Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Penilaian Bintang Lima Ojol Jadi Tidak Objektif karena Rasa Nggak Enakan

Sistem penilaian ojol dan restoran GoFood, GrabFood, dan Shopee Food

Ajeng Rizka oleh Ajeng Rizka
3 Oktober 2021
A A
ilustrasi Penilaian Bintang Lima Ojol Jadi Tidak Objektif karena Rasa Nggak Enakan mojok.co
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Performa ojol yang dinilai berdasarkan sistem bintang lima memang banyak mengandung kontroversi, dulu dan kini.

Ojol masih jadi media darling setelah kemunculan mereka selalu saja membuat orang-orang Indonesia respek berat. Bahkan youtuber prank dan budak konten di luar sana juga kerap membidik profesi ojol sebagai talent dadakan yang siap dikeruk habis kisah hidupnya. Sayangnya, sistem penilaian bintang lima mereka sampai sekarang masih agak dilematis.

Di awal kemunculan ojol, kita dibanjiri informasi bahwa profesi ini bisa begitu rentan karena penilaian pelanggan. Sekali saja memberikan penilaian bintang satu, ojol bersangkutan bisa kena suspend alias tidak bekerja dalam beberapa waktu. Penilaian bintang dua juga, mengandung konsekuensi yang terkesan berat dan menghambat driver ojol mencari cuan di jalanan.

Media daring dan media sosial seolah-olah menjadi campaigner tanpa bayaran terkait hal ini. Simpati masyarakat sedikit demi sedikit dibangun untuk menghormati profesi yang awalnya begitu asing karena sentuhan teknologi. Sekarang, kita sudah begitu terbiasa dengan ojol berikut penilaian bintang limanya yang kadang… nggak objektif itu.

Kita terlalu sayang dengan ojol, kita kelewat cinta dengan beberapa UMKM yang dibantu berkibar dengan sistem pemesanan daring. Sampai-sampai, apa yang kita nilai untuk mereka agak bias dan kurang objektif.

Sistem penilaian bintang lima kalau boleh saya bilang, memang nggak tepat. Meskipun aplikasi telah memberikan keterangan dengan menyifati setiap peringkat bintangnya, misal bintang lima berarti “awesome” dsb., upaya ini kurang menolong. Masyarakat telanjur menaruh simpati berlebih. Sebagian besar orang akan memberikan penilaian bintang lima meski performa ojol tidak sempurna.

Suatu saat ketika seorang pelanggan merasa sangat kecewa dengan pelayanan dan memberikan bintang tiga saja, mesin akan melihat bahwa performa ojol ini terjun bebas. Ini terjadi karena ia kerap mendapat nilai sempurna dan sekali waktu mendapat “kurang sempurna” sehingga data memaknai penilaian ini sebagai kejatuhan performa ojol.

Lain halnya jika sistem penilaian bintang lima ini diganti dengan sistem penilaian berdasar ekspresi wajah atau emoji. Sangat kecewa diperlihatkan dengan ekspresi marah, kecewa digambarkan dengan ekspresi cemberut, puas dengan ekspresi senyum, dan sangat puas dengan ekspresi gembira ria. Saya sendiri cenderung lebih mudah menilai dengan ekspresi wajah. Ketika pelayanan ojol membuat saya bahagia, saya tidak segan memberikan penilaian “sangat puas”. Sedangkan ketika ojol terlambat datang, pesanan saya kurang lengkap, sampai melakukan perbuatan yang kurang ajar, tentu sudah bisa ditebak bagaimana penilaian saya.

Walau begitu, jika sistemnya diubah pun saya nggak bisa meyakini bahwa sistem ini benar-benar akan objektif dan tidak membahayakan kedua belah pihak. Masalahnya, simpati masyarakat yang overload itu tak bisa terbendung. Kita dibatasi oleh perasaan pekewuh, sungkan, alias nggak enakan kalau nggak memberikan bintang lima kepada ojol. Padahal, kalau boleh jujur, mungkin pelayanan si ojol ya biasa saja. Masuk indikator “puas” jika penilaiannya berdasar ekspresi wajah tadi.

