Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Takut Mengajarkan Bahasa Daerah kepada Anak karena Takut Bicara Kasar Itu Alasan yang Bodoh

Hilma Nurlaila Azhari oleh Hilma Nurlaila Azhari
2 November 2020
A A
nama anak zaman sekarang anak kelima Takut Mengajarkan Bahasa Daerah kepada Anak karena Takut Bicara Kasar Itu Alasan yang Bodoh mojok

anak kelima Takut Mengajarkan Bahasa Daerah kepada Anak karena Takut Bicara Kasar Itu Alasan yang Bodoh mojok

Share on FacebookShare on Twitter

Sering kali di jaman kiwari saat ini, ibu-ibu dan bapack-bapack yang mempunyai anak kecil tidak berbicara dan mengajarkan anaknya dengan bahasa daerahnya sendiri tetapi dengan bangga berbicara dan mengajarkan anak-anaknya dengan Bahasa Indonesia dan beralasan khawatir nanti anaknya malah berbicara kasar dengan bahasa daerah.

Saya terheran-heran dengan pemikiran para orang tua jaman ini. Saya pikir, hal seperti ini sangatlah mendukung untuk menjadikan bahasa daerah menjadi tambahan kajian para ahli bahasa punah di generasi-generasi selanjutnya. Sangat-sangat disayangkan jika memang di kemudian hari warna-warni bahasa di Indonesia yang terkenal beraneka ragamnya ini hanyalah menjadi sebuah kenangan dan kajian sejarah saja.

Bahasa itu bukanlah suatu kajian yang hanya bisa dipelajari dengan teori dan dihafalkan langsung nempel, tapi agar bahasa itu menempel dalam diri seseorang, sangatlah diharuskan untuk mempraktikkannya dengan dibiasakan mengucapkan, berbicara, atau membaca literatur dengan bahasa tersebut. Inilah salah satu sebabnya kenapa bahasa daerah itu sering kali dianggap lebih susah daripada bahasa asing. Saat kecil tidak diajari bahasa daerah dan saat sekolah hanya mendapatkan teori-teori saja dan pada praktiknya sangat minim dilakukan.

Sering saya temukan para bocil-bocil yang diajarkan bahasa Indonesia oleh orang tuanya (dengan alasan takut bila anaknya berbahasa kasar), akan tetapi setelah ia beranjak remaja bahasa yang digunakan tetaplah bahasa daerah kasar yang tercampur-campur dengan bahasa Indonesia. Kemampuan bahasa daerahnya sendiri hanyalah pada kosakata sehari-hari, itu pun seringkali penggunaannya salah-salah. Jika disuruh untuk membaca literatur-literatur berbahasa daerah, pastilah sebagian besar isi dari literatur tersebut ia tidak akan mengerti.

Kembali pada permasalahan para orang tua yang tidak ingin mengajarkan anaknya berbahasa daerah. Menurut saya, seorang anak bisa dan terbiasa berbicara kasar itu bukan dikarenakan diajarkan bahasa daerah tapi memang lingkungan sekitarnyalah yang mendukungnya untuk berbicara kasar. Sering kali saya temukan orang tua yang saat berbicara dengan anaknya menggunakan Bahasa Indonesia akan tetapi orang tuanya sendiri saat berbicara dengan selain anaknya misalkan tetangganya, saudaranya, temannya menggunakan bahasa daerah yang kasar dan itu terjadi di depan mata anaknya.

Seorang anak bagaikan kertas putih yang akan diwarnai dan digambari oleh kejadian-kejadian dan pengalaman yang ada di sekitarnya. Apa yang dilihat didengar anak akan sangat mudah untuk membuatnya meniru hal tersebut, apalagi hal tersebut adalah hal baru dan unik menurutnya. Semua hal-hal yang dilakukan dan diucapkan orang tuanya akan ia ikuti dengan mudah entah itu baik atau buruk, toh ia belum bisa membedakannya.

Jika seorang anak yang sedari kecil diajarkan dan dibiasakan bahasa daerah dengan baik (menggunakan bahasa halus) di saat ia beranjak dewasa, kebiasaan ini akan terbawa. Ia minimal paham akan tingkatan penggunaan bahasa dan akan risih jika mendengar ucapan-ucapan kasar dan kotor. Kebiasaan baik semenjak kecil itu akan terus kokoh dan menetap di dalam sanubarinya walaupun orang-orang di sekitarnya terbiasa dengan menggunakan bahasa-bahasa yang kurang baik. Orang-orang yang terbiasa berbicara dengan bahasa yang baik akan sangat enak didengarkan ketimbang dengan orang yang sebaliknya.

Cara berbicara itu bisa menunjukkan pribadi dari diri seseorang. Jika seseorang terbiasa berbahasa dengan baik (menggunakan bahasa pada tempatnya, seperti jika dengan orang yang lebih tua bagaimana bahasanya, dengan yang muda bagaimana, dengan yang sepantaran bagaimana) juga berbahasa yang halus dan tidak mengeluarkan kata-kata kotor sangat berkemungkinan ia memiliki pribadi yang baik juga. Tapi, jika berbicaranya dengan bahasa kasar, kata-kata yang digunakan kotor, orang-orang akan susah untuk berkhusnudzon kepadanya untuk mengatakan bahwa ia memiliki pribadi yang baik.

