ADVERTISEMENT
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kampus

Maba, Bukan Hanya Rentan Salah Jurusan, Tapi juga Salah Pilih Organisasi

Siti Halwah oleh Siti Halwah
30 Agustus 2019
A A
salah jurusan

salah jurusan

Share on FacebookShare on Twitter

Banyak yang bilang kalau menjadi mahasiswa itu menyenangkan. Jadwal kuliah bebas, pakaian suka-suka, sampai tugas—yang kata anak SMA—nggak seberat tugas di sekolah. Padahal, ya lebih berat. Apalagi saat menjadi maba—mahasiswa baru. Problematikanya jauh lebih banyak.

Selama ini, sering kita jumpai dedek-dedek maba yang merasa bahwa dirinya salah pilih jurusan. Bagi maba, jurusan orang lain jauh lebih kece, keren dan punya peluang karir lebih bagus. Alah, basi. Makanya, mereka biasanya mencoba menunjukkan eksistensi serta melakukan proses pencarian jati diri melalui organisasi.

Celakanya, selain rentan salah pilihan jurusan, menjadi maba juga rentan salah pilih organisasi. UKM—Unit Kegiatan Mahasiswa—organisasi intra dalam kampus jumlahnya sangat banyak. Tingkatannya mulai jurusan/program studi, fakultas dan universitas. Masing-masing memiliki keunikan dan potensinya sendiri.

Nah, karena jumlahnya yang sangat banyak, seringnya para maba ini malah bingung. Ada yang ingin ikut semuanya, ingin fokus pada satu organisasi ataupun memilih tidak ikut sama sekali, hehe. Ada yang bertahan di satu organisasi, ada yang pindah haluan, dan ada juga yang merasa sakit hati, lalu berhenti di tengah jalan. Tapi, ada juga yang salah masuk organisasi tapi tetap bertahan sampai akhir, seperti saya.

Dulu, sewaktu maba, saya tidak tertarik ikut organisasi apa pun. Menurut pandangan saya, untuk apa buang-buang waktu, tenaga bahkan biaya hanya untuk sebuah kegiatan organisasi? Biaya makan di kos saja sudah mahal. Ditambah, saya tidak punya senior di kampus ini, juga tidak mendengarkan saat sesi pengenalan UKM. Akhirnya, saya buta informasi. Wkwk ~

Namun, salah seorang teman sekamar saya ngotot. Dia kekeuh bahwa saya harus ikut organisasi, bersama teman kami yang lainnya. Mereka menyebutnya sebagai salah satu bentuk ‘proses pencarian jati diri’. Idealis sekali ya, ~

Saya awalnya tetap tidak tertarik meskipun kedua teman saya memaksa. Lagi pula, proses diklat—pendidikan dan pelatihan—untuk masuk organisasi hampir sama dengan ospek, justru lebih parah. Seniornya lebih galak, sering membentak, belum lagi kasus-kasus perploncoan yang sering saya lihat beritanya di Tv. Saya ogah merasakan hal-hal seperti itu lagi. Sudah muak sejak di ospek.

Namun, kedua teman saya tidak pernah menyerah—heran juga saya. Mereka bahkan memberikan iming-iming bahwa organisasi ini sesuai dengan hobi saya. Kebetulan, teman saya menemukan salah satu organisasi yang—katanya mereka—berhubungan dengan dunia tulis-menulis, sesuai kegemaran saya. Mereka bahkan sudah bertanya pada seorang senior yang juga anak organisasi tersebut dan berani menjamin bahwa diklatnya enak, tanpa bentak-membentak.

Meskipun agak sangsi, saya memutuskan untuk ikut juga. Merasa kasian pada teman-teman yang jika saya tidak ikut malah seperti anak itik kehilangan induknya. Hehehe. Maklum, kami berteman sejak SMP. Sudah biasa bersama-sama, bahkan fakultas pun juga sama, hingga menurut mereka, organisasi yang diikuti juga harus sama.

Namun, saat mengikuti proses diklatnya, saya kok, merasa aneh. Saat itu, semuanya tampak adem ayem. Tidak ada bentakan, tidak ada perploncoan. Sebagian besar kegiatan hanya duduk di ruangan, menyimak dan mencatat materi. Hari terakhir justru hanya outbond seru-seruan biasa di pantai.

