Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Rame List

Asal-Usul Logo Gajah Duduk dan 5 Kisah di Baliknya

Aprilia Kumala oleh Aprilia Kumala
17 Mei 2018
A A
Logo-Gajah-Duduk-MOJOK.CO
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Sering menjadi sorotan saat bulan Ramadan, sarung Gajah Duduk mengundang tanya perihal makna logo yang dimilikinya. Kali ini, Mojok Institute memutuskan untuk menganalisis logo Gajah Duduk dan sederet kisah pilu di baliknya.

Sarung Gajah Duduk adalah merek sarung keluaran PT Pismatex yang beredar pertama kali pada tahun 1972. Hingga kini, sarung Gajah Duduk menguasai 40 persen pangsa pasar lokal dengan puluhan desain menarik, di mana satu desainnya saja memiliki 12 sampai 30 kombinasi warna. Wow wow wow~

Ada satu yang tak kalah menarik dari popularitas Gajah Duduk: logonya. Sudahlah namanya unik (kenapa sarung harus dikasih nama Gajah Duduk???), logonya pun secara literal menggambarkan seekor gajah yang sedang duduk. Apa maksudnya ini??? Apakah ada makna khusus dan konspirasi di baliknya???

Tidak ada keterangan lebih lanjut dari situs Gajah Duduk perihal logonya, kecuali menyebutkan bahwa Gajah Duduk identik dengan gengsi. Maka dari itu, Mojok Institute bermaksud menelaah dan menganalisis logo sarung Gajah Duduk agar kita bisa bersama-sama memaknai apa yang seharusnya dimaknai #tsaaaah.

Oh, FYI aja, kita pakai logo Gajah Duduk yang lama karena masa lalu memang indah dikenang dan punya sejuta cerita.

Jadi, mari kita mulai saja analisisnya.

Mungkin kamu-kamu sekalian tidak memperhatikan, tapi jika kita perluas gambar ini sedikit ke kanan, sesungguhnya di sana ada sebuah kolam yang penuh dengan air segar. Dari mata air inilah sang Gajah menyeruput air, menyimpannya di belalai, dan bermaksud mengarahkannya ke mulut agar dahaganya hilang. Sebagai model baik, si Gajah pun menyadari betul bahwa dirinya disarankan untuk duduk saat minum, sesuai dengan hadis yang sahih.

Eh, emang gajah kalau minum kayak gitu? Ih, kalau nggak percaya, coba aja liat sendiri cara gajah minum di sini.

Perhatikanlah lokasi tempat gambar ini ditampilkan. Bisa kita lihat, si Gajah Duduk dikelilingi pohon hijau, beberapa bunga, merah, serta ilalang hijau dan kuning. Ternyata, tempat yang berbau alam ini dipilih si Gajah agar ia bisa maksimal berelaksasi dan menenangkan diri setelah gagal menjadi model foto untuk logo ITB.

Yha, saudara-saudara, ITB juga punya logo berupa gajah duduk. Bedanya, gajah dalam logo ITB tampak duduk bersila, sedangkan gajah dalam logo Gajah Duduk tidak. Sedih memang; ia gagal karena tidak bisa duduk bersila.

Masih ingat bahwa si Gajah Duduk melambangkan gengsi? Usai ditolak menjadi model logo ITB, ia memutuskan untuk melihat nilai-nilai terbaik di dalam dirinya. Ia tidak mau tampak rapuh dan mengaku kalah—ia meyakini bahwa pasti ada sesuatu yang fantastis dari dirinya!

Lantas, apa yang si Gajah lakukan? Jika kita amati, di samping meja dalam logo tampak sebuah layar hitam dengan gambar gajah yang sedikit warna-warni. Usut punya usut, ternyata si Gajah ini sedang melakukan screening aura!!! Yha, ia ingin tahu warna aura apa yang ia miliki melalui metode ini.

Iklan

Hati-hati, kalau kurang jeli, tampak sepintas bahwa si Gajah sedang melaksanakan USG kehamilan.

