PMP Buat Generasi Muda, Memangnya Bapak Ibu Politikus Sudah Pancasilais? - Mojok.co
  • Cara Kirim Artikel
Mojok
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Terminal
  • Movi
  • Podcast
No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Terminal
  • Movi
  • Podcast
Logo Mojok
No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Susul
  • Kilas
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Terminal
  • Movi
  • Podcast
Home Pojokan

PMP Buat Generasi Muda, Memangnya Bapak Ibu Politikus Sudah Pancasilais?

Yamadipati Seno oleh Yamadipati Seno
27 November 2018
0
A A
PMP dan Pancasila MOJOK.CO
Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

MOJOK.CO – Kalau generasi muda mendapatkan pelajaran Pendidikan Moral Pancasila lagi (PMP), bapak ibu yang mana daripada politikus terhormat perlu belajar juga.

Jangan disalahartiken. Ini bukan berarti saya tidak mendukung penerapan kembali pelajaran Pendidikan Moral Pancasila (PMP) untuk generasi muda. Justru ini kabar baik. Kemarin (26/11), Agus Mulyadi, Pemred Mojok, menjelaskan beberapa alasan PMP sangat layak dihidupkan kembali.

Ada tiga alasan yang dipaparkan oleh Agus Mulyadi. Pertama, menghidupkan kembali romantisme Orde Baru atau Orba. Pas banget dengan seseorang, keturunan langsung dari perancang Orde Baru yang lagi kangen dengan masa-masa “penak” di zaman bapaknya. Paling tidak, kehadiran pelajaran PMP bikin blio tenang untuk sementara waktu dan gak manggil-manggil arwah Orba yang sudah tenang di alamnya.

Alasan kedua, mendukung proyek bela negara. Pelajaran PMP adalah solusi daripada yang mana adalah bela negara berwujud baris-berbaris. Agus bilang:

“Kita sudah bosan dengan baris berbaris. Nasionalisme kurang? Baris berbaris solusinya. Kurang pemahaman kebangsaan? Baris berbaris solusinya. Korupsi merajalela? Nah, kalau itu, Khilafah solusinya. Hassssh, Taeeeeeek!”

Baca Juga:

Sudharnoto: Pencipta Garuda Pancasila yang Menjadi Paria karena “Mengkhianati” Pancasila

Soal-soal di Survei Lingkungan Belajar Tunjukkan Setinggi Apa Imajinasi Kemdikbudristek

Tuduhan Eko Kunthadi ke Nussa Hanya Pintu Gerbang untuk Label Taliban-taliban Selanjutnya

Alasan ketiga, siswa dan siswi kembali mendapatkan gacoan mata pelajaran. “Apa alasannya? Sebab soal-soal PMP memanglah soal yang normatif yang bahkan tak perlu belajar pun, segoblok apa pun, siswa akan bisa mendapatkan nilai minimal 8,” kata Agus.

Sungguh mulia betul yang mana daripada dampak pelajaran PMP ini. Terutama bagi generasi muda, generasi penerus bangsa. Generasi yang terus dicurigai besok tidak akan jadi orang baik kalau tidak belajar soal moral, apalagi Pancasila.

Nah, sampai sini, kamu semua sudah merasakan ada yang salah? Bukan, bukan soal moral dan Pancasila yang ingin diterapkan kepada yang mana daripada generasi muda. Yang salah adalah Kemendikbud seharusnya juga menerapkan pelajaran PMP kepada semua golongan usia, bukan generasi muda saja. Terlebih kepada bapak ibu yang mana daripada politikus terhormat.


Zulkifli Hasan, Ketua MPR, sangat mendukung penerapan kembali pelajaran PMP asal metode pembelajarannya disesuaikan dengan zaman sekarang. Beliau menambahkan:

“Sekarang ini kan kita hilang pelajaran Pancasila, hilang semua pelajaran PMP, hilang penataran P4. AKHINYA KITA SEPERTI INI. Karena ideologi harus diajarkan. Itu boleh radikalisasi ideologi. Pancasila harus diajarkan dari secara radikal, kuat, harus menancap di dada ANAK-ANAK MUDA. SEKARANG INI HILANG. Kalau tidak ada tentu mereka akan mencari YANG LAIN,” ungkap Zul.

