MOJOK.CO –Siapa sangka, tren mukbang yang dilatarbelakangi perasaan kesepian ini memungkinkan kita mendapat 122 juta rupiah, atau setara dengan 1.220 kali beli bawang dan cabai bareng Sandiaga Uno.
Sejak berbulan-bulan lalu, di tab explore Instagram dan YouTube bergaunglah video-video dengan tema serupa: makan besar alias mukbang. Merupakan istilah yang berasal dari bahasa Korea, mukbang sendiri berasal dari kata muk-ja (makan) dan bangsong (siaran). Secara sederhana, mukbang berarti tayangan yang menunjukkan kegiatan makan seseorang secara live.
Nggak perlu jauh-jauh mengulik pelaku mukbang asli Korea Selatan—di Indonesia, kita telah diajak kenyang lewat video makannya DJ Butterfly dan beberapa broadcast jokey (BJ) lainnya di Instagram dan YouTube. Meski menu makanan mereka berbeda-beda, yang jadi pertanyaan tetap sama, yaitu…
…kenapa, sih, Mbak, Mas, mau makan aja harus divideoin segala??? Terus itu kenapa juga ada yang pakai microphone ala-ala metode ASMR (Autonomous Sensory Meridian Response) sambil ngunyah-ngunyah ayam goreng KFC??? Situ nggak takut dosa menggagalkan niat diet seseorang???
Tunggu dulu, Ferguso, jangan marah-marah aja, mending marah-marah sama mantan pacar yang seenaknya selingkuh terus sekarang bilang sayang sama kita. Usut punya usut, tren mukbang yang satu ini punya sejarah yang mampu menggetarkan hati kita (hah, kita???) semua.
Menurut kritikus budaya Asia-Amerika bernama Jeff Yang, fenomena mukbang dimulai sejak tahun 2009/2010. Sebelum lantas menjadi tren yang mendadak booming, kebiasaan makan yang direkam ini menjadi obat kesepian bagi pasangan-pasangan yang terpisah maupun yang memang seperti kita—jomblo.
Iya, Saudara-saudara, mukbang ternyata diadakan untuk mengusir rasa sepi yang dirasakan para jomblo kesepian yang harus makan sendirian!
[!!!!1!!!1!!!!!]
Perlu diketahui, di Korea Selatan, kebiasaan makan bersama telah menjadi budaya. Sayangnya, kebiasaan ini disebutkan mulai luntur dan jarang terlaksana. Nah, karena nggak punya teman makan, orang-orang pun memilih makan di rumah. Terus, enaknya ngapain, ya, kalau makan di rumah sendirian? Jawabannya: mencari teman makan online!
[!!!!1!!!1!!!!!]
Karena awalnya untuk menghindari kesepian, wajarlah jika kemudian para BJ yang direkam mulai makan sambil ngemeng sendiri alias cerita-cerita ke penontonnya. Cerita apa saja? Ya apa pun, mulai dari yang template semacam komentar, “Hmmm, enak banget!” sampai ke cerita-cerita pribadi seperti, “Ini lemper ini warna daunnya hijau, persis kayak kaus yang aku pakai waktu putus sama mantanku yang selingkuh!”. Lagi pula, kebiasaan bercerita sambil makan ini memang sudah ada sejak lama di Korea Selatan. Yang suka nonton drama Korea dan variety show Korea, pasti tahu, deh~
Selain berlatar belakang cukup mulia, yaitu untuk menemani orang-orang kesepian yang harus makan sendiri tanpa partner dan kekasih, mukbang juga menyimpan potensi bagi jomblo-jomblo seperti kita (hah, kita???) untuk menjadi kaya raya. Loh, kok bisa???
Setelah berhasil menarik perhatian dengan merekam aktivitas makan, BJ mulai mencari sensasi. Di sinilah tren makan dalam porsi besar dimulai, misalnya makan nasi padang 5 porsi, mi instan 10 bungkus, atau ayam McD 12 potong. Kebiasaan makan besar ini pun menimbulkan pertanyaan lain:
Emang itu perut nggak kekenyangan??? Terus, yang lebih penting, dia duit jajannya sebulan berapa, ya, kok tiap minggu makan besar kayak gitu??? Jangan-jangan dia makannya sengaja di-jamak takhir, kayak salat Zuhur sama Ashar???
Kehebohan makan dalam porsi besar ini, mylov, tak lain dan tak bukan adalah demi menggaet lebih banyak penonton dan meningkatkan rating. Di Korea Selatan sana, tren ini diikuti banyak BJ, di mana seorangnya bisa mendapatkan 9 ribu dolar Amerika Serikat atau sekitar 122 juta rupiah dalam satu bulan.
[!!!!1!!!1!!!!!]
SERATUS DUA PULUH DUA JUTA SEBULAN!!! Seratus dua puluh dua juta sebulan, mylov!!! Itu sama aja kayak kamu nulis 400-an artikel di Mojok terus lolos kurasi semua!!! Atau 1.220 kali beli bawang dan cabai bareng Sandiaga Uno!!!
Hhhh, rileks. Tenang. Santai. Kendalikan mata duitan ini~
Jadi, gini. Dengan jumlah keuntungan yang fantastis begitu, toh nyatanya mukbang memiliki terornya tersendiri. Bahkan, pemerintah Korea Selatan disebutkan mulai mengawasi ketat berlangsungnya fenomena ini. Loh, loh, loh, kenapa???
Ingat prinsip utama dimulainya mukbang? Kesepian, mylov, adalah kunci utama dari perilaku ini. Bayangkan saja: sudah kesepian, makan sendiri, ngomong sendiri, ngunyah sendiri (YAIYALAH!!!), lalu dilengkapi pula dengan porsi makanan yang luar biasa besarnya. Salah-salah, kebiasaan ini bisa merujuk pada perilaku binge eating, yaitu perilaku mengonsumsi makanan secara berlebihan tanpa bisa dikontrol. Keadaan ini memungkinkan kita makan terus-menerus meski sudah merasa kenyang sehingga memperbesar kemungkinan kelebihan berat badan.
Padahal, kalau berat badan bertambah, masalah lain akan muncul, mulai dari body shaming yang menyebalkan, hingga obesitas yang mengancam kesehatan. Bahaya, kan? Bahaya, dong.
Tapi, apakah itu berarti salah kalau kita menjadi jomblo kesepian yang nggak punya teman makan?
O, tentu tidak, Marimar. Yang salah itu cuma satu: mantan kekasih yang udah menduakan dan meninggalkan kita. Titik.