Di mana kamu biasanya menemukan meja dan kursi berjejeran? Yha, warung makan adalah jawabannya. Tempat ini pulalah yang sepertinya didatangi si Gajah. Buktinya, ia tampak duduk di sebuah kursi dengan meja kosong, tempat di mana makanan pesanannya diletakkan nantinya.

Bukti lainnya? Seperti halnya warung-warung makan di dunia manusia, menu air putih biasanya digratiskan. Nah, sebelumnya sudah disebutkan bahwa si Gajah sedang bersiap meminum air kolam. Artinya, air kolam itu pun sesungguhnya ada di kawasan warung dan tidak dipungut biaya.

Masih kurang bukti? Ah, kamu aja yang sebenarnya nggak tahu. Kalau kita putar sudut pandang gambar ini, pasti akan terlihat bahwa di dekat gajah tadi ada sekumpulan anak-anak buaya cantik yang sedang bergotong royong memasak di bawah tulisan besar “Warung Bu Aya”.

Setelah minum air, screening aura, dan nongkrong di Warung Bu Aya sampai malam, lama-lama si Gajah kedinginan juga. Posisi duduknya yang tadinya biasa aja lama-lama jadi mengkeret, lututnya menempel ke badannya erat-erat yang masih betah duduk sedari tadi.

Naaaah, dari sinilah muncul ide soal hadirnya sebuah sarung yang tampaknya diperlukan si Gajah. Lagi pula, karena hari sudah malam, waktu salat Isya pun tiba. Maka, baik untuk menjalankan salat maupun untuk mengurangi rasa dingin yang dirasakannya, si Gajah tentu sangat membutuhkan sarung!!!11!!!

Yha, akhirnya terkuak pula makna dan sejarah di balik logo Gajah Duduk. Tentu saja, kita harus belajar banyak dari si Gajah yang—meskipun mengalami kegagalan—tetap tenang dan santai, serta tidak lupa beribadah.

Masyaallah~

Terakhir diperbarui pada 17 Mei 2018 oleh

Tags: bulan puasagajah duduklogoRamadanSarung
Aprilia Kumala

Aprilia Kumala

Penulis lepas. Pemain tebak-tebakan. Tinggal di Cilegon, jiwa Banyumasan.

Artikel Terkait

Perang sarung dulu buat seru-seruan kini jadi tindakan kriminal MOJOK.CO
Ragam

Perang Sarung Kini Jadi Tindakan Kriminal, Apa Sih yang Sebenarnya Para Remaja Ini Perlukan?

13 Maret 2025
anak sma dari jogja ngajar ngaji di jepang.MOJOK.CO
Aktual

Anak SMA dari Jogja Dakwah di Jepang Selama Ramadan, Emak-emak Semangat Minta Diajar Ngaji Sampai Tengah Malam

3 April 2024
Minta Tanda Tangan Imam di Ramadan itu Merepotkan MOJOK.CO
Ragam

Minta Tanda Tangan Imam di Bulan Ramadan, Kegiatan yang Pernah Dianggap Imam Masjid Merepotkan dan Membuang Waktu

28 Maret 2024
Acara Bukber di Tempat Makan Menyiksa Juru Masak MOJOK.CO
Ragam

Bukber di Tempat Makan Adalah Acara yang Menyiksa Juru Masak, Sebel Masak Ratusan Porsi untuk Orang yang Sok Berbuka Padahal Nggak Puasa

27 Maret 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

8 tahun merantau di Jakarta akhirnya resign. MOJOK.CO

Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama

4 Desember 2025
musik rock, jogjarockarta.MOJOK.CO

JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan

5 Desember 2025
Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
Menanti kabar dari keluarga, korban bencana banjir dan longsor di Sumatera. MOJOK.CO

‘Kami Sedih dan Waswas, Mereka seperti Tinggal di Kota Mati’ – Kata Keluarga Korban Bencana di Sumatera

1 Desember 2025
Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

2 Desember 2025
Maybank Cycling Mojok.co

750 Pesepeda Ramaikan Maybank Cycling Series Il Festino 2025 Yogyakarta, Ini Para Juaranya

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.