Perhatikan kalimat yang saya tulis kapital. Mari kita bedah satu per satu.

AKHIRNYA KITA SEPERTI INI. Kalimat Zulkifli ini tentu merujuk kepada situasi Indonesia paling up to date. Meski ini ambigu, setidaknya kita bisa berasumsi kondisi anak muda yang seperti lupa dengan Pancasila. Tatanan menjadi rusak, apalagi moral. Namun, apakah Zul lupa bahwa “akhirnya seperti ini” juga bisa merujuk kepada situasi politik Indonesia, terutama kontestasi Pilpres 2019?

Siapa produsen hoaks paling besar? Anak muda? Bukan, tapi politikus! Salah satu penggalan Pancasila berbunyi “persatuan Indonesia”. Apakah hoaks itu menyatukan Indonesia. Tolong, Pak. Kayaknya Anda-Anda semua yang mana daripada politikus yang lebih butuh pelajaran PMP dan penataran P4. Ketimbang rapat ditinggal tidur, mending belajar Pancasila lewat gawai masing-masing. Bukan hanya “ANAK-ANAK MUDA” saja.

Bagaimana dengan “SEKARANG INI HILANG”? Coba tengok laporan investigasi dari Tirto.id tentang sindikat jual beli ijazah di Kemristekdikti. Ketika mengabarkan praktik suap secara gamblang, reporter Tirto justru dilaporkan ke kepolisian. Bapak Ibu yang mana daripada adalah politikus tentu tahu media sekaliber Tirto tidak akan merilis tulisan tanpa landasan dan bukti yang jelas.

Kalau sudah begini, tidak hanya melanggar sila kelima yang berbunyi “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”, aksi jual beli ijazah abal-abal dan suap menabrak semua sila Pancasila, beserta butir-butirnya yang banyak banget itu. Siapa yang melanggar? Anak muda? Bukan, politikus! Tidak percaya? Baca saja laporan komprehensif dari Tirto.

Terakhir: “YANG LAIN”. Ketika anak muda tidak mendapatkan pelajaran PMP, jangan khawatir, selalu ada solusi. Apa itu? Jawabannya: akal sehat! Ketika tidak berbuat jahat, memproduksi hoaks, menghina kepercayaan orang lain, bukankah generasi muda justru sudah Pancasilais? Ini sudah langsung praktik, bukan pelajaran lagi.

Pada akhirnya pertanyaan timbul: “Bukankah para koruptor, yang mana daripada adalah bapak-bapak dan ibu-ibu politikus, sudah mendapatkan pelajaran PMP sampai ke akar-akarnya sejak zaman Orba? Kenapa saat ini jadi koruptor, produsen hoaks, dan sumber kegaduhan nasional?

Jangan-jangan, malah bapak ibu politikus yang belum Pancasilais. Kalau generasi muda mendapatkan pelajaran PMP lagi, bapak ibu yang mana daripada terhormat juga perlu belajar juga. Bukankah belajar itu tidak mengenal usia dan jabatan?

Berani?

Tags: PancasilaPilpres 2019pmp
Yamadipati Seno

Yamadipati Seno

Redaktur Mojok. Koki di @arsenalskitchen.