Kebanyakan pelanggan mengkhawatirkan karier si ojol dan performa restoran jika kita menilainya buruk. Meskipun kita semua juga tahu bahwa kritik akan makanan dan pelayanan itu bisa jadi alat untuk meningkatkan performa mereka.

Bukannya saya menyarankan untuk tega-tegaan ya, ini mah beda soal.

Permasalahannya, jika kita selalu memberikan nilai bintang lima, banyak pihak yang berubah jadi aleman karena mereka merasa sudah dinilai baik, dan ini buruk. Resto yang menjual makanan keasinan akan selalu menaruh lebih banyak garam, ojol yang santai-santai sebelum antar makanan juga tetap memiliki ritme kerja lamban.

Ujungnya memang kita perlu mencari jembatan dari sistem penilaian yang tidak sempurna ini. Jika Anda tetap punya perasaan pekewuh untuk menilai di bawah bintang lima, komentar Anda menjadi begitu penting. Misalnya, jika Anda pesan es teh, tapi menu itu tidak diberikan, Anda bisa tetap memberikan bintang lima ditambah dengan komentar, “Saya menilai sempurna, meskipun es teh-nya ketinggalan. Tolong lain waktu dicek ya, Mas.”

Siapa tahu, ya siapa tahu, ojol dan resto bisa lebih teliti untuk pesanan selanjutnya. Ini berlaku juga buat resto yang menghadirkan makanan keasinan, membungkus makanan dengan kemasan mudah tumpah, dan lebih banyak indikator lain.

Iklan

Saya tahu, mungkin saran di atas terlalu pragmatis. Lagi pula, kita memang sangat sulit meluangkan waktu untuk ini kan? Itulah mengapa sistem penilaian bintang lima tetap saya sebut sebagai sesuatu yang dilematis.

BACA JUGA Sikap Customer yang Menyusahkan Driver Ojek Online dan artikel AJENG RIZKA lainnya.

Terakhir diperbarui pada 3 Oktober 2021 oleh

Tags: Bintang Limadriver ojolgofoodgrabfoodmedia darlingpenilaian ojolShopee Food
Ajeng Rizka

Ajeng Rizka

Penulis, penonton, dan buruh media.

Artikel Terkait

Jadi ojol di Malang disuruh nyekar ke Makam Londo Sukun. MOJOK.CO
Liputan

Driver Ojol di Malang Pertama Kali Dapat Pesanan Bersihin Makam dan Nyekar di Pusara Orang Kristen, Doa Pakai Al-Fatihah

16 November 2025
Driver ojol di Simpang Lima Semarang terlalu Ramah. MOJOK.CO
Catatan

Pelajaran Hidup dari Seorang Driver Ojol di Semarang yang Suka “Yapping”: Tak Lupa Membantu Sesama di Tengah Tekanan Hidup

6 November 2025
Driver ojek online (ojol) Semarang cari untung di tengah kebingungan penumpang MOJOK.CO
Ragam

Siasat Ojol Semarang Mencari Keuntungan di Tengah Kebingungan Penumpang

5 November 2025
Indomaret Pasteur, Saksi Penderitaan Orang Kecil di Bandung MOJOK.CO
Esai

Menyaksikan Penderitaan dan Perjuangan Orang Kecil di Bandung dari Bawah Neon Putih-Biru-Merah Indomaret Pasteur

31 Oktober 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Bencana Alam Dibuat Negara, Rakyat yang Disuruh Jadi Munafik MOJOK.CO

Bencana Alam Disebabkan Negara, Rakyat yang Diminta Menanam Kemunafikan

3 Desember 2025
8 tahun merantau di Jakarta akhirnya resign. MOJOK.CO

Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama

4 Desember 2025
Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

2 Desember 2025
Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
Bahayanya Cadangan Pangan Beras Jika Tak Dikelola Saat Bencana Sumatra. MOJOK.CO

Pentingnya Cadangan Pangan Beras di Daerah agar Para Pimpinannya Nggak Cengeng Saat Darurat Bencana

8 Desember 2025
Kuliah Jurusan Pendidikan Bahasa Mandarin di Unesa. MOJOK.CO

Sulitnya Masuk Jurusan Bahasa Mandarin Unesa, Terbayar usai Lulus dan Kerja di Perusahaan Tiongkok

3 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.