• Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Login
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Sapa Mantan
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Sapa Mantan
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
  • Pojok Tubir
  • Kampus
  • Hiburan
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kampus Pendidikan

Surat Protes dari Mahasiswa yang Suka Bertanya di Kelas yang Dikira Mau Sok Pinter

Aly Reza oleh Aly Reza
15 Maret 2020
A A
mahasiswa yang suka bertanya

Surat Protes dari Mahasiswa yang Suka Bertanya di Kelas yang Dikira Mau Sok Pinter

Share on FacebookShare on Twitter

Mahasiswa yang hidup di lingkungan akademia, sering tanya di kelas malah dinyinyiri. Aneh banget!

Saya sering membayangkan, seumpama saja saya hidup di era Socrates. Mungkin saya nggak bakal ragu-ragu buat banyak tanya ke siapa pun tentang apa pun yang saya pengin tahu jawabannya. Tentu tanpa rasa cemas bakal dirundung dengan ungkapan-ungkapan seperti, “sok pintar” dan sejenis itu. Saya membayangkan sebuah ruang diskusi yang asik bareng filsuf besar di mana setiap orang bisa leluasa memaparkan isi kepalanya tanpa harus takut digibahin.

Socrates terkenal sebagai seorang yang banyak tanya. Di pasar ketika bertemu seseorang, ia pasti menanyakan tentang suatu hal yang pengin dia ketahui. Di jalan, alun-alun, di desa-desa, atau di mana pun Socrates ingin tahu perihal sesuatu, wah tanpa malu-malu dia mesti bertanya kepada siapa saja yang dia jumpai saat itu. Prinsip dia sih gini, “Satu-satunya hal yang aku tahu, ternyata aku tidak tahu apa-apa.” Ya mungkin itu yang kemudian jadi motif kenapa Socrates sangat suka bertanya. Setidaknya begitulah gambaran yang saya dapat dari novel Dunia Sophie-nya Jostein Gaarder.

Dan kerennya, nih, lingkungan Socrates bener-bener support dengan kecenderungannya yang seperti itu. Maksudnya, ya siapa pun yang jadi “sasaran” Socrates pasti akan dengan senang hati bertukar pikiran atau paling minimal cukup mendengarkan, lah. Dan hampir nggak ada yang ngerasa keganggu, loh, sesering apapun Socrates ngajuin pertanyaan.

Pada bagian inilah saya ngerasa prihatin dengan diri saya sendiri. Duh, gimana ya ngejelasinnya. Jadi saya tuh ya emang punya kecenderungan banyak tanya di kelas. Sesuatu yang belakangan saya tahu ternyata terkesan mengganggu bagi sebagian teman jurusan. Ada yang terang-terangan nunjukin eksprei risih setiap kali saya mengacungkan jari manakala sudah dibuka sesi diskusi. Ada juga yang bisik-bisik tetangga saat saya sudah mulai bertanya. Di titik tertentu saya kadang ngerasa tertekan sambil terus meraba-raba, “Apa tho yang salah dari pertanyaan saya?”

Kadang kalau hati saya lagi dongkol saya auto berpikir, ini lingkungan akademis, loh, masak nggak punya simpati sama sekali sama ruang diskusi. Nah, yang jadi masalah, kalau nggak ada yang tanya ruang kelas pasti jadi krik-krik. Kan nggak enak juga sama dosennya. Iya kalau dosennya peka, ngelihat suasana kelas yang hening seperti di TPU Jeruk Purut karena mahasiswa pada diem, pastilah langsung mengambil alih kendali.

Lah, kalau kebetulan dosennya idealis, yang mengharapkan suasana kelas hidup karena mahasiswa aktif, biasanya langsung ngomel-ngomel nggak jelas. Sementara kalau ada mahasiswa yang tanya, ya gitu tadi, mesti jadi sasaran perundungan dan bahan gibah sepanjang jam. Dilema, kan?

Saya pernah mendengar selentingan, kenapa mahasiswa nggak suka dengan saya yang banyak tanya? Katanya sih, kalau dari sudut pandang pemakalah, pertanyaan saya terkesan rumit dan terlalu luas (keluar konteks). Katanya gitu. Ehem, untuk yang satu ini saya bisa jelasin. Mas, Mbak, pertama saya bertanya karena nggak ada yang tanya. Lah daripada krik-krik.

