Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kampus

Bukan Cuma Merugikan Mahasiswa, Unpaid Internship Juga Merugikan Perusahaan

Mazaya Sofi Rahmani oleh Mazaya Sofi Rahmani
4 Januari 2023
A A
Bukan Cuma Merugikan Mahasiswa, Unpaid Internship Juga Merugikan Perusahaan

Bukan Cuma Merugikan Mahasiswa, Unpaid Internship Juga Merugikan Perusahaan (Pixabay.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Demi efektivitas biaya atau apalah itu namanya, banyak perusahaan kini mengatasnamakan pengalaman sebagai nilai tukar sah atas kerja keras yang ditumpahkan mahasiswa pemagang. Meski sudah saling sepakat, saya rasa hal itu kurang adil bagi pemagang. Tapi, banyak yang tidak sadar, bahwa perusahaan sebenarnya rugi jika mereka menganut unpaid internship ini.

Fenomena unpaid internship dapat dijelaskan dengan teori ekonomi permintaan-penawaran sederhana. Penawaran tenaga kerja dari mahasiswa melampaui jumlah permintaan dari perusahaan penyedia program magang. Hal tersebut berujung pada tenaga kerja tanpa kontrak yang mau dibayar berapa pun demi menambah titel di LinkedIn serta menyelesaikan tugas praktik kerja lapangan. Perusahaan menyadari hal tersebut, kemudian memanfaatkan momentum ini untuk mempekerjakan mahasiswa dengan cuma-cuma.

Sudah banyak diskursus yang membahas bagaimana unpaid internship merugikan mahasiswa dan merupakan bentuk ketidakadilan yang harus dihentikan. Sayangnya, argumen tersebut belum kunjung sukses membuat perusahaan dan lembaga besar memberhentikan program unpaid internship. Maka, anggaplah dua argumen berikut sebagai bentuk usaha dalam meyakinkan perusahaan bahwa unpaid internship merugikan tidak hanya mahasiswa, tapi juga perusahaan.

Produktivitas meningkat dengan naiknya upah

Unpaid internship memberikan kesan non-kompetitif serta tanggung jawab yang ringan bagi pendaftarnya. Mahasiswa biasanya sadar bahwa mereka akan melakukan pekerjaan ecek-ecek tanpa tekanan berat. Mereka tahu betul bahwa mereka bekerja tanpa upah, sehingga harapan yang muncul adalah tugas yang tidak mungkin memberatkan. Apabila mereka merasa diberatkan, tidak ada yang menghentikan para pemagang untuk berhenti begitu saja. Mereka tidak akan merasa kehilangan pekerjaan. 

Ya meski nyatanya meski diberi kerja berat pun mereka tak kabur, tapi tetap saja hasilnya kurang dari yang diharapkan.

Berbeda dengan mahasiswa dengan paid internship, pemagang tersebut berkemungkinan lebih besar untuk berkomitmen karena ia akan merasa terancam kehilangan upahnya. Jika hasil kerjanya tidak memuaskan, perusahaan dapat menegur pemagang dan mengharapkan perubahan. Itu semua berkat beban tanggungjawab yang meningkat dengan adanya upah bagi pemagang. Sehingga para pemagang akan cenderung lebih produktif dengan adanya bayaran yang sesuai.

Keterkaitan antara upah dengan performa karyawan juga dianalisis Harvard Business Review yang mengulas peningkatan upah minimum oleh Amazon. Pada 2018, Amazon meningkatkan upah minimum yang awalnya $7.5 menjadi $15 dan terus meningkat hingga kini pada angka $19. Kenaikan tersebut kemudian dianalisis oleh Harvard Business Review dengan mengaitkan risetnya terhadap firma di Amerika Serikat. 

Lembaga tersebut memperkirakan beberapa keuntungan yang dipertimbangkan Amazon untuk meningkatkan upah minimumnya. Yaitu pertama, upah lebih tinggi memungkinkan Amazon untuk menarik dan mempertahankan karyawan yang lebih baik. Kedua, mengupah karyawan dengan gaji yang lebih tinggi dari harga pasar dapat memberi motivasi terhadap karyawan untuk menetap di perusahaan tersebut. 

