ADVERTISEMENT
Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal
Beranda Pojokan

Perlukah Petugas KAI Hormat Kereta Sampai Membungkukkan Badan?

Audian Laili oleh Audian Laili
23 Oktober 2018
0
A A
Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

MOJOK.CO – Bagi penumpang macam saya, menerima hormat kereta sampai dengan membungkuk, justru bikin tidak nyaman dan sungkan.

Ada sebuah video sedang viral di Twitter yang menayangkan tentang hormat kereta petugas porter. Hormat kereta tersebut diberikan pada kereta yang sedang berangkat, dengan sikap membungkukkan badan dan tangan berada di depan dada selama kereta api jalan di depan mereka. Oke, supaya lebih jelas, ini video yang saya maksud tersebut,

I don’t know what it’s called, I don’t know why they do this. One thing I know: I’m touched, thrilled, and I think I had goosebumps seeing this…@KAI121 @keretaapikita pic.twitter.com/RzSILgfGnX

— Elson (@SusiloELS) October 19, 2018

Video yang awalnya diunggah oleh @SusiloELS, menjadi lebih rame ketika di quote tweet oleh akun @MerryMP dengan caption yang berbeda pandangan. Menanggapi hal tersebut, memang tidak asyik rasanya jika tidak menghasilkan pro dan kontra.

Ada yang menganggap bahwa sikap yang dilakukan oleh para porter di video tersebut tidak perlu dilakukan karena tidak menunjukkan kesetaraan. Sangat berlebihan. Seperti kembali ke era feodal yang kental dengan priyayisme, dan sebagainya. Halah.

Namun ada pula yang tidak mempermasalahkan sikap tersebut. Pasalnya, sikap menunduk tersebut memang menjadi salah satu SOP yang harus dilakukan oleh petugas kereta api, tidak hanya porter saja. Gestur tersebut adalah sebuah penghormatan serta apresiasi kepada para pemakai jasanya. Sekaligus mendoakan supaya selama perjalanan dapat berjalan lancar sampai tujuan.

Pihak yang pro menganggap, justru ketika kita mempermasalahkan gestur dalam video tersebut, berarti kita yang punya masalah dengan pantas tidaknya sikap hormat kereta tersebut. Pasalnya, jika mengacu pada budaya Jepang, sikap menunduk tersebut bukan sekedar anggapan lebih rendah dan sebaliknya. Namun secara filosofis hal tersebut merupakan sikap yang menunjukkan pelayanan excellent dari pemberi servis kepada customer-nya.

Dibalik pro kontra yang tersebut, kalau menurut saya pribadi, yang lebih sering menggunakan kereta api dibandingkan bus, pesawat ataupun kapal, meski SOP-nya memang seperti itu, meski dalam budaya Jepang menundukkan badan bukan berarti sedang merendahkan diri, bahkan katanya sebagai bentuk apresiasi kepada pemakai jasanya. Kok, kalau saya sih, kayaknya mendingan nggak usah gitu-gitu amat deh.

Saya pribadi sebagai penumpang, jika diperlakukan seperti itu, justru akan merasa tidak nyaman dan cenderung sungkan. Begini, kita punya budaya sendiri. Kita punya keterbiasaan sendiri. Dalam keterbiasaan di lingkungan saya, sangat tidak elok rasanya jika orang yang lebih tua—apapun pekerjaannya—menunduk kepada saya dengan waktu yang cukup lama—lama yang dimaksud adalah ukuran waktu sampai kereta tersebut tidak lewat di depan mereka lagi.

Sebagai pengguna jasa mereka, saya tentu senang-senang saja ketika pemberi jasa, memberikan sikap ‘penghormatan’ kepada saya. Tapi ya gitu, tidak perlu lah sampai segitunya juga. Apa yang nampak di dalam video itu, benar-benar terlihat berlebihan menurut saya.

