Kalaulah ada pohon yang punya keterikatan erat dengan Indonesia, maka pohon beringin pastilah salah satunya. Bukan hanya karena ia menjadi satu-satunya pohon yang masuk dalam lambang sila pada Pancasila, namun selain itu, ia juga kerap dijadikan sebagai aneka logo di institusi ataupun organisasi di Indonesia, mulai dari koperasi, partai politik, sampai kementerian.
Tak hanya populer secara “nasional”, pohon beringin ini juga populer secara supranatural. Bersama pohon sawo, asem, dan randu, ia sukses membentuk aliansi empat serangkai pohon markas dhemit yang disegani dan selalu bikin bergidik ngeri siapapun yang melewatinya.
Sebagai pohon yang dikenal wingit, tak pelak, pohon beringin selalu memunculkan mitos yang aneh-aneh di kalangan masyarakat.
Berikut ini adalah beberapa mitos perihal pohon beringin.
Tak Bisa Sembarangan Ditebang.
Ini mitos yang cukup umum dan banyak beredar di masyarakat, bahwa pohon beringin tak bisa ditebang sembarangan. Katanya, jika pohon beringin besar apalagi yang sudah berusia lanjut akan ditebang, dan tidak ada ritual khusus sebelumnya, maka si pohon akan ngambek dan menjadi sulit ditebang.
Apakah mitos ini benar? Entahlah, tapi yang jelas, dengan atau tanpa ritual, memotong pohon yang diameter batangnya tak cukup dipeluk satu orang tentu akan selalu menjadi hal yang menyulitkan.
Tak Boleh Dikencingi.
Seseorang pastilah marah jika rumahnya dikencingi. Maka, begitu pula dengan orang-orang yang menganggap bahwa para penunggu pohon beringin juga pasti akan marah jika ada orang yang kencing di rumahnya.
Konon, seseorang yang nekat kencing di pohon beringin yang kebetulan “berpenghuni” dan penghuninya tidak ikhlas, maka si penyumbang air kemih bisa saja akan kena sawan, sejenis penyakit yang disebabkan oleh gangguan makhluk halus.
Dilarang Bergelantungan di Akar Beringin
Seperti yang kita ketahui bahwa beringin mempunyai akar pohon yang menjulur dari batang dan menjuntai ke bawah. Bagian akar yang menjuntai ini menjadi khas pohon beringin dan sering digunakan anak-anak untuk bergelantungan.
Nah, terkait dengan kegiatan bergelantungan ini, orang jaman dulu banyak melarang anak-anaknya yang main di sekitar pohon-pohon besar, salah satunya beringin, untuk bergelantungan di akar yang menjuntai, mereka mengatakan jika bergelantungan di akar menjuntai pada pohon besar bisa membuat nasib seseorang jadi mudah bergantung pada orang lain, alias tidak mandiri.
Apakah mitos ini benar? Lagi-lagi entahlah. Tapi yang jelas, Tarzan yang sering bergelantungan di akar-akar yang menjuntai di pohon besar itu terlihat sangat mandiri dan tidak bergantung pada orang lain. Kalaupun ia terlihat begitu bergantung pada orang lain, itu hanya pada episode Tarzan X.