Baca Juga:

Menyesal Masuk Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia? Wajar, tapi Saya Yakin Kamu Akan Berubah Pikiran Setelah Membaca Ini

Mindfulness Parenting Mengajari Saya untuk Tidak Menurunkan Trauma kepada Anak Masa Depan Saya

Sangat aneh saya kira, jika para orang tua yang tidak bisa menjaga sikap dan berbicara yang tidak baik saat di depan anaknya mempunyai harapan besar untuk sang anak kelak saat ia dewasa akan bisa berbicara dan bersikap dengan sopan, baik, dan santun. Buah tak akan jatuh jauh dari pohonnya. Lebih aneh lagi, Seringkali saya menemukan anak-anak kecil yang berbicara dengan bahasa kotor atau kasar di depan orang tuanya, lalu orang tuanya langsung menegurnya sedangkan orang tua tersebut terbiasa dengan kata-kata seperti itu.

Oke, setelah nulis ngalor-ngidul di atas, saya hanya ingin menyarankan bagi para orang tua yang mempunyai anak, terutama yang masih bocil, untuk selalu ingat bahwa diri Anda sekalian adalah panutan bagi anak Anda sendiri. Jangan terlalu berekspektasi terlalu besar kepada anak Anda jika diri sendiri memang dirasa tidak bisa diharapkan untuk menjadi contoh, figur, dan panutan yang baik bagi anak-anak Anda. Jangan jadikan pepatah utamakan bahasa Indonesia, lestarikan bahasa daerah, kuasai bahasa asing malah menjadi bualan karena sedikit orang yang mengamalkannya. Silakan ajarkan bahasa apa saja kepada anak-anak Anda, asalkan jangan lupa dengan bahasa daerah dan hindari penggunaan kata-kata kotor dan kasar terutama di depan anak Anda sekalian.

BACA JUGA Level Sombong Ultimate: Nggak Mau Turun Mobil Pas Beli Roti Bakar

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 2 November 2020 oleh

Tags: bahasa daerahbahasa indonesiaParenting
Hilma Nurlaila Azhari

Hilma Nurlaila Azhari

Salah satu Mahasiswi IIQ Jakarta jurusan Ushuluddin yang mencoba jadi baik.

ArtikelTerkait

Nggak Semua Warga Kampung Arab Bondowoso Bisa Bahasa Arab, Jangan Berharap Ketinggian Mojok.co

Nggak Semua Warga Kampung Arab Bondowoso Bisa Bahasa Arab, Jangan Berharap Ketinggian

13 November 2023
Bagi Orang Madura, Bahasa Madura Tak Kalah Njelimetnya dengan Bahasa Inggris madura united bahasa daerah

Mata Pelajaran Bahasa Daerah Itu Lebih Sulit daripada Bahasa Inggris

5 Oktober 2020
11 Kosakata Sehari-hari yang Sebenarnya Berasal dari Bahasa Belanda Mojok.co

11 Kosakata Sehari-hari yang Sebenarnya Berasal dari Bahasa Belanda

20 Desember 2023
Opini Goblok 2024 Sesat Pikir Anak Pasangan Guru Harus Cerdas (Unsplash)

Anak Pasangan Guru Harus Cerdas Adalah Sesat Pikir yang Menyiksa Anak

15 Januari 2024
Alasan Umpatan Daerah Hanya Boleh Diucapkan oleh Penutur Asli terminal mojok

Alasan Umpatan Daerah Hanya Boleh Diucapkan oleh Penutur Asli

9 Agustus 2021
Nostalgia Istilah Lawas dari Alamak Sampai Skuter yang Bikin Gen Z Jadi Lola terminal mojok

Nostalgia Istilah Lawas dari Almanak Sampai Gerobok yang Bikin Gen Z Jadi Lola

4 November 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Pengalaman Transit di Bandara Sultan Hasanuddin: Bandara Elite, AC dan Troli Pelit

Pengalaman Transit di Bandara Sultan Hasanuddin: Bandara Elite, AC dan Troli Pelit

1 Desember 2025
Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

1 Desember 2025
5 Alasan yang Membuat SPs UIN Jakarta Berbeda dengan Program Pascasarjana Kampus Lain Mojok.co

5 Alasan yang Membuat SPs UIN Jakarta Berbeda dengan Program Pascasarjana Kampus Lain

1 Desember 2025
Betapa Merananya Warga Gresik Melihat Truk Kontainer Lalu Lalang Masuk Jalanan Perkotaan

Gresik Utara, Tempat Orang-orang Bermental Baja dan Skill Berkendara di Atas Rata-rata, sebab Tiap Hari Harus Lawan Truk Segede Optimus!

30 November 2025
Lamongan Megilan: Slogan Kabupaten Paling Jelek yang Pernah Saya Dengar, Mending Diubah Aja Mojok.co Semarang

Dari Wingko Babat hingga belikopi, Satu per Satu yang Jadi Milik Lamongan Pada Akhirnya Akan Pindah ke Tangan Semarang

30 November 2025
Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

2 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.