Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Orang Sunda Punya Aksen Paling Indah di Indonesia, Terdengar Lembut dan Merdu di Telinga Arek Suroboyo seperti Saya

Tiara Uci oleh Tiara Uci
16 Juni 2024
A A
Orang Sunda Punya Aksen Paling Indah di Indonesia, Terdengar Lembut dan Merdu di Telinga Arek Suraboyo seperti Saya Mojok.co

Orang Sunda Punya Aksen Paling Indah di Indonesia, Terdengar Lembut dan Merdu di Telinga Arek Suraboyo seperti Saya (unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Orang Sunda punya aksen paling indah di Indonesia. Setidaknya begitu di telinga saya yang terbiasa dengan aksen Suroboyoan.

Kemendikbud Republik Indonesia (RI) pada 2018 mencatat, Indonesia memiliki 733 bahasa daerah. Data tersebut menunjukkan, dari ratusan bahasa daerah itu, 10 bahasa daerah berada di Jawa dan Bali, 26 di Sumatera, 57 di Kalimantan, 58 di Sulawesi, 66 di Maluku, dan 384 di Papua. Sementara, bahasa daerah dari provinsi NTT, Maluku, Maluku Utara, dan Papua Barat belum seluruhnya tercatat. 

Melihat data Kemendikbud itu, nggak heran kalau Indonesia menjadi salah satu negara dengan jumlah bahasa daerah terbanyak di dunia. Beruntung, Indonesia memiliki bahasa pemersatu yaitu Bahasa Indonesia. Lewat bahasa Indonesia, masyarakat memungkinkan berkomunikasi dengan lebih mudah antara satu daerah dengan daerah lain. 

Nah, aksen atau logat bahasa daerah biasanya berpengaruh pada saat seseorang bertutur dalam bahasa Indonesia. Bahkan, saking kuat dan khas aksen suatu bahasa daerah, kita bisa mengetahui asal penutur tanpa harus bertanya. Misal, kalau seseorang berbahasa Indonesia dengan aksen medok, kemungkinan besar orang tersebut berasal dari Jawa Tengah, Yogyakarta, atau Jawa Timur. Kalau seseorang sering terbalik menentukan kata ganti, mengatakan kita padahal seharusnya saya misal, kemungkinan besar orang tersebut dari Manado atau Ternate. 

Menurut saya semua aksen bahasa daerah itu indah karena mencerminkan keberagaman masyarakat Indonesia. Namun, kalau saya ditanya logat atau aksen yang paling indah,  tanpa ragu saya akan menjawab aksen orang Sunda yang paling enak didengar. Sekali lagi, ini bukan berarti logat dari daerah lain jelek atau buruk ya, tapi logat Sunda berada di semesta yang lain karena beberapa alasan ini:

#1 Aksen Sunda terdengar lemah lembut

Aksen Sunda membuat penuturnya terlihat lemah lembut, nada bicaranya yang kalem cenderung membuat orang yang mendengarnya merasa nyaman. Orang Sunda menyebut “A” sebagai panggilan untuk kakak laki-laki. Iya, hanya “A” satu huruf doang, tapi enak dan merdu banget didengar. Kalau tidak percaya, silakan buka media sosial dan lihatlah video Cipung, anak Raffi Ahmad, saat memanggil kakaknya Rafatar dengan “A” atau “AA”, dijamin langsung meleyot. .

Aksen Sunda juga memiliki nada yang terdengar seperti dipanjangkan pada akhir kalimat. Hal tersebut membuat aksennya terkesan manja dan romantis.

Laki-laki mana yang tidak tersipu kalau ada perempuan Sunda yang terkenal akan parasnya yang rupawan memanggil “A” dengan nada mendayu sambil tersenyum. Wes to, pasti meleleh. Ha wong saya yang perempuan saja kalau diajak bicara perempuan Sunda suka tersipu, soalnya sopan banget.  

