Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Esai

Kiat Sukses Bikin Kerajaan Layaknya Keraton Agung Sejagat

Ribut Achwandi oleh Ribut Achwandi
17 Januari 2020
A A
Kiat Sukses Bikin Kerajaan Layaknya Keraton Agung Sejagat

Kiat Sukses Bikin Kerajaan Layaknya Keraton Agung Sejagat

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Bukan putra mahkota, tak punya darah biru, tapi kepingin banget jadi raja, ya jalan satu-satunya bikin kerajaan kayak Keraton Agung Sejagat.

Setiap orang—paling tidak sekali dalam hidupnya—mungkin pernah mengimajinasikan dirinya menjadi seorang raja. Hidup enak, perintahnya selalu dituruti, punya kekuasaan yang luas, dan kalau mati namanya bakal dikenal berabad-abad kemudian.

Hm, kepinginan yang sah-sah saja. Hanya saja, yang berat, adalah bagaimana mewujudkan mimpi itu bisa hadir di alam nyata.

Apalagi ketika sadar, kalau impian itu tidak mungkin terjadi karena berbagai sebab. Misal, kamu bukan keturunan raja, kamu bukan putra mahkota, atau kamu tidak memiliki setetes pun darah biru. Kalau nasibmu seperti itu dan masih kepingin benar-benar jadi raja, ya jalan satu-satunya jelas bikin kerajaan.

Namun, itu pun tak semudah diucapkan. Butuh modal besar untuk membangun sebuah kerajaan. Mulai dari menyiapkan kelengkapan struktur kerajaan, sarana prasarananya, sampai hal-hal yang paling renik, yaitu aksesoris yang dijadikan atribut punggawa kerajaan.

Semua itu pasti tidak gratisan alias akan menguras isi dompet sampai isi kartu kredit. Dibutuhkan pula kerja banyak orang.

Para pemikir yang bertugas merancang konsep dasar dan aturan hukum kerajaan, serta perangkat struktur kerajaan; arsitek yang bertugas merancang infrastruktur kerajaan; kuli bangunan yang jumlahnya tidak sedikit; tukang desain yang tugasnya merancang desain logo sampai atribut kerajaan; dan sebagainya, dan sebagainya.

Wah, betapa mahalnya harga sebuah mimpi kalau begitu.

Ya memang sangat mahal. Sangat tidak mungkin dijangkau bagi orang-orang yang pikirannya pas-pasan seperti saya. Butuh kegilaan ekstra dan punya dedikasi mengerikan untuk bisa mewujudkannya.

Memang kamu pikir raja-raja zaman dulu tidak butuh kegilaan serupa? Ya jelas butuh juga. Karena mereka sukses jadi raja saja akhirnya predikat gila itu tak pernah tersemat. Coba kalau gagal. Bukan hanya dianggap gila, tapi malah nyawa satu keluarga taruhannya.

Masalahnya kalau bicara pada era medsos seperti sekarang, orang yang kepikiran untuk bikin kerajaan juga perlu untuk menyediakan pelapis wajah yang sangat tebal dan ekstra kebal. Paling tidak untuk bisa tahan jika di kemudian hari ada pihak-pihak yang mencemooh dan mem-bully beramai-ramai.

Soalnya, sangat mudah bagi warganet melontarkan komentar-komentar pedas dengan tingkatan kepedasan yang bervariasi, mirip mie ramen yang sedang ramai bertebaran di warung-warung gaya baru yang mengesankan diri sebagai warung milenial.

Belum lagi ketika nanti harus berurusan dengan aparat keamanan negara. Seorang raja baru dengan kerajaan barunya mesti siap dituduh sebagai pengacau negara, pengkhianat negara, pemberontak, dan berbagai macam tuduhan lain yang serupa.

Nah, kalau sudah dituduh semacam itu, maka ia mesti pandai mengelak dengan memanfaatkan dan memainkan pasal-pasal hukum, jika ingin tidak terjerat teralis besi. Hukumannya juga berat loh kalau sudah divonis sebagai pemberontak negara. Saya juga takut kalau dituduh semacam itu. Otomatis, ia mesti menggunakan jasa pengacara yang memang benar-benar top markotop!

Iklan

Kalau menimbang-nimbang dari persiapan itu semua, maka apa yang dilakukan Sinuhun Totok Santosa Hadiningrat, adalah hal yang benar-benar ekstra gila untuk ukuran kekinian. Terutama di zaman sekarang.

Sementara sebagian besar orang tidak berani mewujudkan imajinasinya, Sinuhun Totok benar-benar mampu mendirikan Keraton Agung Sejagat. Serta melakukan hal-hal di luar batas kewarasan orang-orang pada umumnya.

Terlepas, apakah yang dilakukan itu benar atau salah, baik atau jahat, sang raja baru ini telah membelalakkan mata publik dan dapat mengalihkan perhatian publik sejenak.