Baca Juga:

4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

4 Dosa Pemilik Jasa Laundry yang Merugikan Banyak Pihak

Ditambah dengan intuisi dasar untuk mengejar pekerjaan dengan gaji tinggi, hal tersebut menghasilkan ketertarikan yang lebih tinggi terhadap lowongan di Amazon dari para calon pekerja. Dengan peminat yang lebih banyak, kini Amazon dapat memilih tenaga kerja yang paling berkualitas dari lapangan luas tersebut. 

Intuisi mengejar upah lebih tinggi tersebut juga bisa ditemukan pada calon-calon pemagang. Sehingga, perusahaan yang memberlakukan paid internship kemungkinannya akan mendapatkan pilihan calon-calon pemagang yang jauh lebih baik. Tak hanya itu, komitmen pemagang dalam menyelesaikan program tersebut juga akan jauh lebih tinggi. Khawatir kehilangan upah atau uang saku magang akan menjadi salah satu faktor yang kuat untuk mempertahankan posisi tersebut. Pada akhirnya, pemagang memiliki motivasi yang tinggi untuk memperlihatkan etos kerja yang maksimal diri mereka.

Mengancam pandangan publik terhadap perusahaan

Tak hanya itu, unpaid internship menempatkan branding perusahaan dalam posisi yang rentan. Hal ini sangat mungkin terjadi dengan mudahnya akses terhadap media sosial, sehingga informasi menjadi jauh lebih cepat tersebar dan pandangan publik bisa dengan mudah diubah.

Hal ini harus dilalui oleh lembaga internasional, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), pada 2015 lalu. Seorang pemagang PBB terlihat bermalam di tenda di pinggir Danau Geneva. Menyorot perhatian publik, David Hyde mengatakan bahwa dirinya merupakan unpaid intern PBB yang tidak dapat menyewa tempat tinggal. Atensi media massa tertuju pada PBB, menanyakan bagaimana hal semacam ini bisa terjadi pada salah satu lembaga yang paling dihormati di seluruh dunia?

Tidak lama setelah berita tersebut menjadi perbincangan hangat di Geneva dan New Zealand, David mengakui bahwa dirinya sengaja bermalam di tenda dan membeberkannya pada media massa sebagai publicity stunt. Ia berniat mengangkat kesadaran publik terhadap unpaid internship oleh lembaga yang ironisnya memperjuangkan hak asasi manusia. Hal tersebut menempatkan PBB pada posisi yang memalukan. Hal ini tidak akan terjadi seandainya PBB dapat memberikan hak yang layak terhadap David.

Hal serupa juga dialami oleh salah satu startup edukasi Campuspedia pada 2021 lalu. Sebuah utas di Twitter memperlihatkan kesaksian dari pihak anonim yang mengaku mantan pemagang dari Campuspedia. Sesuai tangkapan layar yang diunggah, mantan pemagang menceritakan adanya penalti dan kontrak yang tidak masuk akal dari Campuspedia. Utasan tersebut menarik banyak teguran pengguna Twitter sehingga pihak Campuspedia harus mengeluarkan pernyataan permintaan maaf dan pengembalian uang penalti pada mereka yang membayarnya. Setelah insiden tersebut, akun Twitter Campuspedia tidak lagi aktif.

Program Kemendikbud Kampus Merdeka juga sempat menjadi sasaran para pemagang. Serupa dengan kisah David Hyde yang menjadi unpaid intern di PBB, banyak peserta magang kampus merdeka mengaku terpaksa mengutang pinjaman online agar bisa menetap di daerah lokasi magang. Ditambah dengan lamanya keterlambatan pencairan uang saku sebagian peserta, banyak dari mereka kesulitan membayar utang tersebut.

Semua protes terhadap sistem Kampus Merdeka tersebut tertampung pada petisi yang dimulai pada Oktober 2021 dan kini telah ditandatangani oleh lebih dari 11.000 orang menuntut pencairan uang saku secepatnya. Hal ini benar-benar menunjukkan bagaimana sistem permagangan di Indonesia harus segera ditata ulang bahkan dari pihak pemerintahan sekalipun.

