MOJOK.CO – Pada dasarnya, Samsung Galaxy S20 series ini adalah ponsel yang amat bagus dengan beberapa kekurangan yang tidak terlalu prinsipil. Mewah, tapi biasa saja, sih.
Hingga Maret 2020, belum ada satu pun ponsel flagship yang layak mendapatkan perhatian lebih. Termasuk ketika Samsung mengeluarkan Samsung Galaxy S20 series yang banyak gimmick, tapi tak ada ada upgrade berarti. Setidaknya buat orang yang terbiasa menggunakan hape flagship seperti saya.
Ya, tidak ada “in display selfie camera” di Samsung Galaxy S20 series. Tidak ada juga baterai super awet untuk dipakai seharian. Tidak ada 10x optical zoom. Upgrade paling berarti hanya layarnya saja yang sudah menggunakan refresh rate 120hz. Sisanya, biasa-biasa saja, terutama untuk harganya yang mahal.
Meski begitu, saya tidak mengatakan kalau Samsung Galaxy S20 series ini sama sekali tidak bagus. Ingat, ini adalah flagship keluaran Samsung. Mau mahal dan upgrade-nya tidak berarti, tetap saja kualitasnya sudah begitu bagus. Performa dan kualitasnya tidak mengecewakan, kecuali jika Anda mengharapkan fitur lebih seperti yang saya sampaikan di atas.
Bermodal chipset Snapdragon 865 (7nm+) dan GPU Adreno 650 untuk pasar Amerika serta Exynos 990 (7 nm+) dan GPU Mali-G77 MP11 untuk pasar global, perkara performa dan pengolahan grafis ketika bermain game sudah tidak perlu diragukan. Skor Antutu di kisaran 515.000, naik hampir 40% ketimbang Galaxy S10, tentu menjadi sebuah bukti kemampuan Samsung Galaxy S20.
Apa guna chipset sekuat itu? tentu saja untuk bermain game serta kemampuan multitasking aplikasi yang lebih lancar. Game-game berat sudah pasti rata kanan, kemampuan processing gambar juga lebih baik. Menurut Samsung, dengan chipset se-powerfull ini, fitur kamera yang dimiliki Samsung Galaxy S20 series mampu membuat seluruh lensa yang ada bisa mengambil gambar dalam satu kali take. Satu hal menarik, walau belum tentu berguna.
Bicara soal kamera, sejak dulu, flagship Samsung selalu menghadirkan hal-hal yang terbaik. Di seri biasa, terdapat konfigurasi tiga kamera dengan resolusi 12 MP untuk kamera utama, resolusi 64 MP, dengan 3x hybrid optical zoom untuk kamera telefoto, dan resolusi 12 MP untuk kamera ultrawide. Sementara di seri Samsung Galaxy S20 Plus, ada tambahan kamera 3D TOF beresolusi 0.3 MP. Oh iya, untuk kamera utama dan telefotonya juga memiliki fitur Dual Pixel, PDAF, Super Steady, dan OIS.
Kualitasnya, jangan ragukan lagi. Kualitas gambar di pengambilan fotonya bagus, baik itu untuk lensa utama, tele, maupun ultrawide. Satu hal yang mengejutkan, kualitas processing gambar dalam mode malamnya membaik ketimbang generasi sebelumnya. Detail yang dihadirkan lebih baik. Pencahayaannya juga lebih pas ketimbang Galaxy S10. Noise di pengambilan mode malam pun tereduksi lewat kemampuan memproses yang meningkat.
Sementara, untuk Galaxy S20 Ultra, ada konfigurasi empat kamera dengan resolusi 108 MP untuk kamera utama, 48 MP periscope dengan kemampuan 10x Hybrid optical zoom untuk kamera telefoto, 12 MP untuk kamera ultrawide, serta 0,3MP untuk kamera 3D TOF. Kualitasnya gambar dan videonya tentu lebih baik dari dua seri lainnya, walau untuk perkara gimmick Space Zoom 100x serta perekaman video 8K masih bisa kita perdebatkan kualitasnya.
Sekadar mengingatkan, kemampuan Samsung Galaxy S20 series Ultra hanya terbatas di 4x optical zoom. Sementara untuk hybrid zoom-nya, yakni penggabungan piksel antara optical dan digital zoom yang mampu sampai 10x. Sementara sisanya, tentu saja hanya berbasis digital zoom yang dibantu Artificial Intelligence agar gambar yang dihasilkan tidak terlihat terlalu pecah. Sementara untuk perekaman video 8K, aduh jangan dulu deh, masih terlihat patah-patah.
Satu lagi hal yang “nice” dari ponsel ini adalah kualitas layarnya. Selain sudah menggunakan layar 1440 x 3200 pixels Dynamic AMOLED dengan bezzel tipis, hape ini masih menggunakan punch hole di jidatnya. Meski begitu, kualitas display yang dihasilkan sungguh enak untuk kebutuhan multimedia. Sementara, refresh rate 120hz sangat asyik untuk digunakan saat gaming dan multitasking. Asyik banget deh.
Untuk urusan fitur hape mewah, flagship dari Samsung tentu tidak perlu diragukan. IP rating untuk tahan debu dan air, in display fingerprint yang cepat, NFC, Dolby Atmos, serta fast charging 25W. Walau ya, merek-merek lain telah menggunakan fast charging hingga 50W, tapi lumayan daripada yang dulu-dulu.
Sayangnya, kekurangan yang masih dibawa dari seri-seri terdahulu masih ada. Misal pada daya tahan baterai yang kurang kuat. Ya memang, sih, dengan kualitas layar QHD+ serta resfresh rate 120hz menguras baterai, tapi ya buat apa punya fitur begitu kalau nggak bisa dimaksimalkan. Semoga ke depannya Samsung mampu menghadirkan baterai yang lebih kuat supaya bisa dipakai secara maksimal.
Terakhir, harga Samsung Galaxy S20 series juga agak “ketinggian”, bahkan untuk level Samsung. Dari seri yang paling biasa, Galaxy S20 dibanderol Rp12,9 juta. Sementara Galaxy S20+ Rp14,5 juta, sementara Galaxy S20 Ultra dihargai Rp18,5 juta. Apakah worth it? Saya kira tidak terlalu. Masih ada flagship lain yang bisa didapat dengan harga lebih murah.
Pada dasarnya, Samsung Galaxy S20 series ini adalah ponsel yang amat bagus dengan beberapa kekurangan yang tidak terlalu prinsipil untuk banyak orang. Namun, buat saya, di level ini, Samsung harusnya sudah bisa memberikan tanpa bezzel dan punch hole dengan in display selfie camera yang menjadi solusi untuk kebutuhan desain layar penuh tanpa perlu mengorbankan IP Rating. Try harder, Samsung.
BACA JUGA Samsung Galaxy A50: Hape Terbaik yang Samsung Berikan di Level Menengah atau ulasan ponsel flagship lainnya di rubrik KONTER.