Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Kucing: Hewan Angkuh, Egois, dan Tidak Setia yang Sebaiknya Dijauhi

Yamadipati Seno oleh Yamadipati Seno
14 Februari 2020
A A
Kucing jahat MOJOK.CO
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Lihat mata kucing yang dingin dan angkuh itu. Kamu seakan-akan bisa mendengar mereka berbicara: “Apa kamu manusia mecicil! Mau memberontak!” Dasar angkuh!

Izinkan saya membuka tulisan ini dengan sebuah kutipan dari Aulia Adam, jurnalis Tirto:

“Pemilik anjing sadar bahwa, jika Anda menghidangkan makanan, dan air, dan tempat tinggal, dan kasih sayang, maka anjing-anjing itu akan menganggap Anda dewa mereka. Sebaliknya, para pemilik kucing, sudah tentu sadar bahwa dengan menyajikan makanan, dan air, dan tempat tinggal, dan kasih sayang, maka kucing-kucing itu akan menganggap diri mereka sendirilah sang dewa.”

Kutipan itu bukan milik Aulia Adam, tetapi Christoper Hitchens, penulis cum jurnalis Inggris. Dia menuliskannya di dalam bukunya yang berjudul The Portable Atheist: Essential Readings for Nonbelievers. Rasanya, kalimat tersebut amat tepat menggambarkan keangkuhan makhluk bernama kucing itu.

Mereka memang punya citra buruk. Misalnya, angkuh, sombong, pemalas, dan tak setia. Namun memang, nggak bisa ditampik, kucing tetap jadi salah satu hewan peliharaan paling populer di dunia ini. Sungguh susah masuk akal sehat.

Bahkan, Pete Marra, kepala divisi Smithsonian Migratory Bird Center, pernah bilang begini: “Tidak ada orang yang menyukai ide untuk membunuh kucing. Tapi, terkadang, hal itu diperlukan.”

Marra bilang begitu karena mereka adalah sebuah ancaman. Marra berargumen dari perspektif seorang kepala pusat penelitian burung liar di Amerika Serikat. Hasil penelitiannya selama bertahun-tahun menunjukkan, kucing merupakan ancaman serius bagi kelangsungan eksistensi (dan ekosistem yang dibangun) burung, bahkan melebihi manusia.

Sikap Marra memang masuk akal. Coba lihat raut muka mereka ketika sudah kenyang. Mukanya tetap angkuh, seakan-akan bilang: “Kerja bagus, budak-budakku. Makanan hari ini enak semua.” Ketika lapar, mukanya dimelas-melaskan. Matanya berbinar dan seakan-akan memaksa kita untuk beranjak dari kursi untuk memberi mereka makan.

Kalau dicuekin, mereka tidak mau tahu. Mereka tidak mau menunggu. Mereka akan mulai menggerayangi kakimu. Setelah beberapa saat, mereka akan meloncat ke atas meja dan mengganggumu ketika lagi asyik bekerja di depan laptop. Di lain hari, mereka akan memaksa duduk di pangkuan atau di belakang punggungmu.

Mereka akan membuatmu tidak jenak, untuk kemudian beranjak mengisi mangkok makanan mereka yang kosong. Ketika kamu melakukannya, kamu seakan-akan bisa mendengar mereka tertawa angkuh. “Hahaha…ayo bekerja untukku, budak-budakku.” Kamu akan menggerutu dan mereka akan menikmatinya.

Setelah selesai makan dan kamu ingin bermain dengan kucing, mereka akan cuek dan tidak menganggap dirimu ada. Mereka akan memilih meringkuk di atas keset atau mencari tempat hangat lainnya untuk rebahan. Kurang ajar betul!

Ketika kamu kesal dan menatap mata mereka, mereka akan menatap balik. Lihat mata mereka yang dingin dan angkuh ketika menatap balik. “Apa! Mau memberontak!” mungkin itu yang terbersit di benak mereka. Jika ada dua kucing saling tatap, pasti berakhir baku hantam. Ini kucing apa anak STM?

Kenapa, sih, mereka begitu angkuh, sombong, dan seperti tidak setia? BBC menulis begini: citra kucing terbentuk berawal dari proses mereka dijinakkan di zaman dahulu. Proses itu jauh lebih lama ketimbang anjing. Kucing disebut selalu berada dalam posisi “memegang kendali”.