Ya, mungkin sebagai bagian dari intermezo di tengah-tengah penatnya dunia maya belakangan yang ramai lagi soal politik negeri +62.

Totok Santosa Hadiningrat sang Raja Keraton Agung Sejagat telah menyelenggarakan hiburan berbiaya mahal. Keterlibatan orang-orang di sekitarnya yang juga mengiurkan bagi berdirinya kerajaan baru itu adalah bukti bahwa Totok merupakan sosok yang lihai memainkan peran.

Ini jelas jadi tanda bahwa dia bukan orang sembrambangan.

Paling tidak, Totok berhasil meyakinkan orang-orang di sekitarnya untuk di-casting, diberi peran, diseragami, lalu memainkan “pentas teater” bersamanya.

Hm… saya kira, dia tidak hanya seorang aktor, melainkan pula seorang sutradara sekaligus produser yang pandai merebut hati orang-orang. Dan harus diakui, kharisma seperti itu (sampai dipercaya banyak orang) adalah salah satu kiat—bukan satu-satunya—sebuah kerajaan bisa berdiri.

Wong saat ditangkap saja, pasal yang dijeratkan ke Raja Keraton Agung Sejagat ini hanya pasal penipuan dan penyebaran berita bohong. Sama sekali tidak menggunakan pasal-pasal yang berkaitan dengan keamanan negara.

Dengan kata lain, Sinuhun Totok dengan kerajaan Keraton Agung Sejagatnya ini tidak dipandang sebagai ancaman negara. Hmmm. Benar-benar cara mewujudkan mimpi yang “berkelas” bukan? Apalagi di era sekarang ini.

Oke deh, umur Keraton Agung Sejagat yang dibangun Sinuhun Totok memang hanya sak ucrit, tapi itu tetap tidak bisa menampik bahwa Sinuhun Totok telah sukses bikin kerajaan. Perkara durasi kerajaannya cuma kayak cameo di iklan sosis doang kan ya itu sudah lain soal.

Di balik segala kontroversi dan celotehan miringnya, saya harus ucapkan selamat, karena segila apapun Keraton Agung Sejagat itu, saya tak pernah berhenti berdecak kagum dengan kenekatan Yang Mulia Sinuhun Totok.

Paling tidak, Raja Keraton Agung Sejagat ini sempat hidup dalam mimpinya yang luar biasa edyan itu, sementara sebagian besar dari kita tak pernah punya nyali untuk sekadar membayangkannya. Padahal mimpi-mimpi itu tak segila milik Sinuhun Totok Santosa Hadiningrat.

BACA JUGA Keraton Agung Sejagat dan Hinaan Pada Hidup Kita yang Tak Kunjung Selesai atau tulisan rubrik ESAI lainnya.

Terakhir diperbarui pada 17 Januari 2020 oleh

Tags: kerajaankeraton agung sejagatkiat sukses
Ribut Achwandi

Ribut Achwandi

tukang ndleming asal kota Pekalongan. Pegiat Komunitas Omah Sinau SOGAN.

Artikel Terkait

keris majapahit mojok.co
Sosial

Diburu Kolektor, Keris Bertahta Emas Zaman Majapahit Hadir di Jogja

28 Mei 2023
pramodawarddhani mojok.co
Kilas

Pramodawarddhani, Perempuan Pendiri Candi Borobudur yang Terlupakan

24 November 2022
Syaeful Cahyadi: Menceritkan Makam Untuk Menggali Konteks Kesejarahan
Video

Syaeful Cahyadi: Menceritakan Makam Untuk Menggali Konteks Kesejarahan

20 Mei 2022
Kiat Sukses Bikin Kerajaan Layaknya Keraton Agung Sejagat
Esai

Perang Bubat: Asal-usul Mitos Orang Sunda Tak Boleh Nikahi Orang Jawa Itu Emang Valid Ya?

24 Juli 2021
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

musik rock, jogjarockarta.MOJOK.CO

JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan

5 Desember 2025
banjir sumatera. MOJOK.CO

Bencana di Sumatra: Pengakuan Ayah yang Menjarah Mie Instan di Alfamart untuk Tiga Orang Anaknya

1 Desember 2025
Relawan di Sumatera Utara. MOJOK.CO

Cerita Relawan WVI Kesulitan Menembus Jalanan Sumatera Utara demi Beri Bantuan kepada Anak-anak yang Terdampak Banjir dan Longsor

3 Desember 2025
8 tahun merantau di Jakarta akhirnya resign. MOJOK.CO

Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama

4 Desember 2025
Para penyandang disabilitas jebolan SLB punya kesempatan kerja setara sebagai karyawan Alfamart berkat Alfability Menyapa MOJOK.CO

Disabilitas Jebolan SLB Bisa Kerja Setara di Alfamart, Merasa Diterima dan Dihargai Potensinya

2 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Tragedi Sumatra Timbulkan Trauma: “Saya Belum Pernah Lihat Gayo Lues Seporak-poranda ini bahkan Saat Tsunami Aceh”

2 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.