Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Tanya Alamat Berujung Dikepoin dan Pertanyaan dengan Jawaban Menyebalkan Lainnya

Ajeng Rizka oleh Ajeng Rizka
7 Agustus 2020
A A
Tanya Alamat Berujung Dikepoin dan Pertanyaan dengan Jawaban Menyebalkan Lainnya

Tanya Alamat Berujung Dikepoin dan Pertanyaan dengan Jawaban Menyebalkan Lainnya

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Tanya alamat berujung dikepoin adalah aktivitas kikuk yang menyebalkan. Kalau yang ditanya menjawab yang tidak perlu rasanya pengin segera kabur.

Setelah teknologi Google Maps dan Waze makin canggih, tanya alamat saat lagi nyasar sudah dianggap tidak populer. Tapi kalau kebetulan di lokasi yang ruwetnya kayak labirin, terpaksa harus kembali ke cara tradisional. Hmmm, kalau nggak percaya coba terjun ke negeri Sawojajar atau Condongcatur yang jalannya bercabang-cabang itu, langsung terasa buta arah karena banyak rumah yang kembar.

Tanya alamat juga jadi andalan di kala kerabat kita belum mengenal teknologi share loc karena masih boomer. Bahkan orang-orang dengan passion nggoleki balung pisah alias cari keberadaan kerabat yang sudah lama tidak bertemu juga sadar betul pentingnya tanya alamat ke penduduk setempat. Biasanya orang dengan passion demikian hanya mengadalkan sekelumit informasi kalau si A alamatnya di desa X kawasan Y.

Masalahnya, memilih orang saat tanya alamat itu ngaruh banget sama keberhasilan kita sampai tujuan. Semua orang berharap jawaban yang praktis, efektif, dan efisien. Kalau emang nggak tahu, ya jawab nggak tahu, kalau emang tahu ya dijelaskan dengan bahasa yang tidak ambigu.

Yang terjadi di lapangan, orang yang aslinya nggak tahu alamat yang ditanyakan justru tanya balik. Tujuannya buat menutupi rasa bersalah dan rasanya pengin banget berguna bagi yang sedang kebingungan. Mulai dari kepo soal tujuan kita, mau ada acara apa, sampai curcol soal status dirinya yang merupkan pendatang. Defensif amat, padahal yang tanya juga nggak butuh tahu tentang itu. Begini contoh skenarionya.

“Permisi, Pak…” Tanya seseorang sambil melepas helm. “Saya mau tanya alamatnya Bu Setyorini bapak tahu nggak ya? Katanya sih di sekitar persawahan di desa Sukatajir gitu, Pak.”

Si bapak mikir sejenak.

“Eee Setyorini ya? Nama suaminya siapa, Mbak?” Si bapak berhenti beraktivitas dan matanya memandang jauh.

“Suaminya orang kelautan, jarang di rumah sih, Pak. Namanya Pak Edi.” Menjawab dengan ekspresi penuh harap.

“Wah, saya tahunya Pak Edi yang punya angkringan, Mbak. Mbaknya nggak punya kontaknya Bu Setyorini? Udah janjian belum, Mbak?”

“Nggak ada pak, hehehe.” Sudah pasang helm bersiap kabur.

“Wah susah ya, Mbak, ada urusan penting ya?” Masih tanya aja.

“Iya, pak.”

“Maaf ya saya nggak bisa bantu. Soalnya saya juga pendatang di sini, baru setengah tahun. Mungkin Bu Setyorini juga bukan tipe yang suka kumpul warga, Mbak, jadiii…” Oalah malah curcol.

Iklan

Sebenarnya percakapan di atas bisa hanya terjadi dalam tiga puluh detik saja jika si bapak nggak berujung tanya balik saat seseorang sedang tanya alamat. Jawaban-jawaban beliau yang terbilang nggak perlu ini bikin geregetan memang. Tapi mari kita apresiasi usahanya untuk berusaha berguna bagi orang asing yang baru ditemuinya.

Pertanyaan yang jawabannya sering tidak perlu nggak cuma soal tanya alamat. Terkadang orang yang ditanyai jawab macam-macam demi reputasinya sendiri. Misalnya topik soal perkuliahan, ilmu pengetahuan, sampai jaringan pergaulan.

“Kak, kakak tahu nggak makam Hitler yang katanya ada di Magetan?”

“Wah, emang Hitler meninggal di Magetan? Wah kalau itu nggak tahu, tapi setahuku di Magetan itu ada makamnya Ki Mageti sih. Nah itu wali tuh…”

Jawabannya nggak tahu, tapi malah jadi ngobrolin makam wali-wali. Hmmm, kan lagi nyari makam Fuhrer, Hyung.

Ini baru soal tanya alamat dan pertanyaan-pertanyaan selipan lain dalam kehidupan. Kalau pertanyaannya “Man Robbuka?” tapi jawabannya ngalor ngidul apa nggak gawat tuh.

BACA JUGA Membela Pacaran Duduk Sebelahan saat Makan dengan 7 Alasan atau artikel lainnya di POJOKAN.

Terakhir diperbarui pada 7 Agustus 2020 oleh

Tags: media sosialtanya alamat
Ajeng Rizka

Ajeng Rizka

Penulis, penonton, dan buruh media.

Artikel Terkait

Gawai adalah Candu: Cerita Mereka yang Mengalami Brain Rot karena Terlalu Banyak Menonton Konten TikTok.MOJOK.CO
Mendalam

Gawai adalah Candu: Cerita Mereka yang Mengalami Pembusukan Otak karena Terlalu Banyak Menonton Konten TikTok

3 Juli 2025
Self Abuse yang Tidak Aku Sadari Setelah Melihat Media Sosial MOJOK.CO
Kilas

Self Abuse yang Tidak Aku Sadari Setelah Melihat Media Sosial

9 September 2023
Belajar dari Sejarah, Twitter Nggak Akan Mati Begitu Saja karena Threads. MOJOK.CO
Kilas

Belajar dari Sejarah, Twitter Nggak Akan Mati Begitu Saja karena Threads

7 Juli 2023
pemilih pemula mojok.co
Kotak Suara

Survei CSIS: Pemilih Pemula Manfaatkan Medsos sebagai Sumber Informasi

6 April 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

30 November 2025
jogjarockarta.MOJOK.CO

Mataram Is Rock, Persaudaraan Jogja-Solo di Panggung Musik Keras

3 Desember 2025
Menanti kabar dari keluarga, korban bencana banjir dan longsor di Sumatera. MOJOK.CO

‘Kami Sedih dan Waswas, Mereka seperti Tinggal di Kota Mati’ – Kata Keluarga Korban Bencana di Sumatera

1 Desember 2025
banjir sumatra.mojok.co

Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?

4 Desember 2025
Pelaku UMKM di sekitar Prambanan mengikuti pelatihan. MOJOK.CO

Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih

3 Desember 2025
Bencana Alam Dibuat Negara, Rakyat yang Disuruh Jadi Munafik MOJOK.CO

Bencana Alam Disebabkan Negara, Rakyat yang Diminta Menanam Kemunafikan

3 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.