Saya juga agak bingung, kenapa tidak ada kegiatan tulis-menulis sesuai keterangan teman saya sebelumnya? Memang sih, ada kegiatan menulis, tapi ya itu menulis materi yang disampaikan oleh pemateri, bukan kegiatan belajar menulis opini, berita, esai, artikel ataupun menulis pantun. Di mana kegiatan tulis-menulisnya, oi?

Selepas diklat, semua anggota baru dikumpulkan. Diminta untuk mengisi, kira-kira di bagian Departmen apa dia ingin berkembang. Saat itu, barulah saya paham, yang dimaksud teman saya tentang tulis-menulis itu adalah salah satu sub-departemen di organisasi itu. Itu pun tugasnya hanya membuat live report di media sosial serta laporan kegiatan yang disiarkan melalui blog resmi organisasi. Siyal! Saya benar-benar tertipu.

Selepas mengetahui fakta itu, sebenarnya saya berniat untuk keluar. Tapi, teman saya mengatakan, “tahan dulu, tunggu semester depan saja”. Lagi pula, pendaftaran untuk bergabung pada organisasi lain sudah ditutup, diklat juga sebagian besar sudah dilaksanakan. Jadi, ya sudahlah.
Untuk menekan rasa kekecewaan, saya memilih untuk tetap mengikuti sebagian besar kegiatan organisasi yang menurut saya sama sekali tidak meningkatkan skill, malah cenderung membuat capek.

Dari pada meningkatkan skill, saya lebih dilatih untuk menjadi Event Organiser. Iya, menjadi EO acara-acara yang sebagian besar adalah seminar-seminar. Bahkan, acara pertama yang diadakan pasca diklat adalah dengan meng-hire semua anggota baru sebagai panitia inti kegiatan. Mungkin, semacam penjajakan kali, ya.

Saya masih ingat, saat mengikuti kegiatan Musyber—Musyawarah Bersama—organisasi yang saya ikuti memiliki 7 proker (program kegiatan) besar yang dibiayai oleh dana DIPA. 2 program mengenai diklat dan 5 program lainnya adalah seminar. Hadeuh.

Selesai satu periode, saya berniat untuk berhenti. Ingin ikut organisasi lain yang benar-benar pure seputar dunia tulis-menulis, seperti LPM (Lembaga Pers Mahasiswa). Belum juga mengajukan surat resign organisasi, seorang senior yang memang sudah akrab karena seringnya bertemu di banyak kegiatan, meminta kesediaan saya untuk menjadi panitia inti di acara diklat maba selanjutnya.

Waktu itu saya bertanya alasannya, mengapa saya yang dipilih? Rupanya, para senior salah kaprah, menganggap bahwa saya adalah seorang loyalis organisasi tersebut hanya karena saya sering hadir rapat, gercep jadi panitia—ini katanya para senior, lho ya. Beneran. Sampai mampu mengemban tugas.

Padahal, saya melakukan hal-hal tersebut karena memang udah nggak ada lagi yang bisa saya mintai tolong. Dua teman yang mengajak saya bergabung justru cuma tersisa 1 orang, 1 teman yang lain malah beralih ikut kegiatan organisasi yang bergelut di bidang penulisan ilmiah. Pengkhianat memang!

Akhir cerita, kini saya menjadi demisioner dari organisasi tersebut, setelah sebelumnya menjadi pengurus inti bersama sisa-sisa teman se-angkatan yang juga dulu ikut diklat bersama. Sampai hari ini, tidak ada seorang pun dari para senior yang tahu bahwa saya salah masuk organisasi ini. Tidak juga kedua teman saya. hehe (*)

BACA JUGA Culture Shock Anak Rantau di Jogja atau tulisan Siti Halwah lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 24 Januari 2022 oleh

Tags: Mahasiswaorganisasisalah jurusansalah pilihukm
Siti Halwah

Siti Halwah

menulis untuk eksis

ArtikelTerkait

Menjadi Sarjana dari Desa dengan Tuntutan Sukses Versi Tetangga terminal mojok.co

Pada Akhirnya Mau Kuliah di Mana pun, Jurusan Apa pun, Habis Lulus, Semua Bisa Nelangsa

15 April 2020
kkn kkn keluar jawa mojok.co

8 Tipe Mahasiswa yang Selalu Ada di Kelompok KKN

30 Juni 2020
Skripsi Molor Bukan Sepenuhnya Salah Mahasiswa, Dosen Juga Terlibat kesalahan dosen terminal mojok.co

Skripsi Molor Bukan Sepenuhnya Salah Mahasiswa, Dosen Juga Terlibat

9 September 2020
laptop hilang

Kenapa Sih Laptop Hilang Sering Dialami Mahasiswa yang Lagi Skripsi?

