MOJOK.CO – Vokal soal banjir perlu sih, tapi rencana selanjutnya untuk mencegah banjir datang di tahun-tahun mendatang jauh lebih perlu. Soal ini, mari kita persilakan naik ke panggung salah satu tokohnya: Sumur resapan!!!Â
Topik banjir lebih riuh daripada letusan kembang api dan resolusi sok iye buat menyambut 2020. Baru hari pertama saja media sosial sudah ikutan banjir dan penuh air. Ditambah lagi drama nyalahin gubernur, nyalahin presiden, nyalahin warga pedatang, berlanjut nyalahin moral bangsa. Sekarang ini saya juga ikut nyumbang suara buat nyalahin semuanya.
Jauh sebelum banjir Jakarta terasa seperti bencana nasional yang semua orang kayaknya harus tahu banget, sebenarnya ada langkah kecil buat membantu mencegah banjir terjadi. Sekarang, saat air sudah mulai agak surut, yuk kemon belajar bikin sumur resapan. Dijamin lebih berfaedah dari mention Anies Baswedan.
Siasat bikin sumur resapan sebenarnya sudah terkenal sejak lama, tapi jarang yang peduli. Terbilang cukup mudah, manfaat yang didapat juga asyik. Serius ini bukan sedang MLM. Contohnya sumur resapan yang berhasil dibikin Pak Baharuddin dan diceritakan di unggahan Facebook ini.
Dengan biaya yang nggak mahal, Pak Baharuddin menyelamatkan sepuluh rumah tetangganya dari banjir. Ketika musim hujan air sumur ini bisa dipakai untuk keperluan rumah tangga. Sedangkan kalau kemarau, tanah humusnya bisa dipanen buat keperluan menanam. Bukankah ini win-win solution? Seperti yang disampaikan dalam unggahan tersebut, sebenarnya Jakarta juga bebas banjir asalkan ada dua juta sumur resapan. Jumlah ini jauh lebih sedikit dari jumlah penduduk dan kepala keluarga di daerah ibu kota.
Nggak perlu muluk bikin sebesar punya Pak Baharuddin. Secara sederhana sumur resapan cuma dua lubang berdiameter 10 cm dengan kedalaman 100 cm atau jangan sampai melebihi permukaan air tanah. Lubang ini diberi jarak sekitar 100 cm satu sama lain. Ada juga yang menyulap sumur resapan menjadi biopori dengan memberikannya sekam atau sampah organik. Sungguh alternatif ini sulit dibantah oleh mereka yang ngakunya sudah nggak punya lahan lagi. Permukaan tanah di atasnya masih bisa dicor, saudaraku…
Begini, saya jelaskan cara kerja sumur resapan biar tulisan ini makin kayak MLM yang begitu meyakinkan. Pertama, lubang yang berisi sampah organik akan cenderung menampung air hujan. Beberapa orang malah mengalirkan secara langsung penampungan air hujan dari atap rumah dengan paralon biar langsung meresap ke si sumur. Jangan sekali-kali meragukan kekuatan alam, saya kasih tahu, tanah adalah sebaik-baiknya tempat kembali untuk air.
Kedua, air yang diserap tanah ini akan merembes dan sedikit demi sedikit mengalir ke permukaan air tanah. Air tanah bisa digunakan untuk minum, makan, dan mandi. Asalkan jarak lubang si sumur tidak terlalu dekat dengan permukaan air tanah. Biarkan mereka kangen. Maka airnya akan jernih.
Ketiga, saat tidak ada hujan, tanah di sekitar sumur resapan justru lebih gembur dari yang lainnya. Tempat ideal untuk hunian cacing dan ini bagus untuk keperluan menanam. Di tengah musim kemarau sekalipun, tanaman bakal tumbuh subur. Lebih subur dari tanah kering kemarau yang seringnya nggak mengasilkan apa-apa.
Keempat, sayonara banjir!
BACA JUGA Beda Cara Anies dan Ahok Menangani Banjir Jakarta atau artikel lainnya di POJOKAN.