Perlu diingat, beberapa dosen memberi penilaian dari performance mahasiswa selama mengikuti kelas. Semakin saya aktif bertanya, jatuhnya juga bakal ke sampeyan karena dianggap berhasil menyuguhkan materi dengan baik. Karena aktif atau tidaknya audiens adalah imbas dari seberapa bagus pemakalah memberi pemaparan.

Kedua, saya bertanya karena memang sedang ingin bertanya saja. Saya merasa perlu menggali lebih dalam lagi tentang setiap masalah yang kita bahas dalam perkuliahan. Apakah sampeyan harus menjawab? Apakah jawaban sampeyan harus benar? Duh, nggak juga, dong. Ya inilah fungsinya ada dosen pengampu.

Kalau memang dirasa pertanyaan saya ruwet, ya lempar saja ke dosen pengampu. Gampang, kan? Sebab begini Mas, Mbak, ada beberapa dosen yang tipikalnya setalah dipancing dulu, baru dah tuh keluar semua ilmunya. Nah pertanyaan saya yang katanya ruwet itu tadi pada dasarnya buat mancing si dosen, Begitooohhh.

Ya kan eman-eman gitu dosen lulusan Eropa atau Timur Tengah nggak kita curi ilmunya.”Halah, kuliah itu yang penting ijazah. Persetan sama ilmu atau apalah itu.” Nggak jarang juga saya denger celetukan seperti demikian. Saya sih setuju banget kalau ijazah itu yang paling penting. Tapi seenggaknya lah Mas, Mbak, ada sedikit saja hal yang bisa kita dapet selama delapan semester di kampus. Biar pas lulus nggak jadi sarjana kertas. Ijazah doang yang full isi, tapi kepala kosong.

Ya Allah kasihan ibuk-bapak kita yang ngasih uang jajan. Oke sih, mereka bakal sangat bangga ngelihat anaknya pakai toga. Tapi coba deh, paket bangganya ditambah dengan sedikit pengetahuan yang kita peroleh selama kuliah. Ya daripada nggak dapet apa-apa, mending nggak usah kuliah sekalian. “Kan ngincer ijazah?” Hadaaah ijazah itu kan buat kerja, ya. Ya kalau dari awal mindset-nya emang pengin kerja, kenapa nggak langsung kerja aja. Ada banyak peluang pekerjaan, kok, yang nggak ngeharusin kita buang-buang duwit orang tua selama empat tahun. Itu pun kalau tepat waktu.

Menyambung lagi penjelasan kedua, sebelum ke dosen pengampu sampeyan nggak perlu juga merasa malu buat mengakui kalau sampeyan nggak tahu jawabannya. Anggapan bahwa pertanyaan saya ruwet, itu munculnya ya dari sini. Banyak yang berpikir kalau saya bertujuan malu-maluin si pemakalah karena terlihat goblok di depan kelas manakala nggak bisa menjawab pertanyaan saya.

Hei, bukan begitu. Justru kalau sampeyan berani tegas bilang “nggak tahu jawabannya” justru sampeyan sudah menempuh sekian tanjakan kearifan. Begini, dalam tradisi ulama-ulama Islam, semakin berpengetahuan seseorang, pasti dia akan sering bilang “Ana la adri” (saya tidak tahu) setiap kali diberi pertanyaan. Ha wong Socrates saja masih bilang “nggak tahu apa-apa” padahal cerdasnya rak jamak-jamak. Saya bakal husnuzhon ke sampeyan dengan perspektif demkian kalau sampeyan bilang saja nggak tahu jawabnnya. Dan barangkali sampeyan juga berkenan berpandangan serupa terhadap saya; menganggap saya bertanya dengan dua tujuan yang saya sebut di atas. Kalau sama-sama husnuzhon gini kan enak. Hehehehe~

BACA JUGA Mahasiswa Bukan Agen Perubahan Tapi Agen Perebahan dan Perghibahan Dosen atau tulisan Aly Reza lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 14 November 2021 oleh

