MOJOK.CO – Inilah 3 hoax positif skala nasional yang pernah terjadi pada jaman SBY. Kalau jaman Jokowi gimana? Ada juga dong.
Kepala Badan Siber dan Sandi Negara yang baru dilantik, Djoko Setiadi, mengeluarkan pernyataan yang cukup kontroversial kemarin terkait perihal hoax. Sering jadi sumber permasalahan umat manusia di Indonesia, hoax disebut-sebut oleh Djoko Setiadi memiliki dua jenis utama, yaitu hoax positif dan hoax negatif.
Alhasil, tagar #HoaxMembangun langsung masuk daftar TTI.
Banyak yang mempermasalahkan penyebutan hoax sebagai hal yang mungkin bersifat positif. Katanya: mana mungkin, sih, hoax positif? Malah, menurut KBBI, hoax—disebut dengan hoaks—adalah ‘berita bohong’.
Tuh, udah jelas bohong, masa positif?!
Hey, hey, hey, Bung. Rileks.
Sesungguhnya, perkataan Djoko Setiadi ada benarnya juga. Bahkan mungkin, Djoko Setiadi sedang mengingatkan kita pada hoax-hoax nan positif yang pernah berlalu lalang di Indonesia beberapa tahun silam. Kalau Anda ingat, di zaman SBY beberapa kali pemerintah ketahuan menyebarkan hoax positif berskala nasional. Gimana dengan zaman Jokowi? Ya entar kita lihat, deh.
Pupuk nutrisi Saputra
Presiden SBY didatangi oleh seseorang bernama Umar Hasan Saputra pada 2006. Kepada beliau, Umar lantas mengajukan hasil penemuannya, yaitu pupuk bernama Saputra, yang diklaim memiliki nutrisi esensial dan mampu meningkatkan hasil panen padi para petani hingga 17 ton per hektare.
Singkatnya, Umar Hasan Saputra berhasil meyakinkan Presiden SBY, yang kemudian membiayai pengembangan pupuk tersebut.
Setelah dilakukan uji coba, alih-alih sekadar menyehatkan tanaman, pupuk jenis ini malah merusak padi para petani. Terakhir, diketahui bahwa Pupuk Saputra hanya memiliki satu unsur minimal dari keseluruhan 26 unsur wajib dalam pupuk.
Yeeay. Hoax #1.
Blue energy
Sebagai negara dengan wilayah laut yang besar dan luas, isu produksi bahan bakar yang berasal dari air tentu jadi santapan lezat di Indonesia. Hal ini pernah terjadi di 2008.
Saat itu, seorang yang bernama Djoko Suprapto mengklaim dirinya dapat mengubah air menjadi bahan bakar energi alternatif, yang disebut sebagai blue energy. Gagasan ini langsung menarik perhatian Presiden SBY, bahkan disebutkan pula oleh beliau dalam Konferensi Perubahan Iklim di Bali.
Djoko Suprapto menyebutkan dirinya memiliki alat pembangkit listrik bernama Jodhipati sebagai hasil dari penemuannya. Namun, setelah diteliti lebih lanjut, terbongkarlah bahwa semua ini hanya ilusi belaka~
Alias, hoax #2.
Padi Super Toy
Masih di 2008, proyek bernama Padi Super Toy HL2 sempat menggegerkan Indonesia. Merupakan hasil persilangan rojo lele dan pandan wangi, jenis padi ini diyakini bisa menghasilkan panen hingga tiga kali lipat, atau kurang lebih sebesar 15 ton padi per hektare.
Penemunya, Tuyung Supriyadi, disebut sebagai ahli bidang pembenihan yang berpengalaman hingga ke Korea. Hal ini pun lagi-lagi menarik minat SBY dan, dengan segera, proyek ini dikoordinasikan langsung oleh Staf Khusus Presiden, Heru Lalono.
Dengan segala keunggulan yang dibanggakan tadi, pembuktian terjadi di Purworejo. Hasil panen padi Super Toy menjadi sorotan: apakah sesuai yang dijanjikan?
Ternyata tidak, Saudara. Padi berupa varietas unggulan ini malah ditemukan kopong alias tidak berisi. Petani rugi ratusan juta. SBY dipermalukan. Rakyat baru sadar ini hoax nasional (lagi).
Iya, hoax #3.
Hoax-hoax di atas mungkin hanya sebagian dari hoax-hoax lain yang Anda semua ingat. Poin yang ingin saya tekankan di sini adalah betapa hoax-hoax tadi merupakan contoh hoax positif yang sesungguhnya.
Berdasarkan KBBI, positif berarti ‘pasti’ dan ‘tegas’. Sedangkan hoax (atau hoaks), menurut KBBI memiliki arti ‘berita bohong’. Artinya, hoax positif adalah ‘berita bohong yang pasti’.
Begitulah 3 hoax positif skala nasional yang pernah terjadi pada jaman SBY. Kalau jaman Jokowi gimana? Ada juga dong. Namanya Nawacita. Hhe~
BACA JUGA Selamat Datang di Era Post-Truth yang Bikin Takut Kualat dan tulisan lainnya dari Aprilia Kumala.