Artikel Terkait

Sudharnoto: Pencipta “Garuda Pancasila” Yang Menjadi Paria Karena "Mengkhianati" Pancasila

Sudharnoto: Pencipta Garuda Pancasila yang Menjadi Paria karena “Mengkhianati” Pancasila

10 Juni 2022
Soal-soal di Survei Lingkungan Belajar Tunjukkan Setinggi Apa Imajinasi Kemdikbudristek. MOJOK.CO

Soal-soal di Survei Lingkungan Belajar Tunjukkan Setinggi Apa Imajinasi Kemdikbudristek

4 Oktober 2021
Tuduhan Eko Kunthadi ke Nussa Hanya Pintu Gerbang untuk Label Taliban-taliban Selanjutnya

Tuduhan Eko Kunthadi ke Nussa Hanya Pintu Gerbang untuk Label Taliban-taliban Selanjutnya

21 Juni 2021
tes wawasan kebangsaan

Pertanyaan “Pilih Al-Qur’an atau Pancasila?” dalam Tes Wawasan Kebangsaan Menuai Kecaman dari Banyak Pihak

2 Juni 2021
Salah Kaprah Nama ‘Vaksin Nusantara’ dan Cara Kerja Vaksin yang Berbeda

Salah Kaprah Nama ‘Vaksin Nusantara’ dan Cara Kerja Vaksin yang Berbeda

16 April 2021
Gus Dur, Kesaktian Pancasila, dan Mengenali Setan di Dalam Diri Seperti Slipknot MOJOK.CO

Gus Dur, Kesaktian Pancasila, dan Mengenali Setan di Dalam Diri Seperti Slipknot

1 Oktober 2020
Pos Selanjutnya
membongkar rahasia di balik ilustrasi mojok

Membongkar Rahasia Di Balik Ilustrasi Mojok.co

Komentar post

Terpopuler Sepekan

Kereta Cepat Jakarta Bandung Sumber Petaka Masa Depan: Indonesia Dicaplok, Cina Menang Banyak MOJOK.CO

Kereta Cepat Jakarta Bandung Sumber Petaka Masa Depan: Indonesia Dicaplok, Cina Menang Banyak

8 Agustus 2022
PMP dan Pancasila MOJOK.CO

PMP Buat Generasi Muda, Memangnya Bapak Ibu Politikus Sudah Pancasilais?

27 November 2018
Derita Gagal SBMPTN dan (Ditolak) Perguruan Tinggi Favorit MOJOK.CO

Derita Gagal SBMPTN dan (Ditolak) Masuk Perguruan Tinggi Favorit

5 Agustus 2022
pola pengasuhan anak mojok.co

Psikolog UGM Jelaskan Tipe Pola Asuh yang Bisa Berdampak pada Hasil Akademik Anak

5 Agustus 2022

Cara Hadapi Henry Subiakto Menurut Mahasiswanya, Itu Lho Staf Kominfo yang Unggah Liputan Narasi TV Tanpa Watermark

3 November 2020
Lampu merah terlama di Jogja. (Ilustrasi Ega Fansuri/Mojok.co)

Menghitung Lampu Merah Terlama di Jogja, Apakah Simpang Empat Pingit Tetap Juara?

9 Agustus 2022
Musimin, petani di lereng Gunung Merapi yang menolak ekspor kopi ke Jepang.

Mengenal Musimin, Petani Lereng Merapi yang Menolak Pesanan Kopi dari Jepang 

5 Agustus 2022

Terbaru

world water forum mojok.co

Persiapan Dua Tahun, Indonesia Dipercaya Gelar Forum Air Dunia 

11 Agustus 2022
Teror Hantu Penghuni Patung Loro Blonyo MOJOK.CO

Teror Hantu Penghuni Patung Loro Blonyo

11 Agustus 2022
Kezaliman Barcelona Terhadap Frenkie De Jong

Kezaliman Barcelona Terhadap Frenkie De Jong

11 Agustus 2022
Ketua LPSK mengatakan perlindangan istri Ferdy Sambo bisa dibatalkan

Kurang Kooperatif, LPSK Sebut Permohonan Perlindungan Istri Ferdy Sambo Bisa Dibatalkan

11 Agustus 2022
mendag zulhas mojok.co

Mendag Zulhas Sebut Harga Kebutuhan Pokok DIY Paling Rendah

11 Agustus 2022

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
DMCA.com Protection Status

© 2022 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Cerbung
  • Movi
  • Podcast
  • Mau Kirim Artikel?
  • Kunjungi Terminal

© 2022 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In