Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Kilas

Nestapa di Balik Kemewahan Influencer: Kontrak Kerja Nggak Jelas sampe Nggak Dibayar!

Redaksi oleh Redaksi
9 September 2023
A A
influencer mojok.co

Uneg-uneg influencer (Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Siapa sih yang nggak mau jadi influencer di zaman sekarang? Bisa dapat barang-barang endorse dan jalan-jalan gratis. Namanya bisa populer di mana-mana. Dapat duit banyak cuma modal posting video atau foto saja. Hidup influencer dan selebgram tampak sempurna dan bahagia di media sosial.

Tapi kamu tahu nggak? sebenarnya banyak kisah pahit dan sedih yang para influencer alami. Ini kisah saya. Profesi influencer mulai saya tekuni sejak 2020. Saat pandemi datang saya baru saja resign dan iseng mendaftarkan akun instagram saya ke salah satu manajemen influencer.

Manajemen influencer dalam dunia perendorsean berperan penting sebagai perantara antara para pemasang iklan (brand) dan influencer. Mereka juga membantu para brand untuk menemukan influencer yang cocok bagi promosi dan produk mereka.

Pengalaman saya dari nano ke micro influencer

Di tahap awal, saya masuk dalam kategori influencer nano. Influencer nano ini masuk dalam kategori terendah dalam kasta dunia perendorsean dan mendapatkan bayaran terendah. Terkadang hanya dapat barteran produk saja tanpa bayaran. Buat saya mendapatkan produk gratisan sudah sangat membantu menghemat pengeluaran. Cara pemilihan influencer untuk endorsement cukup mudah.

Calon influencer mendaftar ke manajemen. Lalu manajemen akan mengundang ke grup whatsapp. Admin manajemen lalu akan memposting sejumlah tawaran endorsement, lengkap dengan sejumlah syarat di dalam grup tersebut. Para influencer yang bersedia, lalu mendaftar melalui formulir google. Manajemen lalu menyerahkan daftar calon influencer untuk dipilih brand dan akan mengumumkan di grup para influencer yang terpilih.

Lalu, manajemen akan mengundang yang terpilih lagi ke dalam grup koordinasi. Dalam grup itulah manajemen memberikan informasi tugas-tugas (brief) dan waktu deadline-nya. Setelah pembuatan dan memposting konten selesai, para influencer wajib mengumpulkan insight atau hasil kegiatan dari promosi produk. Uang bayaran endorse biasanya cair paling cepat tujuh hari setelah konten endorse naik. Mulailah saya dapat produk-produk endorse seperti skincare, produk bayi, makanan, kopi-kopian.

Lambat laun saya mulai mendapat bayaran seiring dengan peningkatan jumlah pengikut. Walau belum banyak dapat endorsan, cukup membuat saya bahagia karena bisa berkarya di tengah suntuknya kungkungan PPKM. Ketika followers saya naik dan saya menjadi micro influencer, mulai banyak tawaran endorse dari berbagai macam produk. Dan mulailah saya masuk ke dalam sejumlah permasalahan dunia perendorsan. Bayaran Lamban hingga kena tipu.

Masalah di dunia influencer

Masalah pertama adalah lamanya proses pencairan fee endorse. Biasanya fee endorse cair minimal 2 minggu setelah semua anggota manajemen selesai memposting. Paling banyak yang membayar sebulan setelah materi endorse tayang.

Namun sejumlah brand baru membayar fee endorse lebih dari empat bulan. Bahkan ada yang baru 6 bulan setelah puluhan kali ditagih manajemen.

Masalah pelik lainnya adalah potongan administrasi manajemen yang tidak ada aturan khusus. Manajemen kerap kali mengambil potongan fee terlalu tinggi, lebih dari 50 persen. Kami tidak bisa berbuat banyak, sebab masalah fee dari brand tidak kami ketahui. Manajemen hanya menginformasikan saja jumlah fee yang akan kami dapat setelah potongan biaya administrasi.

Pernah suatu kali saya mendapatkan job endorse dari salah satu produk dari manajemen dengan fee di bawah 100 ribu. Kebetulan saya kenal dengan petugas brand (PIC) yang memegang kerjasama influencer. PIC itu kaget ketika mengetahui fee influencer yang diterima sudah dipotong 50 persen dari fee awal.

Padahal dalam perjanjian, manajemen menginformasikan akan memotong biaya administrasi 10 hingga 30 persen dari fee yang diberikan brand. 

Uang Endorse Dibawa Kabur Manajemen Influencer

Permasalahan terbesar yang pernah saya alami adalah pemimpin manajemen tempat saya bernaung membawa kabur uang kami. Kejadian ini terjadi di akhir 2021. Awalnya manajemen lambat mencairkan fee.