28 Agustus 2019
7 Kesalahan Mahasiswa Saat Menulis Artikel di Jurnal Ilmiah

Jika Mahasiswa Dianggap Sebagai Konsumen, Mereka Berhak untuk Melayangkan Komplain pada Kampus

30 Juni 2023
Angkot Malang yang Bikin Perantau Bingung Mojok.co

Angkot Malang yang Bikin Perantau Newbie Bingung

14 Januari 2024
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
Alasan Saya Rela Beli Kopi Mahal padahal Saya Konsumen Bergaji UMR terminal mojok.co

Mengapa Harus Kopi dan Senja, Jika Teh dan Pagi Lebih Nikmat?

Hikayat Bola Api Terbang yang Identik dengan Kota Pandeglang terminal mojok.co

Cerita Horor yang Nagih

probiotik

Antibiotik dan Probiotik: Apa Bedanya?

Terpopuler Sepekan

4 Pertanyaan yang Sebaiknya Nggak Ditanyakan kepada Mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM) karena Bikin Emosi

UM Malang Adalah Kampus Paling Ramah Perantau di Malang: Asrama Memadai, Kos Murah, Lokasi Strategis!

21 Mei 2025
Kuliah di Surabaya, lalu Bekerja di Bangkalan Madura Adalah Malapetaka, Gajinya Bercanda!

Kuliah di Surabaya, lalu Bekerja di Bangkalan Madura Adalah Malapetaka, Gajinya Bercanda!

24 Mei 2025
Pengalaman Saya Mengunjungi THR IT Mall Surabaya: Nuansanya Suram dan Hampir Kena Tipu

Pengalaman Saya Mengunjungi THR IT Mall Surabaya: Nuansanya Suram dan Hampir Kena Tipu

22 Mei 2025
Cuan Investasi Tanah di Bondowoso Lebih Menggiurkan Dibanding Investasi Emas Mojok.co

Cuan Investasi Tanah di Bondowoso Lebih Menggiurkan Dibanding Emas

21 Mei 2025
Drakor Resident Playbook Tamat tapi Menyisakan Kekecewaan

Drakor Resident Playbook Tamat tapi Menyisakan Kekecewaan

19 Mei 2025
5 Kelebihan Kuliah di Purwokerto yang Mesti Diketahui Calon Mahasiswa: Nggak Kalah dari Semarang dan Solo banyumas

Banyumas Tak Seindah Cocote Komika yang Singgah di Purwokerto

23 Mei 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=Zbmdu5T4vVo

DARI MOJOK

  • Kebahagiaan Sesaat Orangtua kala Anak Lolos UTBK, Dikira Serius Kuliah Malah Jadi “Aib Keluarga” karena Pergaulan
  • Mangga Besar Jakarta Barat Saksi Sarjana Jadi Ojek LC dan PSK, Ngaku Kerja Kantoran agar Orangtua Bangga
  • Setelah Lulus Kuliah Buka Grup WA Jurusan Terasa Menyebalkan, Isinya Info Loker Nggak Jelas dan Orang Pamer Pencapaian
  • Kampus di Bawah Kementerian Pertahanan Tak Membuat Saya Menyesal Melepas Beasiswa S2 dari UGM buat Jadi Dosen
  • Tinggal di Kos Dekat UPN Jogja: Murah tapi Mewah, Fasilitas bikin Iri Penghuni Kos Rp700 Ribu
  • Siswa “Terpintar” SMA Sombong Bakal Lolos Mudah ke PTN, Berakhir Kuliah di Kampus Tak Terkenal setelah Dua Tahun Gagal UTBK

AmsiNews

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.