Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Patah Hati Lebih Mudah Dilalui Jika Kamu Orang Kaya. Konon Bisa Cepat Move On pula

Ajeng Rizka oleh Ajeng Rizka
13 Juni 2021
A A
Patah Hati Nggak Enak Rasanya, Makanya Cuti dan Tunjangan Patah Hati Perlu Diperjuangkan Masuk UU Ketenagakerjaan MOJOK.CO

Patah Hati Nggak Enak Rasanya, Makanya Cuti dan Tunjangan Patah Hati Perlu Diperjuangkan Masuk UU Ketenagakerjaan MOJOK.CO

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Perkara patah hati itu keniscayaan dalam mengarungi bahtera cinta. Tapi, orang kaya adalah seberuntung-beruntungnya manusia saat terpuruk sekalipun.

Pepatah “uang bukan segalanya” saya rasa kini sudah patah sendiri karena memang segalanya butuh uang. Bahkan kalau ada yang bilang, “Uang tidak bisa membeli kebahagiaan, orang kaya juga bersedih,” netizen masa kini lebih suka menyangkalnya dengan pernyataan, “Tapi, lebih enak menangis di dalam Alphard daripada di kamar mandi kosan yang antre.” Buat urusan patah hati, saya rasa orang kaya juga bisa lebih unggul daripada sobat miskin.

Sobat miskin hidup dalam membangun kesedihan. Walau kita tidak bisa mengukur seberapa sedih dan seberapa miskin seseorang, ketika keadaan serbasulit yang rasanya memaksa kita untuk. Suatu waktu saat mengalami patah hati, layaknya orang normal, saya tentu menangis. Sebuah respons yang klasik akan kesedihan. Saya telah berusaha cari referensi di internet buat mengatasi kesedihan akibat broken heart macam itu.

Tanpa pikir panjang, saya mengetik kalimat di kolom pencarian Google, “How to deal with breakup.” Sengaja pakai bahasa Inggris, biar nggak nyasar ke media sebelah yang artikel tema hubungannya mendayu-dayu. Sebuah referensi menyebutkan bahwa saat patah hati, kita tidak boleh melawan perasaan yang kita alami, jangan denial, lepaskan saja. Intinya begitu.

Baik, saya lakukan. Saya memikirkan kembali mengapa patah hati ini bisa saya alami, mengapa si dia tega membuat kami memutuskan berpisah, mengapa kenangan-kenangannya begitu manis, dan hal menye-menye lainnya yang bikin saya makin mewek. Jujur, rasanya nyesek banget, Wak. Tapi, ya gimana, saya ngikutin tips di internet buat melepas energi negatif.

Semakin saya tidak melawan perasaan sedih, lha kok sedihnya makin mengharu biru. Makin lemes raga saya buat ngapa-ngapain. Kalau ada yang bisa sedih itu butuh tenaga, itu benar seratus persen! Saya pun terjerembab di kasur, hanya bersedih, tidak melakukan apa pun.

Bayangkan jika saya ketika itu termaktub sebagai orang kaya. Minimal kayak Sisca Kohl lah. Saya mungkin terjerembab dengan lebih damai karena kasur saya lebih empuk dan bantal saya terbuat dari bulu angsa. Tenaga yang dilakukan buat bersedih nggak gede-gede amat. Bahkan, meski tidak melakukan apa pun, orang kaya kayak Sisca Kohl bisa tetap makan. Minta dibikinin si mbak aja, buka kulkas aja, atau buka ponsel dan pesan BTS Meal sepuluh paket sekalian. Patah hati sebagai orang kaya tetap lebih baik.

Lalu, langkah selanjutnya buat mengatasi patah hati sesuai yang saya baca di referensi adalah: Mempercayai bahwa kita masih memiliki masa depan. Baik, saya berpikir apa yang akan terjadi dua atau tiga tahun lagi. Lha kok bikin makin mewek. Ngebayangin waktu-waktu yang bakal saya habiskan tanpa dia itu masih terasa mengerikan. Lalu saya pikir, saya perlu cari pengganti. Tapi, siapa lagi yang bakal terpukau sama tampang saya yang nggak berubah dari SD ini? Kawan-kawan saya mungkin bosan.

Kalau jadi orang kaya enak sih. Patah hati dan berencana move on, bisa direalisasikan dengan usaha maksimal. Setelah menangis seharian di kasur yang empuk, orang kaya punya uang buat pergi ke salon. Langsung aja rejuvenating spa, pijat 90 menit sekalian totok wajah biar auranya kembali bersinar. Tak lupa ambil paket cat rambut biar penampilannya usai patah hati semakin manglingi. Sulam alis, tanam bulu mata, facial BB Glow sampai glowing. Wes pokoknya treatment untuk mencari kepuasan pribadi lah.

Seminggu kemudian, si orang kaya bisa kembali beredar di tata surya. Gabung-gabung sirkel kawan, nongkrong di kafe fancy dan berkenalan dengan orang-orang baru yang berpotensi membantunya move on.

Sedangkan orang miskin saat patah hati bisa apa? Rebahan seharian di atas kasur palembang, nangis di bawah aliran kran air yang bikin masuk angin. Nggak doyan makan karena makanannya emang nggak bisa lebih variatif, dan berpotensi gagal move on setelah ngaca. Iya, mentok banget udah penampilannya.

Mengatasi kesedihan, memang butuh modal biar patah hatinya bisa sembuh total. Saya merasa ini bukan lagi soal iri dengki terhadap orang kaya. Ini soal pilihan yang lebih banyak yang bisa didapatkan orang kaya dalam kehidupan sehari-hari.

Terakhir diperbarui pada 13 Juni 2021 oleh

Tags: hubunganMove Onorang kayaPatah Hatisisca kohl
Ajeng Rizka

Ajeng Rizka

Penulis, penonton, dan buruh media.

Artikel Terkait

Kapankah Saat yang Tepat untuk Putus Cinta? | Semenjana Eps. 6
Video

Kapankah Saat yang Tepat untuk Putus Cinta? | Semenjana Eps. 6

3 Maret 2025
Refleksi Akhir Tahun: Kisah-kisah Move On Karena Cinta yang Kandas MOJOK.CO
Ragam

Refleksi Akhir Tahun: Kisah-kisah Move On dari Cinta yang Kandas

26 Desember 2023
patah hati mojok.co
Liputan

Derita dan Tawa Patah Hati: Nangis-nangis Dahulu, Merayakan Kemudian

26 Juni 2023
merayakan patah hati mojok.co
Hiburan

Pengin Merayakan Patah Hati Bersama Mojok, Simak Nih Caranya!

17 Juni 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Bencana Alam Dibuat Negara, Rakyat yang Disuruh Jadi Munafik MOJOK.CO

Bencana Alam Disebabkan Negara, Rakyat yang Diminta Menanam Kemunafikan

3 Desember 2025
Pelaku UMKM di sekitar Prambanan mengikuti pelatihan. MOJOK.CO

Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih

3 Desember 2025
Gowes Ke-Bike-An Maybank Indonesia Mojok.co

Maybank Indonesia Perkuat Komitmen Keberlanjutan Lewat Program Gowes Ke-BIKE-an

29 November 2025
pendidikan, lulusan sarjana nganggur, sulit kerja.MOJOK.CO

Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada

5 Desember 2025
Bakpia Mojok.co

Sentra Bakpia di Ngampilan Siap Jadi Malioboro Kedua

1 Desember 2025
Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.