Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Sarung, yang Membuat Kiai Ma’ruf Amin Terima Pinangan Jokowi

Yamadipati Seno oleh Yamadipati Seno
3 September 2018
A A
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Kiai Ma’ruf Amin tetap mempertahankan gaya berbusana bersarung. Jokowi mengizinkannya. Gaya berbusana yang cocok untuk Pilpres 2019 mendatang.

Syarat, bagi beberapa orang sungguh perkara yang penting. Apalagi untuk hal-hal besar yang menentukan nasib jutaan manusia. Misalnya ketika seorang calon presiden mencari wakilnya. Seperti Jokowi, ketika “bergerilya” mencari pendamping untuk Pilpres 2019 sebelum akhirnya meminang Kiai Ma’ruf Amin sebagai calon wakil presiden.

Sepertu umumnya kiai, Ma’ruf Amin punya ciri khas berpakaian. Dari bawah, beliau mengenakan slop sebagai alas kaki. Naik ke atas, Ma’ruf Amin biasa mengenakan sarung dengan sebuah sabuk membelit pinggangnya. Tentu supaya sarung tersebut tidak melorot ketika mobile beraktivitas. Lalu, beliau juga suka mengenakan baju koko, jas, dan sorban melilit pundak. Peci tidak lupa tersemat di atas kepalanya.

Saking sudah cirinya begitu, yang ditanyakan Ma’ruf Amin ketika dipinang Jokowi sungguh spesifik. “Ketika diajak jadi calon wakil presiden, saya tanya: apakah saya kalau jadi wakil presiden harus ganti celana?” tanya sang kiai seperti dikutip oleh merdeka.com.

Seperti apa jawaban Jokowi? Ma’ruf Amin menirukan jawaban mantan Gubernur DKI itu secara langsung, “Oh tidak, pak kiai tetap seperti semula (bersarung).” Jawaban yang tentunya sungguh melegakan karena mengubah penampilan, bagi beberapa orang, sungguh sulit dilakukan, apalagi yang sudah menjadi ciri khas dirinya.

Bagi seorang santri, imam, guru, kiai, Ma’ruf Amin sudah nyaman dengan starter pack di atas: bersarung, bersandal slop, surban, dan peci. Jangan heran, cara berbusana ini punya filosofi yang sangat dalam, terutama sarung bagi laki-laki muslim.

Adalah Neyla Hamadah, seorang penulis, mengungkapkan makna sarung yang sangat cocok dengan filosofi Ma’aruf Amin sendiri. Jadi, Mbak Neyla, kurang lebih menulis seperti ini:

“Saya mengartikan filosofi sarung yang tanpa karet, atau tanpa resleting dan kancing. Kain sarung sangat sederhana. Namun, corak kain sarung sangat beragam dan detailnya apik. Seperti seharusnya pemikiran kita dalam bersosialiasai di tengah masyarakat yang kompleks seperti corak sarung. Bahwa kita hanya perlu berbuah baik dengan memberi manfaat kepada sesama,” tulis Mbak Neyla seperti yang ia tuangkan untuk beritagar.id.

“Digambarkan dengan tidak adanya atribut kancing dan resleting yang mengekang pergerakan badan. Artinya, kita semestinya bersikap fleksibel, tidak kaku dalam bergaul. Kemudian adanya ruang ketika kain sarung dipakai adalah sebuah pengibaratan untuk menerima dengan lapang dada apa saha yang menjadi permasalahan umat untuk dirasai bersama.”

“Gulungan kain di perut mengisyaratkan supaya kita tetap kuat menjaga silaturahmi bersama. Filosifi sarung yang penuh makna itu bisa kita jadikan kontemplasi akan kehidupan sosial kita yang makin hari makin gersang oleh kepentingan-kepentingan jangka pendek. Dari sebuah kain bahkan kita bisa belajar akan pentingnya menjaga silaturahmi antarsesama dengan sikap fleksibel. Sehingga memupuk persatuan dan kesatuan bangsa,” tutup Neyla.

