Gerindra dan PKS memang dua partai yang boleh dibilang punya hubungan yang rumit dan kompleks. Kelihatannya kompak dan dalam melangkah bersama. Mesra dan setia dalam koalisi. Pokoknya B 217 AN-lah. Namun pada titik tertentu, dua partai ini bisa saling sindir dan saling ancam.
Dalam proses pencarian cawapres Prabowo beberapa waktu yang lalu, misalnya, PKS mengancam akan keluar dari koalisi dan membentuk poros baru bila Prabowo memilih tokoh di luar PKS sebagai cawapres. Belakangan Prabowo benar-benar memilih tokoh di luar PKS, dan tanpa diduga, PKS ternyata merestui.
Selanjutnya saat menentukan siapa calon pengganti Sandiaga Uno sebagai Wagub DKI. Dua partai sama-sama mengajukan calon potensialnya, belakangan Gerindra disebut mengalah dan mempersilahkan PKS untuk mengajukan orangnya sebagai pengganti Sandiaga.
Nah, yang terbaru, PKS dan Gerindra agak ribut soal rencana Gerindra yang ingin menarik Anies Baswedan menjadi kader Gerindra.
Polemik ini bermula saat Wakil Ketua Fraksi Gerindra DPRD DKI Prabowo Soenirman menyebutkan bahwa Gerindra bakal legowo posisi Wagub DKI diambil PKS asalkan Anies Baswedan bergabung ke Gerindra.
“Kami keukeuh ya Taufik (M Taufik selaku Wakil Ketua DPRD DKI dari Fraksi Partai Gerindra), dengan catatan tadi, sampai seandainya PKS ngotot, maka kami berharap Anies (Anies Baswedan selaku Gubernur DKI Jakarta) menjadi kader Gerindra,” ujar Prabowo.
Pernyataan tersebut membuat PKS merasa keberatan.
“Nggak ada kayak gitu-gitu, enak saja. Jangan fait accompli gitulah. Kita prinsipnya bersama,” kata anggota Majelis Syuro PKS Aboe Bakar Al-Habsyi.
Prabowo beralasan bahwa Gerindra ingin punya perwakilan kader di tampuk kepemimpinan DKI, entah sebagai Gubernur, atau Wakil Gubernur. Majunya Wakil Gubernur DKI Sandiaga Uno (yang merupakan kader Gerindra sebelum akhirnya menyatakan keluar karena maju sebagai cawapres) sebagai cawapres mendampingi Prabowo menjadi dasar wacana untuk menarik Anies ke Gerindra.
Aboe Bakar menyebut keinginan Gerindra untuk “mengakuisisi” Anies bisa mencederai koalisi, menurutnya, prinsip utama koalisi adalah membangun kebersamaan, bukan mencari kekuasaan.
“Yang namanya politik, posisi kekuasaan adalah harapan semua figur politik, tapi berambisius full itu agak sulit di tengah kita berkoalisi,” kata Aboe Bakar.
PKS sendiri menurut Aboe Bakar tak akan terlalu ngotot untuk urusan jabatan Wakil Gubernur DKI. Ia menuturkan bahwa PKS siap jika diberi amanah, namun juga siap jika posisi tersebut diisi oleh orang lain.
“Kalau partai-partai itu mempersilakan PKS, ya PKS nggak nolak gitu aja. Tetapi kalaupun nggak diberikan ya sudah kita serahkan,” kata Aboe. “Buat PKS, siapa pun oke. Tapi PKS sudah biasa… dapat jabatan terus hilang. Banyak dijanji-janjikan gitu.”
Nah, kan, main sindir-sindiran.
Ah, memang Gerindra dan PKS ini sedap betul. Selalu ada saja hal-hal yang bisa membuat keduanya berselisih. Dari mulai cawapres, posisi Wagub, sampai Anies Baswedan.
Ih, gemes deh… (A/M)