Baca Juga:

4 Ciri Warung Sunda yang Masakannya Dijamin Enak, Salah Satunya Lalapan Selalu Segar

3 Kuliner Solo yang Bikin Culture Shock Lidah Sunda Saya

Aksen Sunda yang lembut membuat orang Sunda kesulitan kalau sedang marah. Sebab, kata-kata sekeras apapun yang keluar dari mulutnya terdengar lembut. Saya beberapa kali mendengar orang Sunda cekcok, tapi mereka malah terlihat seperti sedang bercakap-cakap biasa. Sangat berkebalikan dengan logat orang Jawa Timuran (khususnya Surabaya). Kami sedang ngobrol biasa tanpa ada umpatan saja dikira sedang marah-marah.

#2 Aksen paling indah bahkan ketika misuh

Indonesia memiliki berbagai macam versi umpatan, tergantung daerahnya. Beberapa di antaranya adalah jancok, pantek, pukimak, asu, anjeng, dan masih banyak lagi. Namanya umpatan, jangankan diucapkan, ditulis tanpa ada suara saja sudah terasa kasarnya. 

Akan tetapi, umpatan-umpatan orang sunda tidak terdengar demikian. Orang Sunda biasanya mengumpat dengan kata “belegug sia”. Umpatan macam apa itu? Mana ada makian yang belakangnya huruf a? Diucapkan dengan logat merdu pula. Kalau orang Sunda melempar umpatan itu kepada orang Surabaya yang nggak ngerti artinya malah dikira sedang memuji. 

Mirip dengan bahasa Jawa, bahasa Sunda juga memiliki hirarki atau tingkatan dari yang paling halus hingga yang paling kasar. Namun, menurut saya, meskipun orang Sunda menggunakan bahasa dengan tingkat kekasaran paling tinggi, kekasarannya tetap tidak terasa. Di kuping masih terdengar sopan. 

#3 Penggunaan imbuhan yang mempercantik kalimat

Imbuhan “atuh”, “mah”, “deh”, dan “euy” yang biasa dipakai orang Sunda membuat struktur kalimat dan aksen orang Sunda terdengar manja, low profile, dan menyenangkan telinga. Contohnya, “Ah, aku mah apa atuh” membuat penuturnya terkesan merendah dan sopan. Coba saja kalimat itu diucapkan dengan aksan dan bahasa Jawa Timuran, “Aku kie opo, seh”. Terasa kan bedannya? Ketika diungkapkan dalam bahasa Jawa, terdengar seperti sebuah amarah dan sikap putus asa.

Imbuhan “mah” dan “deh” juga mempercantik struktur kalimat. Oleh karena itu, ada banyak orang di luar Sunda yang menggunakan kedua imbuhan tersebut untuk percakapan sehari-hari. Kamu juga pasti pernah menggunakan imbuhan “mah” dan “deh”. Saking akrabnya di telinga, banyak orang beranggapan imbuhan “mah” dan “deh” berasal dari Jakarta, padahal aslinya milik orang Sunda.

Hal serupa juga terjadi pada imbuhan “euy”. Kata itu mempertebal kesan indah pada kalimat. Misalnya, “Cantik, euy” (Cantik banget). Kalimat tersebut kalau diubah ke dalam aksen dan bahasa Suroboyoan menjadi “Uayu, cok” atau “ayu, pol”. Kesannya malah bar-bar kalau menggunakan logat dan bahasa Suroboyoan.

Sebagai orang yang tinggal di Surabaya dan sehari-hari pakai logat Suroboyoan, saya sering dikira marah-marah oleh orang Sunda. Padahal saya sedang ngobrol biasa saja dan tidak menggunakan umpatan atau bahasa kotor. Saya nggak bisa bayangkan kalau orang asli Sunda yang lemah lembut itu berjalan di trotoar Surabaya yang panas, lalu mendengar speaker lampu merah berbunyi, kaget banget pasti.

#4 Terdengar gemas dengan menghilangkan huruf “F” dan“V”

“Siapa bilang orang Sunda tidak bisa bilang F? itu mah pitnah!”

