Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Inikah Syarat Menjadi Polisi yang Sesungguhnya?

Ya, ya, ya, syarat menjadi polisi bukanlah syarat yang mudah dipenuhi.

Aprilia Kumala oleh Aprilia Kumala
2 Mei 2018
A A
Inikah Syarat Menjadi Polisi yang Sesungguhnya? MOJOK.CO

Inikah Syarat Menjadi Polisi yang Sesungguhnya? MOJOK.CO

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Sejak akhir April hingga awal Mei, sosok polisi menjadi tokoh utama dari beberapa pemberitaan nasional. Sederet fenomena yang terjadi pun lantas membuat kita menarik hikmah di baliknya: inikah syarat menjadi polisi yang sesungguhnya?

Selama dua hari berturut-turut di awal bulan Mei—tepatnya tanggal 1 dan 2 Mei—ada dua perayaan yang dikenal orang-orang: Hari Buruh tanggal 1 Mei dan Hari Pendidikan Nasional tanggal 2 Mei. Sesuai dengan namanya, Hari Buruh tentu saja diisi dengan munculnya para buruh di pemberitaan nasional. sedangkan Hari Pendidikan Nasional umumnya menjadi hari refleksi sistem pendidikan di Indonesia.

Meski berbeda konsep, tujuan, dan sasaran, Hari Buruh dan Hari Pendidikan Nasional ternyata, secara tidak langsung, membuat kita menyoroti sebuah profesi yang tampaknya nggak nyambung-nyambung amat dengan profesi buruh dan guru sebagai prajurit pendidikan di Indonesia. Siapakah dia? Dia adalah~

*jeng jeng jeng*

Polisi~

Ya, ya, ya, syarat menjadi polisi bukanlah syarat yang mudah dipenuhi. Syarat menjadi polisi umumnya lebih berfokus pada keterampilan fisik, pendidikan, dan integritas. Namun, kini, Mojok Institute telah menghimpun tiga kejadian terhangat yang melibatkan nama polisi di dalamnya. Diitilik dari kejadian-kejadian ini, kita bisa menarik hikmah di baliknya: mungkin, inilah syarat menjadi polisi yang sesungguhnya.

Syarat menjadi polisi di Hari Buruh: Sabar adalah kunci utama

Ada demo di Hari Buruh. Di Jogja, aksi serupa dipusatkan di Malioboro dan difasilitasi. Namun, di tempat lain di Jogja, tepatnya di pertigaan UIN Sunan Kalijaga, sebuah aksi muncul tanpa pemberitahuan.

Sontak, polisi harus bergerak cepat. Sementara itu, massa yang menggelar aksi langsung menyampaikan tuntutannya. Nah, pertama-tama, inilah sebuah syarat menjadi polisi: mereka harus kuat dan sabar mendengarkan “curhatan” orang yang melakukan aksi atau unjuk rasa!!!

Di pertigaan UIN tersebut, massa berorasi bergantian, menuntut banyak hal sekaligus. Para polisi mengaku berkerut mendengarkan tuntutan yang rasanya nggak berkaitan-berkaitan amat dengan masalah buruh, yaitu mencakup permintaan penurunan harga BBM hingga masalah Sultan Ground dan Pakualaman Ground serta pencabutan nota kesepahaman perbantuan TNI ke Polri.

Seperti belum puas “menyiksa” polisi dengan kemunculan yang tiba-tiba, massa juga bentrok dengan warga yang merasa terganggu. Tahukah kalian siapa yang jadi korban?

Ya, mylov, polisi-lah yang jadi korban. Atau, lebih tepatnya, pos polisi-lah yang jadi korban.

[!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!1111!!!1!!!!]

Massa yang ternyata merupakan gabungan dari berbagai elemen mahasiswa ini telah membawa bekal berupa bom molotov, yang kemudian dilemparkan ke pos polantas yang berdiri dengan tenang di sana. Padahal, pos itu diam. Tidak melawan. Tidak membalas orasi. Hening. Mati.

Tapi kenapa kau bakar jua? :(((((

Iklan

*sabar, sabar, sabar*

Syarat menjadi polisi di Hari Pendidikan Nasional

Di tanggal 2 Mei, fakta-fakta soal pendidikan di Indonesia terangkat, salah satunya mengenai kekurangan guru di daerah-daerah terpencil. Sialnya, guru-guru yang dibutuhkan ini adalah guru-guru yang mata pelajarannya diujikan dalam Ujian Nasional, seperti matematika, bahasa Indonesia, hingga bahasa Inggris.

Hal inilah yang terjadi di Poso, tepatnya di SD-SMP Satu Atap Bulili, Kecamatan Lore Selatan. Lebih spesifik lagi, pihak sekolah membutuhkan guru bahasa Inggris untuk kelas 7-9.

