justru bisa membuat kepala terasa lebih tenang dan adem. Kursi teman sebelah yang kosong pun bisa kita pakai untuk tempat tas dan jaket, atau sekadar buat meluruskan kaki.

Di beberapa perusahaan, karyawan diberi jatah makan siang dengan kuantitas yang sama setiap hari kerja. Nah, pada hari kejepit yang karyawannya jarang-jarang, bukankah ini berarti kamu bisa makan bakwan jagung dua kali lebih banyak untuk meng-cover jatah teman-temanmu yang hari ini cuti dan izin demi liburan ke Dieng??? Hmm???

Kedua, wujud pertanggungjawaban yang sesungguhnya.

Hari kejepit ibarat tantangan melawan monster dengan kasta tertinggi di setiap level game petualangan—ia mendebarkan dan mengerikan, tapi kita tahu bahwa si “monster” ini adalah gerbang bagi kebahagiaan berikutnya, baik dalam bentuk naik level ataupun liburan panjang.

Naaah, hari kejepit ini pun menjadi medan perang bagi diri sendiri: bisa nggak kita melawan kemalasan yang sudah keburu mendarah daging ini??? Kalau berangkat kerja untuk diri sendiri saja nggak bisa, gimana kamu mau membuktikan kesungguhanmu sama gebetan yang kamu puja-puja itu???

Lagian, bisa saja, nih ya, setelah melihat kesungguhanmu bekerja, gebetanmu mungkin bakal langsung membalas chat-mu yang sudah dianggurin 3 bulan itu.

Yaaah, namanya juga berharap. Ya, nggak?

Ketiga, mau kamu bela-belain libur sekalipun, nggak akan ada yang ngajak kamu jalan di Hari Kejepit Nasional.

Ini adalah inti dari tulisan ini, tapi saya sengaja puter-puterin dulu biar kamu nggak sedih-sedih banget membaca fakta ini.

Ya, tapi mau gimana lagi? Nyatanya, sekalipun hari ini adalah hari kejepit dan kamu berharap untuk pergi liburan, kamu memang nggak punya partner untuk berkeliling kota dan foto-foto bersama, kok.

Jadi, daripada terkatung-katung sendirian, kembali ke kantor dan bekerja sampai lupa pada seluruh sakit hati dan kesedihanmu memang merupakan solusi terbaik.

HIDUP OVERWORK!!!!!1!11!!!!

Terakhir diperbarui pada 12 Agustus 2021 oleh

Tags: boloshari kejepitharpitnasoverworkSandiaga Uno
Aprilia Kumala

Aprilia Kumala

Penulis lepas. Pemain tebak-tebakan. Tinggal di Cilegon, jiwa Banyumasan.

Artikel Terkait

Memang Kenapa Kalau Prabowo Subianto Jadi Presiden? MOJOK.CO
Esai

Memang Kenapa Kalau Prabowo Subianto Jadi Presiden Indonesia?

18 Desember 2023
sandiaga uno ppp mojok.co
Kotak Suara

Sandiaga Uno Gabung PPP, Apa Dampak Elektoralnya?

23 Juni 2023
erick dan sandi mojok.co
Podium

Erick dan Sandi Berebut Simpati Publik lewat Coldplay dan Timnas Argentina

18 Juni 2023
Ingin Rasanya Memeluk Prabowo dan Bilang, “Sudahlah, Pak.” MOJOK.CO
Esai

Ingin Rasanya Memeluk Prabowo dan Bilang, “Sudahlah, Pak.”

8 Juni 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Warteg Singapura vs Indonesia: Perbedaan Kualitas Langit-Bumi MOJOK.CO

Membandingkan Warteg di Singapura, Negara Tersehat di Dunia, dengan Indonesia: Perbedaan Kualitasnya Bagai Langit dan Bumi

22 Desember 2025
Omong Kosong Pemuja Hujan Musuh Honda Beat dan Vario MOJOK.CO

Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario

27 Desember 2025
elang jawa.MOJOK.CO

Melacak Gerak Sayap Predator Terlangka di Jawa Lewat Genggaman Ponsel

23 Desember 2025
Atlet pencak silat asal Kota Semarang, Tito Hendra Septa Kurnia Wijaya, raih medali emas di SEA Games 2025 Thailand MOJOK.CO

Menguatkan Pembinaan Pencak Silat di Semarang, Karena Olahraga Ini Bisa Harumkan Indonesia di Kancah Internasional

22 Desember 2025
Kisah Kelam Pasar Beringharjo Jogja yang Tak Banyak Orang Tahu MOJOK.CO

Kisah Kelam Pasar Beringharjo Jogja di Masa Lalu yang Tak Banyak Orang Tahu

24 Desember 2025
Melalui Talent Connect, Dibimbing.id membuat bootcamp yang bukan sekadar acara kumpul-kumpul bertema karier. Tapi sebagai ruang transisi—tempat di mana peserta belajar memahami dunia kerja MOJOK.CO

Talent Connect Dibimbing.id: Saat Networking Tidak Lagi Sekadar Basa-basi Karier

24 Desember 2025

Video Terbaru

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

23 Desember 2025
Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

20 Desember 2025
SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.