Ada juga yang mengungkapkan bahwa gestur tersebut tidak jauh berbeda dengan budaya kita di Jawa. Hadeh, kayaknya di Jawa juga nggak gitu-gitu amat deh. Di Jawa, kebiasaan membungkuk seperti itu, lebih ditujukan kepada orang yang lebih tua dan tinggi kedudukannya.

Iya sih, lantas kalau disahutin dengan kalimat ‘pembeli adalah raja’, nyambung lah. Masalahnya, kalau bungkuk pun biasanya dilakukan melalui kontak mata secara langsung dan tidak dilakukan selama itu juga sih. Palingan satu sampai tiga detik doang. Budaya di Jawa, berbeda jauh dengan sikap yang ditujukan dalam video tersebut.

Beneran deh, saya merasa ada yang berlebihan saja dengan SOP PT KAI itu. Meski pun itu sebuah bentuk apresiasi kepada pelanggan, sebagai bentuk pekerja telah melaksanakan tugasnya membantu memastikan kenyamanan penumpang serta kelancaran perjalanan, serta mendoakan supaya perjalanan dapat berjalan dengan lancar, saya tetap merasa itu adalah gestur yang berlebihan.

Terus ada yang nyinyir, “Halah, Mbak. Kamunya aja yang overthinking, wong petugas kereta apinya oke-oke aja gitu kok.”

Oke-oke aja? Yakin? Jangan lupa loh, yang sedang mereka lakukan ini adalah aturan yang menaungi tempat kerja mereka. Yang mana artinya, tidak bisa dibantah dengan serta merta.

Gini loh, saya paham bahwa itu merupakan gestur totalitas dan dedikasi kepada pengguna jasa kereta api. Tapi gestur menunduk dengan waktu yang cukup lama bahkan sampai kereta api terserbut selesai lewat di depannya, itu terasa mengganjal. Kok harus gitu sih??!11!1!

Sikap tersebut benar-benar membuat saya menjadi sungkan. Kalau saya dikatain, “Ah, kamu memang nggak paham dengan tanda penghormatan.” Iya saya memang nggak paham, karena dalam budaya saya, rasanya bentuk penghormatan juga nggak gitu-gitu amat deh.

Ngomong-ngomong, banyak loh yang merasa sungkan dengan penghormatan segitunya itu, sampai akhirnya memilih nggak ngelihat keluar jendela kalau kereta berangkat. Padahal kan sayang, pemandangan ketika kereta berangkat lalu melihat ke luar jendela itu syahdu dan terlalu sayang untuk dilewatkan~

Nggak percaya kalau itu syahdu? Sayang, terlalu banyak FTV, film bioskop dan novel-novel kita, yang memutuskan memasukkan adegan melihat ke luar jendela ketika kereta berangkat sambil sesekali melambaikan tangan, karena suasana syahdu itu.

Oke kembali lagi. Menurut saya, akan lebih membuat enak di kedua belah pihak, misalnya tidak membuat sungkan penumpang macam saya dan tidak membuat capek petugas karena harus bungkuk cukup lama, jika sikap hormat kereta itu diganti dengan yang lebih sesuai dengan keterbiasaan kita aja?

Misalnya nih, kalau saya pribadi akan lebih menyenangkan kalau petugas kereta api memberikan penghormatan kepada pelanggan dengan,

Pertama, melambaikan tangan sambil menyunggingkan senyum. Nah kalau kayak gini rasanya lebih ada gembira-gembiranya gitu. Rasanya kayak ada yang melepas kepergian kita yang berangkat sendirian dan nggak ada yang nganter itu~

Kedua, menelungkupkan kedua tangan di depan dada sambil tersenyum. Kalau sikap ini lebih mirip-mirip pramugari ketika kita turun dari pesawat. Nggak berlebihan, secukupnya. Namun bisa bikin nyesss ketika ngelihat senyuman tulus dari mereka.