Selain memiliki aksen yang merdu, orang Sunda juga kerap membuang huruf “F” dan “V”. Mereka mengubahnya menjadi huruf “P”. Misalnya, menyebut Rafi menjadi Rapi, influencer menjadi inpluencer, Vitri menjadi Pitri, dan lain sebagainya. Namun, alih-alih konyol dan bodoh, hilangnya huruf V dan F dalam aksen Sunda justru membuat penuturnya lucu dan menggemaskan.

#5 Aksen Sunda itu adem dan membuat lawan bicaranya mesam-mesem

Ada pepatah yang mengatakan Bandung dibuat saat Tuhan sedang tersenyum sepertinya benar adanya. Saya suka mesam-mesem sendiri ketika berkunjung ke Bandung. Merasakan udara dingin Bandung sambil mendengar logat orang Sunda berbincang entah mengapa bawaannya jadi tenang. Bukan marah-marah. 

Bagi kalian yang memiliki aksen Sunda, tolong dipertahankan ya. Jangan minder dan terbawa kebanyakan orang yang mulai menjunjung aksen Jakarta dan “loe-gue” ketika berbahasa Indonesia. Logat kalian jauh lebih keren dan kiyowo. 

Penulis: Tiara Uci
Editor: Kenia Intan 

BACA JUGA 10 Kosakata Bahasa Sunda yang Sebenarnya Kasar, tapi Nggak Disadari Banyak Orang

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 16 Juni 2024 oleh

Tags: aksen paling indahbahasa daerahBahasa SundaIndonesiaorang sundaSunda
Tiara Uci

Tiara Uci

Alumnus Teknik Mesin Universitas Negeri Surabaya. Project Manager perusahaan konstruksi di Surabaya. Suka membaca dan minum kopi.

ArtikelTerkait

membandingkan statistik kematian itu goblok mojok

Membandingkan Statistik Kematian Akibat Pandemi Adalah Perbuatan Biadab

23 Juli 2021
Tolong, Indonesia’s Next Top Model Jangan Kebanyakan Drama! terminal mojok.co

Tolong, Indonesia’s Next Top Model Jangan Kebanyakan Drama!

24 Desember 2020
Sumber gambar Pixabay

Pelaku Pelecehan Seksual dan para Petinju Andal

9 September 2021
4 Adegan Drama Korea yang Nggak Relate bagi Orang Indonesia Mojok.co

4 Adegan Drama Korea yang Nggak Relate bagi Orang Indonesia

16 Januari 2024
4 Lagu Pop Sunda tentang Kandasnya Hubungan yang Bikin Nyeredet Hate Terminal Mojok

4 Lagu Pop Sunda tentang Kandasnya Hubungan yang Bikin Nyeredet Hate

8 Februari 2022
dangdut

Tolong Dimengerti Bahwa Tidak Semua Orang Indonesia Suka Dangdut

24 Juni 2019
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

5 Alasan yang Membuat SPs UIN Jakarta Berbeda dengan Program Pascasarjana Kampus Lain Mojok.co

5 Alasan yang Membuat SPs UIN Jakarta Berbeda dengan Program Pascasarjana Kampus Lain

1 Desember 2025
Menengok Bagaimana Penjaga Palang Kereta Api Bekerja, Termasuk Berapa Gajinya dan Gimana Cara Mendaftarnya  

Menengok Bagaimana Penjaga Palang Kereta Api Bekerja, Termasuk Berapa Gajinya dan Gimana Cara Mendaftarnya  

1 Desember 2025
Rekomendasi Tempat Jogging Underrated di Semarang, Dijamin Olahraga Jadi Lebih Tenang Mojok.co

Rekomendasi Tempat Jogging Underrated di Semarang, Dijamin Olahraga Jadi Lebih Tenang

3 Desember 2025
4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

1 Desember 2025
Feeder Batik Solo Trans, Angkutan yang Bikin Iri Orang Magelang Mojok.co

Feeder Batik Solo Trans, Angkutan yang Bikin Iri Orang Magelang

2 Desember 2025
Dosen yang Cancel Kelas Dadakan Itu Sungguh Kekanak-kanakan dan Harus Segera Bertobat!

Dosen yang Cancel Kelas Dadakan Itu Sungguh Kekanak-kanakan dan Harus Segera Bertobat!

3 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.