Minimnya tenaga pengajar bahasa Inggris ini akhirnya mendorong munculnya sosok pahlawan baru dalam pendidikan—siapa lagi kalau bukan…

…polisi (lagi)!!! Syarat menjadi polisi kok ya berat banget.

Adalah Bripka Hans Lapanda yang menyerahkan hatinya untuk turut menjadi tenaga pengajar bahasa Inggris, lengkap dengan seragam polisinya. Fenomena ini seolah-olah menegaskan bahwa menjadi polisi erat kaitannya dengan kesigapan kita jika sewaktu-waktu dibutuhkan untuk mengajar. Jadi, mulai dari sekarang, kuasailah satu mata pelajaran dengan baik. Siapa tahu~ Xixixi~

FYI, kejadian ini senada dengan pernyataan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Thomas Lembong, yang menyatakan bahwa Indonesia sedang kekurangan guru bahasa Inggris yang sebenarnya bisa mendukung sektor pariwisata.

Masih menurut Thomas, kekurangan ini disebabkan tenaga pengajar bahasa Inggris cenderung memilih bekerja di sektor lain, seperti perbankan, konsultan hukum, bidang asuransi, atau…

…jadi redaktur di Mojok.

Syarat menjadi polisi di Hari Pernikahannya: Long distance, siapa takut?

Sebelum heboh polisi yang posnya dibakar dan polisi yang menunjukkan bakatnya sebagai guru bahasa Inggris, sebuah berita muncul dengan polisi menjadi bintang utamanya.

Pada tanggal 28 April 2018 lalu, sepasang polisi bernama Briptu Nova dan Briptu Andik Rianto, menikah dengan perantara video call~

Pada momen ini, Briptu Andik selaku mempelai pria, hadir membacakan ijab kabul di Pontianak, Kalimantan Barat, sedangkan calon istrinya, Briptu Nova, menyaksikannya lewat layar ponsel di Cikeas, Bogor.

Pernikahan yang dilakukan dengan kedua mempelai terpisah jarak ini bukan sebuah kesengajaan. Ternyata, Briptu Nova terpaksa tidak bisa menghadiri akad nikahnya sendiri karena ia tengah mengikuti seleksi Polisi PBB yang menjadi cita-citanya.

Pernikahan Briptu Nova dan Briptu Andik Rianto ini memberi suatu pelajaran tersendiri bagi generasi muda yang sedang dimabuk cinta: persetan dengan Long Distance Relationship atau Long Distance Marriage—mereka bahkan melakukan Long Distance Wedding~

Yhaaa, jadi begitulah, mylov: syarat menjadi polisi itu susah-susah gampang. Malah, ada juga polisi yang setiap hari harus rela menghadapi “perlawanan” warga yang datang, sampai-sampai mereka berani melindas polisi tersebut.

[!!!!!!!!!!!!!!!!11!!!!]

Ternyata, ia adalah…

…polisi tidur~

BACA JUGA Camkan Ini, Polisi Nggak Boleh Periksa Hape Warga Sipil tanpa Surat Perintah dan tulisan lainnya dari Aprilia Kumala.

Terakhir diperbarui pada 26 Oktober 2021 oleh

Tags: Briptu NovaHardiknasHari BuruhHari Pendidikan Nasionalkekurangan guru bahasa InggrisLDMLDRNikahpolispolrivideo call
Aprilia Kumala

Aprilia Kumala

Penulis lepas. Pemain tebak-tebakan. Tinggal di Cilegon, jiwa Banyumasan.

Artikel Terkait

S3 di Bandung, Istri PNS Makassar- Derita Jungkir Balik Rumah Tangga MOJOK.CO
Esai

Jungkir Balik Kehidupan: Bapak S3 di Bandung, Istri PNS di Makassar, Sambil Merawat Bayi 18 Bulan Memaksa Kami Hidup dalam Mode Bertahan, Bukan Berkembang

1 Desember 2025
Pejuang LDR Jogja-Jakarta makin nelangsa karena harga tiket kereta api mahal. MOJOK.CO
Ragam

Nelangsa Pejuang LDR Jogja-Jakarta, Tersiksa karena KAI dan “Hengkangnya” Sri Mulyani

11 September 2025
Polisi gelontorkan uang banyak untuk gas air mata yang digunakan dalam demo. MOJOK.CO
Aktual

Saat Duit Rakyat Hanya Dipakai buat Membeli Gas Air Mata Kadaluwarsa oleh Polisi

31 Agustus 2025
Aktual

Catatan Suram Dunia Pendidikan Indonesia Kala Pemerintahnya Lebih Sibuk Mengurus Program MBG

2 Mei 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

1 Desember 2025
Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

2 Desember 2025
8 tahun merantau di Jakarta akhirnya resign. MOJOK.CO

Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama

4 Desember 2025
Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

2 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Tragedi Sumatra Timbulkan Trauma: “Saya Belum Pernah Lihat Gayo Lues Seporak-poranda ini bahkan Saat Tsunami Aceh”

2 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.