Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Orang Tua Punya Akun Medsos adalah Hal Terakhir yang Kita Butuhkan

Aprilia Kumala oleh Aprilia Kumala
27 Mei 2019
A A
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Tantangan hidup bertambah saat orang tua punya akun medsos. Suka atau tidak suka, ayah atau ibu kita mungkin tiba-tiba bakal muncul di lini masa.

Bertahun-tahun yang lalu, Amara gemar berbalas pesan di dinding profil Facebook-nya dengan sang kekasih, Robi. Sebagaimana anak muda yang sedang kasmaran, mereka sesekali menyebut “Sayang” di dinding profil masing-masing.

Tapi, waktu makan malam tiba bersama keluarganya, ayah Amara berdeham sekali, sebelum menyuapkan sesendok penuh nasi putih yang disiram kuah sayur asem, lalu berkata, “Kamu ngapain, sih, sayang-sayangan sama Robi di Facebook? Nggak usah kayak gitu lagi besok.”

Amara kicep. Mendadak, telur dadar buatan ibunya jadi tak seenak biasanya.

Bukan sekali ini saja Amara mengalaminya. Setahun yang lalu, waktu ia dan Robi baru saja selesai mendeklarasikan perasaannya masing-masing dan mengubah status di Facebook dari single menjadi in a relationship, ayahnya menelepon langsung dari kantor sore hari.

“Kamu kok sudah in a relationship? Ini sama siapa? Kerjanya apa?”

Ada jeda agak lama waktu Amara membalas, “Teman sekelas, Yah.”

Telepon berlanjut dengan ceramah panjang soal pacaran saat masih sekolah dan betapa ayahnya ingin Amara tetap mengedepankan pendidikan dan menjaga moralnya. Amara menjawab “iya” dengan agak gemetar.

Orang Tua Punya Akun Medsos: Temenan Nggak, nih?!

Beberapa bulan setelah hari itu, Amara patah hati. Dasar anak muda yang masih labil, Amara menuliskan potongan lirik lagu di Facebooknya: “Kupejamkan mata, berharap takkan temukan selamanya. Tuhan tolong angkat aku dari dunia, aku tak ingin lihat dia bahagia.”

“Kamu mau mati? Duh, istigfar, Amara! Sanah salat dulu!” kejar ayahnya, lagi-lagi saat mereka akan makan malam bersama.

Sejak saat itu, Amara jadi agak takut menghadapi fenomena orang tua punya akun medsos ini. Bertahun-tahun berlalu, diam-diam ia meng-hide kontak ayah dan ibunya dari daftar orang yang bisa melihat statusnya di WhatsApp, sementara Facebook ia tinggalkan sama sekali.

Omong-omong soal orang tua punya akun medsos, dilansir dari laman Facebook Business, mereka memang cenderung melakukan lebih banyak aktivitas di medsos, termasuk mengunggah foto, jika dibandingkan dengan kita-kita yang belum jadi orang tua.

Ayah Amara, misalnya. Ia mengunggah foto Amara saat lulus SMA, saat akan pergi kondangan ke pernikahan anak temannya, saat bersama istrinya pergi umrah, dan masih banyak lainnya.

Adiknya, alias tante Amara, juga tak mau kalah: sama-sama punya Facebook, ia kerap mengunggah foto suami dan ketiga anaknya, lengkap dengan caption yang kadang-kadang nyomot dari tulisan Amara di blog karena ia selalu bilang keponakannya itu “pintar merangkai kata-kata yang bagus sekali”.

Iklan

Ya, ya, ya, benar: keluarga Amara juga “mengejarnya” hingga ke blog pribadinya.

Sebelum punya akun medsos, tentu kita ingat bagaimana rasanya berdebar-debar membaca SMS dari gebetan di hape pribadi. Tapi sekarang, zaman digital memanjakan orang tua lebih jauh: mereka yang overprotective hanya membutuhkan hape, kuota, dan aplikasi media sosial untuk duduk dan “mengenal” sisi lain dari anaknya.

Nah, sisi lain inilah yang mungkin membuat Amara—dan saya—belum siap-siap amat membiarkan orang tua punya akun medsos atau, kalau mereka sudah terlanjur punya, ya jangan sampailah melihat update-an kita (hah, kita???).

Maksud saya, kebayang nggak, sih, kita lagi enak-enakan kerja lembur (hahahahahaha), lalu tiba-tiba ditelepon orang tua hanya untuk ditanyai: “Itu kamu foto sama siapa di Instagram?”, “Kamu, kok, nge-like meme aneh banget di Twitter? Eh, meme itu apa, sih? Ayah asal aja ngomong gitu!”, “Kamu, kok, nge-retweet twitnya anak Presiden? Kamu lupa, ya, kalau Ayah pendukungnya calon satunya?”, “Kamu, kok, nge-share lagu rock dari Spotify? Itu gimana caranya? Ayah pengin nge-share lagunya Yuni Shara, nih!”, atau “Kamu, kok, malam-malam bikin Instagram Story—ngapain? Lembur lagi, ya? Tuh, kan, lembur terus! Daripada lembur di kota orang, mending pulang ke rumahlah sekarang! Cepet!”

Hadeeeh, kepala jadi tambah umub, Bos~

Alasan Orang Tua Bermedia Sosial: Nggak Melulu Soal Kita

Jangan GR dulu—ada beberapa orang tua punya akun medsos dan alasannya tidak seperti ayah Amara. Mereka-mereka ini punya kepentingan yang berbeda dan—seringnya—kita jumpai lebih banyak di masa kini.