Maka demi kebaikan perusahaan dan tenaga magang, unpaid internship harus diberhentikan. Bahkan bukan hanya unpaid internship, tapi pemenuhan hak-hak pemagang juga harus diperhatikan. Mengupah pemagang dengan “pengalaman” tidak seharusnya dipertahankan. Sehingga harus ada upah minimum bagi para pemagang agar perusahaan dapat memaksimalkan potensi tenaga magang sekaligus dan mencegah tindak eksploitasi. 

Penulis: Mazaya Sofi Rahmani
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Jadi Anak Magang dan Nggak Dibayar Itu Nggak Buruk-Buruk Amat

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 4 Januari 2023 oleh

Tags: kerugianMahasiswaperusahaanunpaid internship
Mazaya Sofi Rahmani

Mazaya Sofi Rahmani

Mahasiswa Jurnalistik.

ArtikelTerkait

Lulus Kuliah Mudah Tanpa Skripsi Hanya Ilusi, Nyatanya Menerbitkan Artikel Jurnal SINTA 2 sebagai Pengganti Skripsi Sama Ruwetnya

Lulus Kuliah Mudah Tanpa Skripsi Hanya Ilusi, Nyatanya Menerbitkan Artikel Jurnal SINTA 2 sebagai Pengganti Skripsi Sama Ruwetnya

9 Desember 2023
Upload Twibbon Adalah Kegiatan Paling Nggak Berguna yang Pernah Ada ter

Upload Twibbon Adalah Kegiatan Paling Nggak Berguna yang Pernah Ada

30 Agustus 2021
Mahasiswa PGSD Calon Guru, tapi Banyak Nggak Disiplinnya (Unsplash) jurusan PGSD

3 Hal yang Bikin Calon Mahasiswa yang Nggak Cocok Masuk di Jurusan PGSD

19 Januari 2024
Rahasia di Balik Kata 'Rasa' dalam Makanan dan Minuman Kemasan terminal mojok.co

Mari Bersepakat Bahwa Indomaret Lebih Baik Daripada Alfamart

25 Juni 2019
Dosen Memang Harus Pelit Nilai dan Perkuliahan Harus Ketat, Apalagi di Jurusan Keguruan

Dosen Memang Harus Pelit Nilai dan Perkuliahan Harus Ketat, apalagi di Jurusan Keguruan

18 April 2024
dosen killer

Kisah Dosen yang Killer Berdebat dengan Hantu

14 Juni 2019
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Ketika Warga Sleman Dihantui Jalan Rusak dan Trotoar Berbahaya (Unsplash)

Boleh Saja Menata Ulang Pedestrian, tapi Pemerintah Sleman Jangan Lupakan Jalan Rusak dan Trotoar Tidak Layak yang Membahayakan Warganya

3 Desember 2025
Nasi Goreng Palembang Nggak Cocok di Lidah Orang Jogja: Hambar!

Nasi Goreng Palembang Nggak Cocok di Lidah Orang Jogja: Hambar!

1 Desember 2025
Pengajar Curhat Oversharing ke Murid Itu Bikin Muak (Unsplash)

Tolong, Jadi Pengajar Jangan Curhat Oversharing ke Murid atau Mahasiswa, Kami Cuma Mau Belajar

30 November 2025
Malang Nyaman untuk Hidup tapi Bikin Sesak Buat Bertahan Hidup (Unsplash)

Ironi Pembangunan Kota Malang: Sukses Meniru Jakarta dalam Transportasi, tapi Gagal Menghindari Banjir

5 Desember 2025
Menanti Gojek Tembus ke Desa Kami yang Sangat Pelosok (Unsplash)

“Gojek, Mengapa Tak Menyapa Jumantono? Apakah Kami Terlalu Pelosok untuk Dijangkau?” Begitulah Jeritan Perut Warga Jumantono

29 November 2025
Angka Pengangguran di Karawang Tinggi dan Menjadi ironi Industri (Unsplash) Malang

Ketika Malang Sudah Menghadirkan TransJatim, Karawang Masih Santai-santai Saja, padahal Transum Adalah Hak Warga!

29 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana
  • Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.