Penjelasan Neyla sangat cocok dengan penjabaran Ma’ruf Amin bahwa santri tidak boleh kaku, tetap fleksibel di mana pun dia berada dan bekerja. “Gus Dur bisa jadi presiden. Santri tidak perlu ada rasa minder,” tegas Kiai Ma’ruf Amin. Apalagi, Jokowi, seperti disampaikan sang kiai, akan tetap menjaga tradisi bersarung. Kalau menang di Pilpres 2019, Ma’ruf Amin akan menjadi wakil presiden pertama yang mengenakan sarung di lingkungan istana.

Sang kiai menyampaikan pesan-pesan dalam safari politiknya sembari tetap mengenakan sarung. Beliau mengabarkan pesan bhineka tunggal ika, berbeda-beda seperti corak sarung tetapi tetap satu bagian. Sebagai kiai dan Rais Aam Nahdlatul Ulama, apalagi sebagai orang yang akan bertarung di kontestasi politik yang panas, pesan perdamaian ini sangat penting untuk terus digemakan.

Memberi contoh dengan perbuatan, dengan mempertahankan tradisi berbusana adalah contoh yang baik. Karena yang paling penting bukan semata busana, namun tindakan dan ketulusan hati untuk rakyat. Busana adalah simbol untuk menyampaikan maksud. Sarung, adalah simbol persatuan yang dipertahankan oleh Ma’ruf Amin.

Terakhir diperbarui pada 30 November 2018 oleh

Tags: cawapres jokowijokowiJokowi-Ma'ruf AminKiai Ma'ruf AminMa’ruf AminNahdlatul UlamanuPilpres 2019santriSarungsarung kiaisarung ma'ruf amin
Yamadipati Seno

Yamadipati Seno

Redaktur Mojok. Koki di @arsenalskitchen.

Artikel Terkait

Tayangan Trans7 tentang pesantren memang salah kaprah. Tapi santri juga tetap perlu berbenah MOJOK.CO
Aktual

Trans7 Memang Salah Kaprah, Tapi Polemik Ini Bisa Jadi Momentum Santri untuk “Berbenah”

17 Oktober 2025
Kereta Cepat Whoosh DOSA Jokowi Paling Besar Tak Termaafkan MOJOK.CO
Esai

Whoosh Adalah Proyek Kereta Cepat yang Sudah Busuk Sebelum Mulai, Jadi Dosa Besar Jokowi yang Tidak Bisa Saya Maafkan

17 Oktober 2025
Etika santri di pondok pesantren bukan pengkultusan pada kiai MOJOK.CO
Ragam

Dari Sungkem hingga Minum Bekas Kiai, Dasar Etika Para Santri di Pondok Pesantren yang Dituding Perbudakan

14 Oktober 2025
Apa yang Terjadi Jika Muhammadiyah Tidak Pernah Ada? MOJOK.CO
Esai

Fakta Menyeramkan Jika Muhammadiyah Tidak Pernah Lahir di Indonesia

5 Oktober 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
Bakpia Mojok.co

Sentra Bakpia di Ngampilan Siap Jadi Malioboro Kedua

1 Desember 2025
Judi Online, judol.MOJOK.CO

Pengalaman Saya 5 Tahun Kecanduan Judol: Delusi, bahkan Setelah Salat pun Doa Minta Jackpot

2 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Tragedi Sumatra Timbulkan Trauma: “Saya Belum Pernah Lihat Gayo Lues Seporak-poranda ini bahkan Saat Tsunami Aceh”

2 Desember 2025
Kirim anak "mondok" ke Dagestan Rusia ketimbang kuliah UGM-UI, biar jadi petarung MMA di UFC MOJOK.CO

Tren Rencana Kirim Anak ke Dagestan ketimbang Kuliah UGM-UI, Daerah Paling Islam di Rusia tempat Lahir “Para Monster” MMA

1 Desember 2025
Dari Jogja ke Solo naik KRL pakai layanan Gotransit dari Gojek yang terintegrasi dengan GoCar. MOJOK.CO

Sulitnya Tugas Seorang Influencer di Jogja Jika Harus “Ngonten” ke Solo, Terselamatkan karena Layanan Ojol

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.