Fee baru cair usai kami menagih berkali-kali. Lama kelamaan, kami mulai susah untuk mengontak sang pemilik. Ia juga lama dalam membalas japrian. Puncaknya sang pemilik manajemen hilang dari peredaran dan kami tidak bisa menghubungi.

Iklan

Para anggota manajemen pun berupaya mencarinya dengan mendatangi rumah sang pemilik. Sayangnya saat kami menyambangi, rumah tersebut kosong tidak berpenghuni. Usut punya usut alamat rumah di KTP sang pemilik hanyalah rumah kontrakan. Sang pemilik sudah pindah sejak tahun lalu dari rumah tersebut. Total ada puluhan juta rupiah uang fee endorse puluhan influencer yang ia bawa kabur.

Para anggota manajemen pun tak dapat bertindak apapun apalagi melapor pada polisi. Kami terpaksa gigit jari merelakan uang kami yang raib entah ke mana.

Pemerintah Seolah Tak Berpihak Pada Pekerja Digital

Lemahnya posisi influencer dalam dunia perendorsan adalah masalah utama yang para pekerja kreatif digital hadapi. Penyebabnya tidak adanya ketentuan baku dan pasti yang mengatur dunia perendorsan.

Contoh nyata tidak ada standar pemotongan fee influencer, batas waktu pencairan fee dan segala kegiatan lainnya. Pembuatan kesepakatan di awal kerja sama hanyalah berdasarkan pemotongan fee influencer juga ditentukan satu pihak dari manajemen influencer.

Pemerintah seolah masih menganggap remeh pekerjaan para influencer. Hingga kini belum ada undang-undang atau peraturan yang mengatur detail hak-hak para pekerja lepas dunia maya. Juga tidak ada kewajiban manajemen berbentuk perusahaan. Hal ini membuat pihak pengelola manajemen tidak mengetahui hak para pekerja lepas ini.

Jadi jalan-jalan gratis, barang-barang mewah yang terlihat dalam akun instagram kami hanyalah bonus yang terasa di antara peliknya kekusutan dunia perinfluenceran. Semua kenikmatan itu tidak kami dapatkan secara instan dan sesimple foto-foto lalu dapat tawaran endorse bertubi-tubi. Kecuali kamu anak presiden atau sultan yang akan mendapat banyak perhatian dan tawaran endorse. 

Patricia Vicka,
Sleman, Yogyakarta,
[email protected]

BACA JUGA Uneg-uneg dari Penulis Novel “Bismillah Kunikahi Suamimu” tentang Tensi 143/165 dan keluh kesah lain dari pembaca Mojok di UNEG-UNEG

Keluh kesah dan tanggapan Uneg-uneg  bisa dikirim di sini.

Terakhir diperbarui pada 9 September 2023 oleh

Tags: Infuenceruneg-uneg
Redaksi

Redaksi

Artikel Terkait

Overthinking Siswa SMA yang Akhirnya Berhasil Kuliah Jalur SNBP di Universitas Trunojoyo Madura MOJOK.CO
Uneg-uneg

Overthinking Siswa SMA yang Akhirnya Berhasil Kuliah Jalur SNBP di Universitas Trunojoyo Madura

20 April 2024
Kelakuan Pengemudi Mobil di Surabaya Bikin Orang Banyak-banyak Istigfar MOJOK.CO
Uneg-uneg

Kelakuan Pengguna Mobil di Surabaya Bikin Orang Banyak-banyak Istigfar

13 Maret 2024
Surat Cinta untuk Petugas Parkir Liar di Jakarta yang Cuma Modal Peluit MOJOK.CO
Uneg-uneg

Surat Cinta untuk Petugas Parkir Liar di Jakarta yang Cuma Modal Peluit

10 Maret 2024
Jalur Pantura Semarang-Kudus Adalah Alasan Saya Merem Melek dan Misuh! MOJOK.CO
Uneg-uneg

Jalur Pantura Semarang-Kudus Adalah Alasan Saya Merem Melek dan Misuh!

9 Maret 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra

4 Desember 2025
Relawan di Sumatera Utara. MOJOK.CO

Cerita Relawan WVI Kesulitan Menembus Jalanan Sumatera Utara demi Beri Bantuan kepada Anak-anak yang Terdampak Banjir dan Longsor

3 Desember 2025
Pelaku UMKM di sekitar Prambanan mengikuti pelatihan. MOJOK.CO

Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih

3 Desember 2025
musik rock, jogjarockarta.MOJOK.CO

JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan

5 Desember 2025
jogjarockarta.MOJOK.CO

Mataram Is Rock, Persaudaraan Jogja-Solo di Panggung Musik Keras

3 Desember 2025
Guru sulit mengajar Matematika. MOJOK.CO

Susahnya Guru Gen Z Mengajar Matematika ke “Anak Zaman Now”, Sudah SMP tapi Belum Bisa Calistung

2 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.