Kucing peliharaan pertama kali mulai muncul di desa-desa Neolitik di Timur Tengah sekitar 10.000 tahun yang lalu. Mereka tidak bergantung pada manusia untuk makanan. Mereka tetap punya naluri untuk mencari makan sendiri.

Iklan

Hubungan manusia dengan kucing, sejak awal, lebih berjarak dari anjing. Dulu, adalah jamak ketika anjing membantu manusia untuk berburu. Anjing peliharaan lebih mengandalkan manusia untuk soal makanan.

Kucing yang saat ini meringkuk di sofa atau memelototi kamu dari atas rak buku mencerminkan naluri nenek moyang mereka. Mereka menguasai rumahmu. Bagaimana jika mereka ngambek? Mereka akan berak sembarangan. Bahkan ada yang mengalami kucing mereka kencing sembarangan demi menjaga teritori, terutama ketika ada kucing baru di rumah. Egois betul.

Mereka menganggap rumahmu adalah rumah mereka. mereka tidak akan pikir dua kali untuk mencuri ikan asin yang kamu simpan untuk makan malam. Lengah sedikit saja, kamu akan menyesal.

Faktor lain yang membuat mereka harus dijauhi adalah mereka dapat menularkan virus toxoplasmosis kepada manusia. toxoplasmosis berasal dari hewan parasit bersel satu, atau protozoa. Inilah yang menyebabkan kemandulan pada wanita.

Memang, bukan hanya kucing yang dapat terinfeksi toxoplasma. Namun, mereka memang inang definitif toxoplasma. Toxoplasma dapat berkembangbiak dengan kedua cara, yaitu seksual dan non seksual. Penularan dapat dicegah dengan dua cara: cuci tangan memakai sabun hingga bersih dan nggak usah memelihara kucing sekalian.

Nah, masih banyak alasan buat kamu untuk menjauhi mereka. Silakan tambahkan untuk meningkatkan awareness perihal berbahayanya mereka. Sudah saatnya kita beralih memelihara trenggiling atau ular boa sekalian.

BACA JUGA Kenapa Hidup Kucing Lebih Menyenangkan daripada Hidupmu? atau tulisan Yamadipati Seno lainnya.

Terakhir diperbarui pada 14 Februari 2020 oleh

Tags: Anjinghewan peliharaankucingkucing jahatmemelihara kucingpenyakit karena kucing
Yamadipati Seno

Yamadipati Seno

Redaktur Mojok. Koki di @arsenalskitchen.

Artikel Terkait

Penjual Es Buah dengan Pesugihan Anjing Hitam di Samping Kios MOJOK.CO
Malam Jumat

Penjual Es Buah dengan Pesugihan Anjing Hitam di Samping Kios

7 Juli 2023
Jangankan Membunuh Kucing, Jenderal Pembunuh Manusia Aja Kita Maafkan MOJOK.CO
Esai

Jangankan Membunuh Kucing, Jenderal Pembunuh Manusia Aja Kita Maafkan

19 Agustus 2022
cara merawat kucing berdasar jenisnya.
Kilas

Kiat Merawat Kucing Berdasarkan Jenisnya: Bulu Panjang, Pendek, hingga Rumahan

11 Juni 2022
Animal Communicator dan Bagaimana Ia Bekerja Mencari Kucing yang Hilang
Liputan

Animal Communicator dan Bagaimana Mereka Mencari Kucing yang Hilang

24 Maret 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

banjir sumatra.mojok.co

Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?

4 Desember 2025
Gowes Ke-Bike-An Maybank Indonesia Mojok.co

Maybank Indonesia Perkuat Komitmen Keberlanjutan Lewat Program Gowes Ke-BIKE-an

29 November 2025
pendidikan, lulusan sarjana nganggur, sulit kerja.MOJOK.CO

Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada

5 Desember 2025
Menanti kabar dari keluarga, korban bencana banjir dan longsor di Sumatera. MOJOK.CO

‘Kami Sedih dan Waswas, Mereka seperti Tinggal di Kota Mati’ – Kata Keluarga Korban Bencana di Sumatera

1 Desember 2025
Pelaku UMKM di sekitar Prambanan mengikuti pelatihan. MOJOK.CO

Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih

3 Desember 2025
Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.