MOJOK.CO – Bisnis air mineral di musim kemarau ditambah musim demo mahasiswa sangat menguntungkan. Bagaimana, siap daftar jadi distributor Aqua?
“Air! Air! Yang haus! Yang haus!”
Seruan itu terdengar nyaring di tengah kerumunan aksi demo mahasiswa menanggapi panggilan gerakan “Gejayan Memanggil” tempo hari. Selain perut yang harus terisi, asupan air juga sangat penting dalam setiap pergerakan. Dehidrasi setelah panas-panasan dan long march harus dihindari.
Asupan logistik yang banyak dibawa oleh mahasiswa, antara lain buah-buahan, roti, dan air mineral. Porsi air mineral tentu lebih besar ketimbang buah-buahan atau roti-rotian. Meski porsinya paling besar, logistik air mineral paling cepat habis. Oleh sebab itu, selalu ada kelompok kecil yang menunggu di samping kerumunan aksi. Bisa berdua atau bertiga, menggunakan sepeda motor, mereka menyisir warung-warung atau minimarket untuk membeli air mineral.
Melihat besarnya kebutuhan akan air mineral, banyak pedagang asong yang hanya berjualan air di kerumunan aksi demo mahasiswa. Satu hal yang saya amati, baik pedagang asong maupun mahasiswa penjaga logistik hanya membawa (dan membeli) air mineral merek tertentu, yaitu Aqua.
Merek Aqua sudah tertanam dalam benak konsumen air mineral. Kalau pamit, “Mau beli Aqua dulu,” bukan berarti dia akan beli Aqua, bisa jadi merek lain. Sebagai pelopor, Aqua tetap jadi merek generik yang jadi public preference meskipun ada merek lain yang katanya ada manis-manisnya itu.
Nah, mengingat saat ini musim kemarau, ditambah masuk “musim demo”, keuntungan bisnis air mineral, terutama Aqua, bisa naik hingga dua atau tiga kali lipat. Yanstri Mulyani, seorang distributor Aqua di Sumedang mengaku bisa menjual hingga 500 dus per hari ketika musim kemarau. Untuk merek lokal, Minola, bisa mencapai 1.300 dus per hari.
Harga per dus Aqua botol 600 ml isi 24 berkisar antara Rp44 ribu. Untuk Aqua mini, per dus dibanderol Rp38 ribu isi 24. Sementara itu, untuk ukuran 1.500 ml dijual seharga Rp48.500 per dus isi 12. Selisihnya tiap distributor tidak terlalu besar.
Jika dalam satu hari dalam musim kemarau bisa menjual hingga 500 dus, Yanstri Mulyani akan mengantongi (500 x Rp44 ribu) Rp22 juta. Dalam satu bulan, jika terjadi kondisi “sempurna” tiap hari laku 500 dus, Yanstri Mulyani akan mendapatkan pemasukan senilai (500 x Rp44 ribu x 30 hari) Rp660 juta.
Namun, tentu saja, nilai pemasukan hingga Rp600 juta lebih itu hanya dicapai jika kondisi sempurna terjadi. Jika kondisi sempurna tidak terjadi, pemasukan dari menjadi distributor Aqua di musim kemarau tetap sangat “segar”.
Nah, bagaimana jika, di musim kemarau terjadi juga “musim demo”, di mana dalam satu hari, penjualan air mineral pasti meningkat tajam. Mandi duit sudah.
Kita bikin perumpanaan saja. Di Jogja, ada distributor lainnya seperti Yanstri Mulyani. Dalam satu hari di musim kemarau, laku 500 dus Aqua 600 ml isi 24. Ketika demo terjadi, permintaan akan air mineral meningkat. Demo mahasiswa dimulai pada pukul 11.00 siang dan berakhir pukul 16.30.
Matahari bersinar terik, mahasiswa sudah long march berkilo-kilo meter. Yang mereka inginkan, selain aspirasi yang didengar wakil rakyat, adalah membasuh tenggorokan. Tim logistik sudah menyiapkan 10 dus Aqua 600 ml. Tentu saja itu jumlah yang tidak mencukupi. Maka, selama demo mahasiswa, tim logistik akan bolak-balik warung dan lokasi demo.
Ribuan mahasiswa berkumpul dan pasti semuanya haus. Hari itu, distributor Aqua bisa menjual hingga seribu dus Aqua 600 ml dengan harga Rp45 ribu. Harga dinaikkan Rp1.000 mengingat jumlah permintaan naik, sementara stok terbatas. Hukum ekonomi berlaku, dong.
Maka, dalam satu hari itu, distributor di Jogja akan mendapatkan pemasukan sebagai berikut:
1000 dus x Rp45 ribu = Rp45 juta
Demo mahasiswa biasanya tidak hanya terjadi satu hari saja. jika agenda yang dibawa sangat penting, demo mahasiswa bisa berlangsung berhari-hari. Katakanlah, demo terjadi selama satu minggu penuh. Maka, pemasukan distributor Aqua mencapai: Rp45 juta x 7 hari = Rp315 juta. hanya dalam satu minggu, pemasukan distributor sudah mencapai setengah pemasukan “kondisi sempurna” dalam satu bulan. Segar betul!
Hitungan ini baru menyasar penjualan yang ukuran 600 ml. Padahal, masih ada varian Aqua gelas dan Aqua mini. Pun baru menyasar satu merek, padahal merek air mineral cukup banyak, termasuk yang ada manis-manisnya itu. Masih ada merek nasional, pun merek lokal seperti Minola yang dijual oleh Yanstri Mulyani.
Bagaimana, pembaca Mojok, mau joinan bisnis air mineral?
BACA JUGA Sebotol Aqua Untuk Menteri Kesehatan Kita atau artikel rubrik NAFKAH lainnya.