Jika suatu saat rubrik Nabati ini mengadakan penganugerahaan atau award untuk berbagai kategori yang dianggap “paling nabati”, maka untuk kategori kota paling nabati, pemenangnya sudah barang tentu adalah Jakarta. Lha. bagaimana tidak? Provinsi ini banyak wilayahnya yang menggunakan nama tumbuhan, baik yang setingkat kelurahan maupun kecamatan.
Selain Jakarta, wilayah sekitarnya, seperti Depok dan Tangerang, juga mengoleksi tempat-tempat yang dinamai dengan nama tumbuhan. Berikut ini beberapa di antaranya.
Kapuk
Kalau ada yang belum tahu kapuk, kapuk ini adalah istilah lain dari kapas.
Pegadungan
Diambil dari kata gadung, yang merupakan salah satu jenis tanaman umbi.
Kebon Jeruk
Nggak cuma tanamannya, ia bahkan sampai ke kebon-kebonnya.
Kemanggisan
Tentu saja ini berasal dari kata manggis, yang kulitnya bisa bikin kabar gembira itu.
Tanjung Duren
Sudah cukup jelas, nggak perlu ditanyakan lagi.
Cipete
Ci artinya sungai, pete artinya petai. Mungkin ini daerah yang banyak tumbuh petai di sekitar sugainya.
Pondok Labu
Kalau yang tadi bawa-bawa nama kebon, nah kalau ini bawa-bawa nama pondok.
Karet
Masih perlu penjelasan?
Cempaka Putih
Cempaka adalah bahasa Indonesia untuk bunga kantil.
Kebon Kelapa
Ada kebon lagi nih.
Mangga Dua
Nah, kalau yang ini sudah main jumlah.
Kebon Melati
Ah, kebon lagi, kebon lagi, tapi nggak apa-apa, melati harum soalnya.
Kelapa gading
Kelapa yang pendek pohonnya, kelapa kate, lah.
Sungai Bambu
Kalau yang tadi petai di pinggir kali, kalau yang ini mungkin bambu di tengah kali.
Pondok Kopi
Perpaduan pas antara tempat singgah dan minuman panas.
Rambutan
Tidak butuh penjelasan.
Kelapa Dua
Kalau yang tadi Mangga Dua, sekarang Kelapa Dua.
Duren Sawit
Yang ini keren, dua tanaman sekaligus, duren sama sawit.
Rawa Terate
Kebon sudah, pondok sudah, kali ini rawa, biar adil.
Dan masih banyak lagi, di antaranya Kota Bambu, Srengseng, Pinangsia, Gandaria, Kebayoran, Bintaro, Gambir, Bidaracina, dll.
Nah, sampai sekarang, kami tidak tahu pasti mengapa banyak wilayah di Jakarta diberi nama dengan nama tumbuhan, tapi yang jelas, hal ini kemungkinan memang sudah menjadi tradisi lama. Maklum, bahkan sejak dulu, nama awal Jakarta pun memang sudah mengandung nabati, Sunda Kelapa.
Lha, jangankan nama wilayah, nama kuburan pun pakainya nama tanaman. Jeruk purut, misalnya.
Yah, inilah salah satu bentuk kreativitas sesepuh-sesepuh Jakarta. Semoga nama-nama wilayah yang unik ini tetap lestari tanpa adanya pemekaran, sebab kalau sampai ada, saya takut nanti akal muncul kelurahan atau kecamatan baru yang namanya pakai nama tanaman juga.
Kelurahan Resede, Kecamatan Enceng Gondok, misalnya.