Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Semuanya Milik Allah, Termasuk Sandal Swallow

Agus Mulyadi oleh Agus Mulyadi
17 Juni 2019
A A
sandal swallow
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Rasa-rasanya, saya berkali-kali menulis tentang sandal swallow. Menulis tentang betapa saya sangat nyaman menggunakan sandal tersebut, betapa saya menjadi manusia yang lebih glidik dengan manuver yang lebih lincah dan terampil dengan sandal tersebut.

Alasan kenapa saya doyan betul pakai sandal swallow sudah berkali-kali pula saya tulis. Saya punya kebiasaan kalau kencing harus jongkok dan celana harus saya lepas semua, termasuk sempaknya. Dalam kondisi demikian, akan mudah bagi saya jika saya memakai sandal jepit alih-alih sepatu, sebab saya tak perlu repot-repot mencopot sepatu.

Bertahun-tahun saya menggunakan sandal swallow, saya kemudian sadar, bahwa ia bukan sandal biasa. Ia bukan hanya mengajari kita untuk belajar menyamankan diri, mengajari kita untuk menjadi manusia yang simpel, lebih dari itu, ia mengajari kita menjadi manusia yang selalu siap kehilangan.

Yang saya sebut terakhir, adalah hal mungkin paling prinsipil dari segala guna yang dimiliki oleh sandal swallow.

Memakai sandal swallow, saya memang diwajibkan untuk senantiasa siap dengan berbagai kemungkinan. Dan kemungkinan yang paling memungkinkan adalah kehilangan.

Entah sudah berapa kali saya kehilangan sandal swallow yang saya punya, baik saar di kantor maupun di rumah.

Dugaan saya, sandal swallow dianggap sebagai sandal murah, karena itu, ia kemudian disepelekan, dan pada akhirnya, mudah dipinjam orang tanpa dikembalikan atau yang paling parah, mudah tertukar.

Beberapa waktu yang lalu, misalnya, saat mengisi acara di gedung PKKH UGM, saya memakai sandal swallow. Saya menyempatkan diri salat zuhur sebelum acara dimulai. Kebetulan waktu itu, musala di PKKH sedang direnovasi, sehingga musalanya harus dipindah ke gedung yang tak terlalu jauh dari musala yang direnovasi.

Selesai ambil wudhu, saya langsung merapat ke musala. Salat selesai, saya kembali ke teras gedung. Dan yak, sandal swallow bersrampat merah dan berukuran 10 itu hilang. Sebuah kehilangan yang saya tak terlalu menyesalinya, sebab memang sudah saya duga.

Sandal itu baru kembali setelah saya menunggu beberapa saat. Dan bisa ditebak, sandal itu dipakai bergiliran oleh orang-orang yang ingin wudhu.

Kehilangan sandal swallow juga saya alami saat berkunjung ke kediaman Gus Muwafiq beberapa waktu yang lalu saat menggarap program sowan kiai bersama Kru Mojok dan Gusdurian.

Setelah hampir dua jam sowan, saat akan pulang, sandal saya raib. Kali ini tentu saja saya bingung, sebab ini bukan musala. Jadi tak mungkin dipakai orang buat berwudhu.

Saya sudah ikhlas dan siap pulang tanpa sandal untuk nanti mampir ke warung untuk beli sandal yang baru.

Sesaat sebelum saya naik mobil yang mengantar saya dan rombongan, asisten Gus Muwafiq memanggil saya, ternyata sandal saya dipakai buat alas nongkrong oleh salah satu santrinya Gus Muwafiq di jalan depan rumah Gus Muwafiq.

Iklan

Kejadian paling baru, saat kemarin saya ke rumah pacar saya untuk melamar dia. Saya ke sana pakai sandal swallow. Kebetulan lamaran digelar di musala di dekat rumah pacar saya, jadi saya merasa sah-sah saja pakai sandal swallow.

Pas saat saya dan rombongan mau pulang, kejadian (yang sudah sering terjadi) itu pun terjadi kembali. Sandal saya hilang.

Saya tak perlu menjelaskan, sandal saya ketemu atau tidak. Namun yang jelas, pesan moral yang terkandung dalam sandal swallow memang akan selalu sama: Semua milik Allah, termasuk sandal swallow. Bersiaplah untuk selalu kehilangan.

Swallow membuat saya belajar akan arti kehidupan. Bahwa dalam hidup, kita harus selalu siap untuk kehilangan.

Terakhir diperbarui pada 15 September 2020 oleh

Tags: sandal swallow
Agus Mulyadi

Agus Mulyadi

Blogger, penulis partikelir, dan juragan di @akalbuku. Host di program #MojokMentok.

Artikel Terkait

Sandal hilang di masjid
Liputan

Sandal Hilang di Masjid dan Pembelaan yang Mengambilnya

23 April 2021
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Dari Jogja ke Solo naik KRL pakai layanan Gotransit dari Gojek yang terintegrasi dengan GoCar. MOJOK.CO

Sulitnya Tugas Seorang Influencer di Jogja Jika Harus “Ngonten” ke Solo, Terselamatkan karena Layanan Ojol

1 Desember 2025
Lulus S2 dari UI, resign jadi dosen di Jakarta. MOJOK.CO

Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar

5 Desember 2025
pendidikan, lulusan sarjana nganggur, sulit kerja.MOJOK.CO

Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada

5 Desember 2025
Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

30 November 2025
musik rock, jogjarockarta.MOJOK.CO

JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan

5 Desember 2025
Bakpia Mojok.co

Sentra Bakpia di Ngampilan Siap Jadi Malioboro Kedua

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.