Ketiga, menaruh satu telapak tangan di dada—mirip video tersebut—namun tidak perlu membungkuk. Iya, nggak perlu membungkuk lah. Biar kita bisa lihat wajah-wajah kepuasaan mereka yang telah melayani pelanggannya, seperti filosofinya itu. Justru dengan menunduk atau membungkuk dengan waktu selama itu, kita nggak bisa melihat wajah dan senyum mereka loh.  Selain itu, kalau pakai membungkuk dengan waktu selama itu, apa ya nggak pegel punggungnya? Kereta yang berangkat per hari kan nggak cuma satu dua~

Lagian kalau SOP-nya tetep dengan membungkuk seperti itu, bisa-bisa karena saya ini orangnya gampang sungkan dan nggak enakan, nanti malah jadi pengin ikutan bungkuk juga di dalam kereta. Kalau di kereta eksekutif dan bisnis sepertinya tidak terlalu masalah, ya. Tapi bagi saya yang lebih sering pakai kereta api ekonomi, apa ya nggak bakal ngerusuhin penumpang lainnya?

Terakhir diperbarui pada 23 Oktober 2018 oleh

Tags: Bungkuk badanhormat keretaKereta berangkatPT KAISOP
Iklan
Audian Laili

Audian Laili

Redaktur Terminal Mojok.

Artikel Terkait

KA Malabar dan PT KAI MOJOK.CO
Otomojok

KA Malabar, Bukti PT KAI Masih Punya AKHLAK dan Wujud Inovasi yang Memikirkan Kenyamanan Penumpang

4 Maret 2025
KRL Jogja Solo Membantu Seorang Tunanetra Menuju Sarjana MOJOK.CO
Otomojok

Di Balik Lensa KRL Jogja Solo: Kisah Perjalanan Seorang Tunanetra Menuju Sarjana

13 Februari 2025
ka jaka tingkir solo jogja jakarta.MOJOK.CO
Ragam

Orang-orang yang Berat Meninggalkan Jogja di Gerbong KA Jaka Tingkir Menuju Jakarta

6 September 2024
Kelas Menengah Indonesia Adalah Tumbal Kebijakan Pemerintah MOJOK.CO
Esai

Kutukan Paling Mengerikan di Dunia Adalah Menjadi Warga Kelas Menengah di Indonesia!

30 Agustus 2024
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya

Drama Kembalinya Awkarin yang Jual Akun Instagram ke Dirinya Sendiri

Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Sulitnya Pegawai Pinjol Menjelaskan ke Tetangga tentang Pekerjaannya: Ngaku Kerja di Bank hingga Jadi Sasaran Pinjam Uang.MOJOK.CO

Sulitnya Pegawai Pinjol Menjelaskan ke Orang Tua soal Pekerjaannya: Ngaku Kerja di Bank hingga Jadi Sasaran Pinjam Uang Tetangga

16 Mei 2025
Sesal bapak saat anak menjadi mahasiswa di kampus Bandung MOJOK.CO

Sesal Bapak usai Anak Kuliah dan Kerja di Bandung karena Jadi Liar, Kena HIV AIDS hingga Meregang Nyawa sebab Narkoba

16 Mei 2025
Hal-hal menyebalkan yang melekat pada mahasiswa UIN MOJOK.CO

Jadi Mahasiswa UIN Merasa Rendah Diri karena Kena Banyak Label Menyebalkan

13 Mei 2025
Sinar Jaya Suite Class, Sleeper Bus yang Bikin Saya Menyesal MOJOK.CO

Setelah Tidak Pernah Naik Bus, kini Saya Menyesal Mencoba Naik Sleeper Bus Sinar Jaya Suite Class

14 Mei 2025
Grup Facebook Fantasi Sedarah, sinyal rumah makin tak aman karena hubungan sedarah (inses) MOJOK.CO

Fantasi Menjijikkan 40.000 Ribu Orang di Grup Facebook Fantasi Sedarah, Rumah Sendiri Terasa Makin Tak Aman

16 Mei 2025

AmsiNews

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Cara Kirim Artikel
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Kerja Sama
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.