Mengusulkan calon lain jadi cawapres Anies
Menanggapi penolakan yang muncul dari Partai Demokrat, Yenny menekankan ia tidak pernah mengajukan diri menjadi cawapres. Ia hanya menyambut tawaran yang datang dengan menyatakan kesiapannya menjadi cawapres di pilpres.
Menurutnya, sebagai seseorang yang sudah lama terjun ke dunia politik, politikus sudah semestinya berkeinginan menduduki jabatan publik agar bisa membuat kebijakan yang berdampak positif ke masyarakat.
Cuitan di akun Twitter Yenny yang membalas penolakan Jansen, ia mengungkapkan bahwa dirinya justru mendukung AHY jadi cawapres Anies. Pernyataan ini juga sempat terlontar secara langsung di depan Anies dan AHY ketika menghadiri peluncuran buku Tetralogi Transformasi AHY di Jakarta Pusat, Kamis (10/8/2023).
Kendati mendukung AHY, Yenny tidak memungkiri bahwa komunikasinya dengan Anies Baswedan terjalin baik selama ini. Mereka memang punya kedekatan. Yenny pernah menjadi dosen di Universitas Paramadina, perguruan tinggi di mana Anies Baswedan sempat menjabat sebagai rektor.
Selain AHY, belum lama ini Yenny juga menunjukkan dukungan pada Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, sebagai pendamping Anies. Pengakuan itu Yenny ungkapkan ketika menemui Surya Paloh, Ketua NasDem.
Hasil survei tidak memihak Yenny
Seiring kedekatan yang ditunjukkan antara Yenny dengan tiga bakal capres, popularitas Yenny mungkin sedikit meningkat. Namun, berdasar hasil jajak pendapat yang dilakukan oleh berbagai lembaga survei menunjukkan, suara yang dikantongi Yenny sebenarnya kalah bersaing dengan nama-nama lain.
Menilik Survei Indikator yang digelar 20-24 Juni 2023 misalnya, AHY mengantongi suara 11,6 persen sebagai sosok yang paling pantas menjadi calon wakil presiden. Namanya berada di posisi nomor empat setelah Erick Thohir, dan Ridwan Kamil.
Sementara, nama Yenny tidak masuk dalam daftar tersebut. Memang, hanya ada beberapa nama tokoh perempuan yang masuk dalam daftar, di antaranya Khofifah Indar Parawansa, Susi Pudjiastuti, Sri Mulyani, Tri Rismaharini dan Puan Maharani. Perolehan suara masing-masing nama sangat kecil, di bawah 6 persen.
Kalau melihat simulasi tiga pasangan yang dilakukan oleh Lembaga Survei Indonesia periode 1-8 Juli 2023, siapapun cawapres yang mendampingi Anies tampaknya kurang mampu mendongkrak perolehan suara, termasuk Yenny. Gap yang tercipta masih terlalu lebar.
Anies-AHY hanya mampu mengantongi suara 19,7 persen. Kalah jauh dari pasangan Ganjar-Ridwan (34 persen), dan Prabowo-Erick (34,8 persen).
Begitu pula Anies kalau dipasangkan dengan Khofifah, mereka hanya meraup suara 21 persen. Angka itu akan sulit menyaingi Ganjar-Erick (34 persen) dan Prabowo-Cak Imin (30,7 persen).
Simulasi terakhir, Anies-Yenny mendapat suara hingga 18,2 persen. Angkanya kalah jauh dari Ganjar-Sandiaga (35,1 persen) dan Prabowo-Gibran (33,9 persen).
Penulis: Kenia Intan
Editor: Purnawan Setyo Adi