MOJOK.CO – Kubu Prabowo akhirnya mengumumkan nama koalisinya untuk berlaga pada Pilpres mendatang. Nama koalisi Indonesia Adil Makmur yang mereka pilih, dianggap jadul oleh Timses Jokowi.
Sejak awal Agustus, kubu Jokowi sudah mantap dengan Koalisi Indonesia Kerja (KIK) nya. Kini giliran kubu Prabowo yang meluncurkan nama koalisi mereka. Akhirnya pada Selasa (18/9) malam kemarin di kediaman Prabowo Subianto, nama tersebut diluncurkan. Koalisi Indonesia Adil Makmur terpilih menjadi nama koalisi pasangan Prabowo-Sandiaga.
Sekjen Gerindra, Ahmad Muzani menjelaskan, nama koalisi tersebut disepakati karena melihat masalah Indonesia saat ini adalah adanya ketidakadilan, ketimpangan hukum dan sosial. Indonesia di bawah pemerintahan Jokowi sebagai petahana memiliki permasalahan tersebut. Sehingga, dengan tagline ‘Adil Makmur Bersama Prabowo-Sandi’ mereka ingin mewujudkan keadilan kemakmuran bangsa dan negara.
Oalah, jadi pemilihan nama koalisi tersebut adalah untuk menyerang mengkritisi pemerintahan Jokowi, ya? Wokeee, siap, lanjutkan!
Ketua Timses koalisi ini adalah Mantan Panglima TNI, Jenderal (Purn) Djoko Santoso. Sedangkan untuk struktur resmi Timses, akan diumumkan pada Kamis (20/9) besok. Begitu pula dengan visi dan misi Prabowo-Sandiaga yang saat ini masih dalam pematangan. Yang jelas, para kepala daerah yang diusung oleh parpol koalisi Prabowo, tidak akan dimasukkan ke dalam Timses.
Sementara itu, menanggapi nama koalisi kubu Prabowo yang sudah ada, Tim Kampanye Nasional (TKN), Jokowi-Ma’ruf Amin, justru meledek nama Koalisi Indonesia Adil dan Makmur tersebut. Menurut Wakil Sekretaris TKN Jokowi-Ma’ruf Amin, Raja Juli Antoni, nama tersebut dinilai ketinggalan zaman.
“Nama koalisi Prabowo-Sandi, Koalisi Adil dan Makmur, sangat jadul (jaman dulu). Terdengar seperti penataran 4P pada masa orde baru.”
Toni tidak yakin jika sebutan Koalisi Indonesia Adil dan Makmur tersebut akan hear catching bagi kaum milenial karena masih terlalu abstrak dan tidak kongkret. “Apa itu adil? Adil buat siapa? Makmur buat Prabowo dan Sandi sebagai orang kaya?”
Toni berdalih, bahwa nama koalisi kubu Jokowi yakni Koalisi Indonesia Kerja lebih dapat diterima kaum milenial, sebab lebih mudah dipahami dan lebih kongkret. Nama Koalisi Indonesia Kerja dipilih karena politik Jokowi ada politik kerja. Berkeringat dan berpeluh-peluh ikhlas mengabdi pada rakyat.
Sementara itu, Kadiv Advokasi dan Bantuan Hukum Demokrat, Ferdinand Hutahean mengungkapkan bahwa pernyataan Toni tersebut terlalu genit dalam politik dan mengomentari hal-hal yang tidak jelas.
Ferdinand menanyakan apa bahasa yang tepat untuk menggaet kaum milenial. Pasalnya masalah bahasa milenial ini tidak ada tolak ukur yang jelas. Ia juga mempertanyakan apakah kata yang dapat menggantikan kalimat ‘adil makmur’ adalah ‘Indonesia Kece, Bro?’
Oleh karena itu, Ferdinand meminta Toni untuk belajar lagi agar Sekjen PSI tersebut lebih memberikan komentar yang berbobot, tidak sekedar nyinyiran belaka.
Iya sih. Sudahlah para Timsesnya Jokowi, kalau memang nama koalisi tersebut terdengar kurang kongkret, jadul bagi milenial, dan sebagainya, dan sebagainya. Ya sudah. Tidak perlu mengejek begitu, apalagi kalau ngejeknya dangkal banget . Sudah, cukupkan saling nyinyirnya. Ayo sibuk kerja aja~ (A/L)