Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Otomojok

Carry Pick Up, Solusi Berotot Tanpa Harus Ngegym

Agil Widi oleh Agil Widi
11 Juli 2018
A A
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Carry Pick Up, mobil andalan pedagang sayuran ini, juga menjadi solusi terbaik untuk bisa berotot tanpa harus nge-gym bahkan bonusnya amal jariyah.

Pada sebagian besar masyarakat yang tinggal di lereng dua gunung, yaitu Gunung Sumbing – Sindoro, mencari penghidupan dari alam dengan bercocok tanam merupakan kegiatan keseharian. Menanam menjadi jalan untuk meningkatkan kesejahteraan bagi mereka.

Mereka mendapatkan limpahan penghidupan dari tanah yang mereka tanami. Dengan berbagai sayuran seperti kembang kol, brokoli, tomat, cabai, terong, menjadi tanaman yang akrab untuk diurus setiap harinya.

Hasil panen tersebut dijual ke para pedagang yang sudah jemput bola menyusuri setiap sudut desa guna membeli hasil panen dari petani. Para pedagang, baik yang berasal dari desa yang sama atau seberang, menggunakan mobil Carry Pick Up sebagai kendaraan yang mengangkut hasil panen para petani tersebut.

Tak hanya punya satu Carry, sebagian dari para pedagang ini memiliki mobil dengan bak terbuka itu lebih dari satu. Dengan merek andalan yang sama, yakni Suzuki Carry Pick Up.

Carry Pick Up memang menjadi primadona bagi masyarakat yang bergerak dalam dunia pertanian. Hal ini dikarenakan harga mobil ini masih bisa dijangkau dalam sekali panen raya tembakau. Syaratnya harga tembakau harus sedang tinggi-tingginya.

Mereka yang menambatkan pilihannya pada Carry, tidak membeli mobil itu dalam keadaan masih kinyis-kinyis dari dealer. Tidak dengan kursi yang masih dibungkus plastik dan kilometer yang masih menunjukkan angka 0. Tetapi mereka memilih membeli Carry bekas, yang harganya lebih murah 30%-50% dari Carry baru.

Cukup mengeluarkan uang simpanan dari bawah kasur sejumlah 40-60 juta, maka Carry bekas bisa langsung masuk garasi. Sangat murah bukan? Dibanding harus beli ke dealer yang harganya mencapai 120-an juta. Toh sama-sama Carry. Sama-sama nggak akan dipajang layaknya Lambo. Carry memang diciptakan untuk bekerja keras dan nggak perlu kelihatan kinyis-kinyis.

Walau badannya di sana-sini banyak goresan kenangan dari pemilik sebelumya, tapi urusan jeroan, mesinnya masih sangat bisa diandalkan untuk berpacu dalam melodi mengangkut hasil panen para petani.

Carry bekas yang setiap hari ‘disiksa’ dengan mengangkut muatan sampai 2 ton dalam sekali angkut, mengajarkan pada kita, seberat apapun beban yang diangkut, tetap harus dijalani dengan tabah demi sesuap nasi.

Jangan dibayangkan Carry memiliki kemampuan setir yang sudah dilengkapan dengan power steering untuk memudahkan supir mengendalikan mobil. Pada Carry, fasilitas kelengkapan power steering masih nihil. Akibatnya, pengendalian mobil ini bisa dikatakan akan membuat supir perlu mengeluarkan tenaga ekstra dalam pengendaliannya.

Jika diperhatikan, orang-orang yang kerapkali mengendarai Carry memiliki lengan super kekar macam binaragawan. Mereka tidak perlu nge-gym mahal-mahal untuk meningkatkan massa otot lengannya. Cukup dengan menjadi supir Carry, maka otot akan setara dengan mereka yang sering nge-gym.

Tak hanya bisa membentuk otot lengan, otot kaki pun akan terbentuk otomatis. Kopling, gas, maupun rem si Carry ini, sama-sama berat untuk diinjak. Tapi mohon maaf, untuk perut yang buncit tidak bisa diselesaikan dengan menjadi supir Carry. Pasalnya untuk sit up dalam mobil memang tidak memungkinkan. Maka cukup sadar diri aja dengan nggak sok-sokan buka baju segala.

Oke, kembali lagi ke pedagang di atas. Mereka yang sudah membeli hasil panen dari petani, membawa dagangannya ke pasar yang berada di Semarang. Jalan yang ditempuh ke Semarang dari Temanggung tidak sembarang jalan.

Iklan

Jalur berkelok-kelok yang naik turun, menjadi medan yang harus ditaklukan oleh Carry untuk sampai di Semarang. Di sinilah kita akan menyaksikan perlombaan balap ala fast and furious antar pedagang.

Jika ada yang menyebut ratu jalanan adalah emak-emak pakai matic, kita bisa memberikan predikat raja jalanan sepanjang Temanggung-Semarang adalah mereka yang mengendarai Carry dengan muatan full sayuran di bak belakang. Tak tanggung-tanggung, mereka bakal saling adu kecepatan dan saling salip-menyalip.

