Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Uneg-uneg

Stigma tentang ‘Perempuan Berkumis’ yang Mengganggu

Redaksi oleh Redaksi
27 November 2022
A A
perempuan berkumis mojok.co

Ilustrasi Surat Orang Biasa (Ega Fansuri/Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Katanya, nama panggilan itu penanda keakraban. Misalnya, Anisa menjadi Caca, Rheza menjadi Kriwil, Faiz menjadi Jitong, atau Nisrina menjadi Kumis. Memang begitu kok. Bentuknya bermacam-macam bahkan terkadang malah menjelma menjadi julukan. Yah kalian tahu sendiri lah betapa beragamnya nama panggilan di Indonesia. Semuanya ada, mulai dari yang mendekati nama asli, yang terdengar bagus bahkan sampai yang ngawur blass juga banyak.

Selama hidup, saya telah menyandang beberapa nama panggilan. Ada satu nama yang cukup lucu dan terkenang. Panggilannya, Kumis. Sewaktu Aliyah, terkadang, teman-teman memanggil saya kumis. Ini semua berkat kumis yang nggak seberapa di wajah saya.

Kumis merupakan hal lumrah bagi laki-laki. Bagi perempuan, kumis bisa jadi adalah sesuatu yang nggak diharapkan tumbuh. Tapi, sejujurnya punya kumis tipis juga nggak mengurangi kecantikan seorang wanita, lho. Lihat saja Iis Dahlia, Vanesha Priscilla bahkan Syifa Hadju. Bukan hanya cantik, tetapi manis juga.

Ketika remaja, ternyata saya ditumbuhi banyak rambut tipis yang di bagian wajah. Bukan hanya kumis, tetapi ada juga janggut. Buat saya tidak mengganggu sih, malahan kadang saya senang karena merasa menjadi beda dari yang lain. Jadi boro-boro tersinggung, saya hanya menganggapnya sebagai candaan belaka. Jauh sebelum panggilan kumis disematkan, saya memang berbangga diri karena memiliki kumis tipis.

Sampai suatu waktu, saat pelajaran Biologi kelas 11, guru saya ikut menertawakan kumis tersebut. Barulah saya tahu bahwa kumis tipis pada perempuan identik dengan libido yang tinggi. Iya, saya belum pernah mencari tahu apapun perihal kumis yang nggak seberapa itu. Saat itu, saya hanya menduga-duga ini adalah bagian dari pubertas dan ternyata penyebabnya memang berkaitan dengan hormon. Namanya hirsutisme.

Kalau nggak salah, kejadiannya saat pembahasan bab reproduksi. Ketika menjelaskan materinya tiba-tiba guru saya nyeletuk, “Kalau perempuan ada kumisnya, berarti dia itu ‘jago’,” lalu beliau menyebutkan nama saya sebagai contoh, seisi kelas langsung tertawa. Saya yang saat itu nggak melakukan apa-apa tetapi malah tiba-tiba malu sendiri. Teman-teman yang awalnya nggak tahu tentang mitos itu juga jadi ikut-ikutan meledek. Bahkan, katanya, nama saya juga menjadi contoh di kelas lain. Padahal mau dijadikan contoh pun nggak nyambung kan ya. Contoh dari apa pula?

Yah, saya tahu itu hanya bercanda. Bahkan berkali-kali saat pelajaran biologi, saya juga ikut tertawa karena ‘guyonan’ tersebut. Tapi serius deh, setelah itu, panggilan ‘kumis’ menjadi agak janggal buat saya. Terkadang, ketika saya melewati gerombolan anak laki-laki kelas 11, mereka tertawa sambil memanggil ‘kumis, kumis!’ yang rasanya memang tertuju ke saya. Barangkali maksudnya bukan meledek, tapi sadar nggak sadar saya jadi tersugesti. Rasanya, mereka yang memanggil saya ‘kumis’, pasti mengira kalau saya ini mesum banget orangnya. Padahal itu hanya imajinasi saya sendiri.

Perempuan memiliki rambut berlebih karena disebabkan oleh kondisi medis tertentu. Mulai dari penyebab yang biasa bahkan bisa jadi dia terkena penyakit serius. Coba deh googling. Saya nggak akan membahas ini karena bukan kapasitas saya. Mojok pernah membahasnya di sini.

Optimisme benar-benar berpengaruh terhadap kepercayaan diri. Ini serius loh. Saya yakin pasti di luar sana banyak sekali perempuan-perempuan yang memiliki keadaan sama dengan saya. Terlepas dari masalah kumis, pasti banyak keadaan-keadaan lain yang membuat seseorang merasa gagal dalam memenuhi ekspektasi masyarakat, lalu malah menjatuhkan nilai negatif pada diri sendiri.

Daripada membiarkan kualitas hidup kita menurun karena hal tersebut, lebih baik kita mencoba memberi makna lain atas keadaan tersebut. Misalnya, makna yang membuat pikiranmu menjadi bahagia. Kalau kamu bersikeras dengan perasaan itu, yang terburuk kamu mungkin akan menyabotase dirimu sendiri.

Nisrina Ridiani
Kasihan, Bantul
[email protected]

Uneg-uneg, keluh kesah, dan tanggapan untuk Surat Orang Biasa bisa dikirim di sini

Terakhir diperbarui pada 27 November 2022 oleh

Tags: kumisperempuan berkumissurat orang biasa
Redaksi

Redaksi

Artikel Terkait

gunungkidul mojok.co
Uneg-uneg

Apakah Gunungkidul Masih Layak Disebut Kawasan Gunung Sewu?

15 Januari 2023
selasa wagen malioboro mojok.co
Uneg-uneg

Selasa Wagen Malioboro yang Terasa Berbeda

8 Januari 2023
sekolah daring mojok.co
Uneg-uneg

Sekolah Daring Mengubah Segalanya

8 Januari 2023
petani karet mojok.co
Uneg-uneg

Keluh kesah sebagai Anak Petani Karet

8 Januari 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

musik rock, jogjarockarta.MOJOK.CO

JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan

5 Desember 2025
S3 di Bandung, Istri PNS Makassar- Derita Jungkir Balik Rumah Tangga MOJOK.CO

Jungkir Balik Kehidupan: Bapak S3 di Bandung, Istri PNS di Makassar, Sambil Merawat Bayi 18 Bulan Memaksa Kami Hidup dalam Mode Bertahan, Bukan Berkembang

1 Desember 2025
waspada cuaca ekstrem cara menghadapi cuaca ekstrem bencana iklim indonesia banjir longsor BMKG mojok.co

Alam Rusak Ulah Pemerintah, Masyarakat yang Diberi Beban Melindunginya

1 Desember 2025
Relawan di Sumatera Utara. MOJOK.CO

Cerita Relawan WVI Kesulitan Menembus Jalanan Sumatera Utara demi Beri Bantuan kepada Anak-anak yang Terdampak Banjir dan Longsor

3 Desember 2025
Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

2 Desember 2025
Guru sulit mengajar Matematika. MOJOK.CO

Susahnya Guru Gen Z Mengajar Matematika ke “Anak Zaman Now”, Sudah SMP tapi Belum Bisa Calistung

2 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.