MOJOK.CO – Indonesia bakal bikin Silicon Valley versi lokal di Sukabumi, namanya “Bukit Algoritma” dan orang-orang mulai skeptis terhadapnya.
Sebuah rencana pembangunan kawasan ekonomi eksklusif (KEK) sedang hangat dibicarakan lantaran digadang-gadang bakal dibangun seperti Silicon Valley. Silicon Valley adalah lembah, kawasan bagi perusahaan-perusahaan teknologi terbesar di dunia. Apple, Google, Facebook, dan perusahaan terkenal lainnya juga terkenal merintis kerja dari sana. Sebuah rencana yang memang amat manis bila dibayangkan.
Senada dengan Silicon Valley, KEK di Indonesia ini bakal dinamai “Bukit Algoritma” dan bertempat di Sukabumi, Jawa Barat. Sejauh ini diketahui perusahaan berpelat merah yang akan menangani proyek ini. Keterlibatan nama Budiman Sudjatmiko sebagai Ketua Pelaksana Kiniku Bintang Raya juga disebut.
Tapi, bukan netizen Indonesia kalau tak sempat nyinyir. Untuk itu, kami merangkumkan beberapa pemikiran skeptis netizen terkait hal ini.
#1 Nama Bukit Algoritma mirip dengan nama kedai kopi
Rencana mengembangkan kawasan ekonomi eksklusif yang seharusnya disambut sukacita oleh netizen justru dianggap agak “cringe” sejak mendengar namanya. Banyak yang beranggapan pemilihan nama Bukit Algoritma terdengar buruk. Kata “bukit” terlalu meniru pola “valley” pada Silicon Valley yang berarti lembah. Tidak sedikit juga yang merasa nama ini lebih cocok buat kedai kopi. Parahnya ada juga yang membuat plesetannya menjadi B*rit Algoritma. N666eri~
“Why the name is bukit algoritma, i’m so sorry i can’t. It will be like ‘bukit algoritma coffee and coworking space’ ya wkwkw” ujar @tay_put.
setelah ada bukit algoritma, mungkin boleh juga loh dibuat sungai thumbnail atau danau adsense.
— SOLEH SOLIHUN (@solehsolihun) April 11, 2021
#2 Menelan dana hingga Rp18 triliun
Bukan cuma rencananya yang megah, dana yang digelontorkan untuk menyelesaikan proyek impian ini juga dikabarkan fantastis. Kawasan Bukit Algoritma yang rencananya bakal dibangun di kawasan seluas 888 hektar itu membutuhkan dana sekitar Rp18 triliun rupiah.
Netizen sempat menyoroti bagaimana dana sebesar itu akan dihabiskan untuk membangun kawasan dengan nama “lucu”. Namun, Budiman Sudjatmiko memastikan bahwa tidak sepeser pun dana akan diambil dari APBN.
#3 Properti Sukabumi bakal disorot
Silicon Valley sempat melahirkan pro dan kontra terkait dengan kesenjangan yang terjadi di sekitar kawasannya. Meski banyak juga pendapat yang membantah hal ini, tapi tidak bisa dimungkiri bahwa kawasan industri 4.0 itu memang memicu polemik, salah satunya soal mahalnya harga properti.
Banyak netizen yang skeptis dengan harga properti di Sukabumi ke depannya. Jangan-jangan mulai banyak juragan yang mulai merencanakan bisnis properti dan menaikkan harga kemudian hari.
#4 “Ah, paling dikorupsi lagi.”
Bukan netizen namanya kalau tak bersuara sumbang dan suuzan sama pemerintah. Proyek yang melibatkan perusahaan pelat merah, PT Amarta Karya (Persero) dan Budiman Sudjatmiko sebagai ketua pelaksananya juga tidak terlepas dari tuduhan “bakal dikorupsi”. Padahal, ini semua baru rencana, terlaksana saja belum.
Tapi, ya memang, rasanya agak aneh ketika proyek pemerintah seambisius ini berjalan dengan lancar di Indonesia. Nggak apa-apa, netizen bisa suuzan dulu, minta maaf kemudian kok (kalau Bukit Algoritma benar-benar sukses) kalau memang bebas korupsi.
Setelah karut marut yang terjadi di negara ini, setelah berbagai proyek besar dikorupsi, dan kader politik ingkar janji, sulit bagi netizen membayangkan yang indah-indah. Jangankan mendukung, dengar nama Bukit Algoritma saja sudah skeptis.
BACA JUGA Jokowi dan Memori Orde Baru yang Masih Membekas dan artikel KILAS lainnya.