Siapa yang tercepat sampai di salah satu pasar di Semarang, bakal kipas-kipas dulu. Pasalnya, keuntungan yang didapat akan berlebih dibandingkan mereka yang datang terlambat. Itulah yang menjadi salah satu motif mengapa para pedagang ini begitu bernafsu untuk sesegera mungkin sampai dengan kecepatan yang bikin Carry ngos-ngosan.

Selain itu, punya mobil Carry juga akan mendatangkan amal jariyah. Bagaimana tidak? Masyarakat desa yang masih terbiasa pergi pengajian, kondangan atau layat bersama-sama, tentunya akan melirik Carry untuk diminta tolong mengantarkan ke acara tersebut. Dapat bayaran, bonusnya amal jariyah lagi. Nikmat mana yang melebihi dari punya mobil sekelas Carry ini?

Bak belakang yang bisa muat sampai 25 orang, membuat tetangga terangkut semua. Grand Max yang hanya bisa menampung 11 orang pun akan kelewat jauh. Tapi ya gitu, 25 orang ada yang duduk dipinggiran bak, ada yang berdiri, pokoknya berdesakan seperti tumpukan ikan sarden. Rapapa, sing penting keangkut kabeh!

Namanya mobil primadona, tentu banyak saingannya. Mobil yang bisa menggusur tahta Carry dari singgasana si primadona desa itu adalah Toyota Colt T. Jika tidak waspada, bisa langsung digilas oleh merek sebelah, kapan pun juga. Ingat pesan almarhum Bang Napi, waspadalah! Waspadalah, Wahai Suzuki Carry!

Terakhir diperbarui pada 10 Juli 2018 oleh

Tags: amal jariyahangkut sayurancarrycarry pick upmobil desamobil suzukyngegymSemarangtemanggung
Agil Widi

Agil Widi

Artikel Terkait

Gedung Sarekat Islam, saksi sejarah dan merwah Semarang sebagai Kota Pergerakan MOJOK.CO
Kilas

Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik

20 Desember 2025
Wali Kota Semarang uji coba teknologi bola GPS untuk mitigasi banjir Semarang MOJOK.CO
Kilas

Bola GPS Jadi Teknologi Mitigasi Sumbatan Air Penyebab Banjir di Simpang Lima Semarang

13 Desember 2025
Kafe Gethe di Kampung Sekayu Semarang. MOJOK.CO
Ragam

Rogoh Kantong Pribadi Sampai Ratusan Juta demi Bikin Kafe Bergaya Retro di Tengah Permukiman Padat Kota Semarang

14 November 2025
Pemkot Semarang kuatkan usulan gelar pahlawan nasional ke KH. Sholeh Darat MOJOK.CO
Kilas

KH. Sholeh Darat Semarang Harusnya Semat Gelar “Pahlawan”: Penyusun Tafisr Al-Qur’an Jawa Pegon-Guru bagi RA. Kartini hingga KH. Hasyim Asy’ari

12 November 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Kuliah di universitas terbaik di Vietnam dan lulus sebagai sarjana cumlaude (IPK 4), tapi tetap susah kerja dan merasa jadi investasi gagal orang tua MOJOK.CO

Kuliah di Universitas Terbaik Vietnam: Biaya 1 Semester Setara Kerja 1 Tahun, Jadi Sarjana Susah Kerja dan Investasi Gagal Orang Tua

15 Desember 2025
Sirilus Siko (24). Jadi kurir JNE di Surabaya, dapat beasiswa kuliah kampus swasta, dan mengejar mimpi menjadi pemain sepak bola amputasi MOJOK.CO

Hanya Punya 1 Kaki, Jadi Kurir JNE untuk Hidup Mandiri hingga Bisa Kuliah dan Jadi Atlet Berprestasi

16 Desember 2025
Drama sepasang pekerja kabupaten (menikah sesama karyawan Indomaret): jarang ketemu karena beda shift, tak sempat bikin momongan MOJOK.CO

Menikah dengan Sesama Karyawan Indomaret: Tak Seperti Berumah Tangga Gara-gara Beda Shift Kerja, Ketemunya di Jalan Bukan di Ranjang

17 Desember 2025
Pamong cerita di Borobudur ikuti pelatihan hospitality. MOJOK.CO

Kemampuan Wajib yang Dimiliki Pamong Cerita agar Pengalaman Wisatawan Jadi Bermakna

16 Desember 2025
Elang Jawa terbang bebas di Gunung Gede Pangrango, tapi masih berada dalam ancaman MOJOK.CO

Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka

19 Desember 2025
UGM.MOJOK.CO

UGM Berikan Keringanan UKT bagi Mahasiswa Terdampak Banjir Sumatra, Juga Pemulihan Psikologis bagi Korban

18 Desember 2025

Video Terbaru

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.