Saya terkadang heran. Campur aduk antara marah dan juga kecewa dengan teman-teman di perkuliahan. Mereka yang notabenenya “Anak KIP” (program beasiswa pemberian bantuan tunai untuk mahasiswa dari keluarga yang kurang mampu) tetapi mereka bisa sesantai itu di perkuliahan.
Saya tahu hidup ini harus santai. Namun bagaimana jika tugas jarang diselesaikan, kehadiran juga kurang maksimal. Saya tidak habis pikir dengan jalan pikiran mereka. Apakah mereka tidak berpikir bahwa mereka adalah orang-orang yang beruntung bisa dapat kesempatan untuk melanjutkan studi mereka.
Lalu bagaimana dengan orang tua mereka yang telah memberikan kepercayaan dan sejuta harapan kepada anak-anaknya. Mereka jauh-jauh meninggalkan kampung halaman untuk melanjutkan studi pendidikan. Harapannya bisa mendapatkan pengetahuan serta pengalaman untuk masa depannya.
Mendapatkan KIP itu tidak mudah. Calon penerima KIP harus melengkapi berbagai berkas persyaratan. Mereka tidak ingat usaha yang mereka lakukan untuk mendapatkan itu (program beasiswa KIP). Kesana kemari untuk kelengkapan berkas apalagi mereka yang berasal dari daerah-daerah yang jauh dari perkotaan.
Ini bukan hanya terkait kelakuan mereka di perkuliahan tetapi juga pergaulan yang mereka lakukan di lingkungan tempat tinggal ataupun di lingkup pertemanan. Tak jarang di antara mereka ada salah pergaulan. Sebenarnya dari pergaulan juga memicu dampak-dampak yang buruk di perkuliahan mereka.
Pesan buat mereka, gunakan kesempatan yang diberikan, buktikan bahwa kalian memang layak mendapatkannya.
Muh. Yusril
Pare-Pare, Sulawesi Selatan
myusrilar08gmail.com
Keluh kesah dan tanggapan Uneg-uneg bisa dikirim di sini