Tags: KuliahMahasiswatipe mahasiswa

Ikuti untuk mendapatkan artikel terbaru dari Terminal Mojok

Unsubscribe

Aly Reza

Aly Reza

Muchamad Aly Reza, kelahiran Rembang, Jawa Tengah. Penulis lepas. Bisa disapa di IG: aly_reza16 atau Email: [email protected]

ArtikelTerkait

Perpustakaan Grhatama Pustaka, Tempat Healing Terbaik Mahasiswa Jogja

Perpustakaan Grhatama Pustaka, Tempat Healing Terbaik Mahasiswa Jogja

27 Maret 2023
7 Kesalahan Mahasiswa Saat Menulis Artikel di Jurnal Ilmiah

7 Kesalahan Mahasiswa Saat Menulis Artikel di Jurnal Ilmiah

23 Maret 2023
Kuliah di UIN (Unsplash.com)

Anak UIN Juga Manusia, Bisa Salah, Bisa Khilaf

12 Maret 2023
KKN Itu Asyik dan Menyenangkan, tapi Tidak untuk Diulang

KKN Itu Asyik dan Menyenangkan, tapi Tidak untuk Diulang

8 Maret 2023
Saya Justru Menyesal Tidak Jadi Kuliah di Jogja

Saya Justru Menyesal Tidak Jadi Kuliah di Jogja

16 Februari 2023
Pengalaman Saya Menjadi Joki Skripsi yang Penghasilannya Nggak Main-main terminal mojok.co joki tugas

Kok Bisa Ada Mahasiswa yang Bangga Pakai Jasa Joki Tugas, Sehat, Bos?

5 Februari 2023
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
Dampak Ekonomi Corona

Dampak Ekonomi Pandemi Corona yang Bisa Bikin Perekonomian Negara Hancur Lebur

Same Energy: Makan dan Nongkrong di Warung Burjo tapi Nggak Beli Burjo

Bukan Hal Aneh: Makan di Warung Burjo tapi Nggak Beli Burjo

Nggak Habis Pikir Sama Orang yang Tidak Menghabiskan Makanan Hajatan terminal mojok.co

Makanan yang Sering Menimbulkan Perdebatan di Medsos



Terpopuler Sepekan

Derita Pemilik Honda CS1, Mulai dari Biaya Servisnya Mahal Sampai Disinisin Montir di Bengkel
Otomotif

Derita Pemilik Honda CS1, dari Biaya Servis yang Mahal Sampai Disinisin Montir di Bengkel

oleh Rachmat Satya Nurhidayat
25 Maret 2023

Bawa motor Honda CS1 ke bengkel malah dicuekin dan disinisin montir. Kata mereka bongkar motornya susah!

Baca selengkapnya
Ibu Kota Jawa Timur Boleh Pindah ke Mana Saja, Asal Nggak ke Lamongan

Ibu Kota Jawa Timur Boleh Pindah ke Mana Saja, Asal Nggak ke Lamongan

25 Maret 2023
3 Dosa Tempat Kursus Bahasa Inggris di Kampung Inggris Pare yang Bikin Kecewa

3 Dosa Tempat Kursus Bahasa Inggris di Kampung Inggris Pare yang Bikin Kecewa

20 Maret 2023
Pengalaman Saya Naik ATR 72, Pesawat Baling-baling yang Katanya Berbahaya

Pengalaman Saya Naik ATR 72, Pesawat Baling-baling yang Katanya Berbahaya

23 Maret 2023
Tersiksa dari Bali ke Jepang Bersama Maskapai LCC Terbaik di Dunia Bernama AirAsia

Tersiksa dari Bali ke Jepang Bersama Maskapai LCC Terbaik di Dunia Bernama AirAsia

19 Maret 2023

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=_zeY2N8MAE4

Subscribe Newsletter

* indicates required

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
DMCA.com Protection Status

© 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Login
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
    • Sapa Mantan
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Hewani
    • Kecantikan
    • Nabati
    • Olahraga
    • Otomotif
    • Personality
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Acara TV
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .

Halo, Gaes!

atau

Masuk ke akunmu di bawah ini

Lupa Password?

Lupa Password

Silakan masukkan nama pengguna atau alamat email Anda untuk mengatur ulang kata sandi Anda.

Masuk!