Dari situs Pew Research Center, sebuah penelitian pernah digelar menanggapi fenomena orang tua punya akun medsos ini. Hasilnya adalah media sosial bagi mereka digunakan untuk mendapatkan dukungan dari teman serta merespons berita yang mereka dengar, baik berita baik maupun buruk.

Nah, alasan terakhir inilah yang sekarang sering membuat kita mengurut dada!!!!1!!!1!!

Di Amerika Serikat, sebuah penelitian lain pernah menyebutkan bahwa pengguna media sosial, termasuk golongan orang tua punya akun medsos, yang berusia di atas 65 tahun, cenderung berpotensi 7 kali lebih besar menyebarkan berita bohong alias hoaks. Yah, itu di Amerika, sih, tapi rasa-rasanya kok nggak jauh beda dengan di Indonesia, ya?

Setelah Amara makin dewasa, mulai bekerja, dan media sosialnya cuma berisi share-share-an lagu dari Spotify, ayahnya mulai bosan terlalu banyak kepo di akun anaknya. Kini, ia jauh lebih aktif berinteraksi dengan kawan-kawan sebayanya di grup WhatsApp apa saja: grup kantor, grup bapak-bapak RT, grup pendukung capres, atau grup reuni SMA tahun 1980.

Dari sinilah, pertukaran informasi antar-orang tua dimulai.

“JENG JENG JENG*

Amara pernah gondok setengah mati karena ayahnya melarangnya makan di sebuah restoran kesukaannya karena ia mendapat forward-an pesan hoaks di WhatsApp yang menyebut restoran ini belum tersertifikasi halal dan makanannya mengandung minyak babi.

Di lain waktu, Amara bahkan jauh lebih gondok sampai-sampai hanya bisa bengong: ayahnya membagikan pesan forward-an (lagi) yang menyebutkan bahwa emotikon babi di WhatsApp haram hukumnya digunakan karena ia berbentuk…

…babi.

“Ayah, please, deh!” jawab Amara suatu hari.

“Loh, namanya juga berbagi informasi. Jaga-jaga saja.”

“Tapi kita juga harusnya nggak segampang itu percaya, Yah!”

Ayahnya diam. Amara agak tak enak hati. “Yah?”

“Iya, deeeeh, kita memang harusnya nggak gampang percaya. Kalau gampang percaya, nanti ujung-ujungnya kayak kamu: diduain Robi, terus pengin mati, kayak nggak inget sama Ayah aja.”

Amara kicep lagi, lalu telepon dilanjutkan dengan ceramah panjang dari ayahnya.

Terakhir diperbarui pada 12 Agustus 2021 oleh

Tags: berita hoaksgrup whatsapphoaxmedia sosialorang tua punya akun medsosortu kepo
Aprilia Kumala

Aprilia Kumala

Penulis lepas. Pemain tebak-tebakan. Tinggal di Cilegon, jiwa Banyumasan.

Artikel Terkait

Gawai adalah Candu: Cerita Mereka yang Mengalami Brain Rot karena Terlalu Banyak Menonton Konten TikTok.MOJOK.CO
Mendalam

Gawai adalah Candu: Cerita Mereka yang Mengalami Pembusukan Otak karena Terlalu Banyak Menonton Konten TikTok

3 Juli 2025
Berita Hoaks Pemilu Bertebaran, Begini Cara Mengenalinya MOJOK.CO
Kilas

Berita Hoaks Bertebaran Menjelang Pemilu, Begini Cara Mengenalinya

10 Oktober 2023
Self Abuse yang Tidak Aku Sadari Setelah Melihat Media Sosial MOJOK.CO
Kilas

Self Abuse yang Tidak Aku Sadari Setelah Melihat Media Sosial

9 September 2023
Belajar dari Sejarah, Twitter Nggak Akan Mati Begitu Saja karena Threads. MOJOK.CO
Kilas

Belajar dari Sejarah, Twitter Nggak Akan Mati Begitu Saja karena Threads

7 Juli 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Peringatan Hari Monyet Ekor Panjang Sedunia di Jogja. MOJOK.CO

Pilu di Balik Atraksi Topeng Monyet Ekor Panjang, Hari-hari Diburu, Disiksa, hingga Terancam Punah

15 Desember 2025
Lupakan Garuda Indonesia, Pesawat Terbaik Adalah Susi Air MOJOK.CO

Lupakan Garuda Indonesia, Citilink, dan Lion Air: Naik Pesawat Paling Menyenangkan Justru Bersama Susi Air

10 Desember 2025
Harga Paha Atas Olive Chicken Naik, Warga Jogja Resah (Unsplash)

Keresahan Warga Jogja di Balik Kabar Kenaikan Harga Menu Paha Atas Olive Chicken

12 Desember 2025
down for life, the betrayal.MOJOK.CO

Down For Life Rilis Video Musik “The Betrayal” di Hari HAM Sedunia, Anthem bagi Mereka yang Dikhianati Negara

10 Desember 2025
UMK Jogja bikin perantau Jawa Tengah menderita. MOJOK.CO

Penyesalan Orang Jawa Tengah Merantau ke Jogja: Biaya Hidup Makin Tinggi, Boncos karena Kebiasaan Ngopi di Kafe, dan Gaji yang “Seuprit”

11 Desember 2025
Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025

Video Terbaru

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025
Perjalanan Aswin Menemukan Burung Unta: Dari Hidup Serabutan hingga Membangun Mahaswin Farm

Perjalanan Aswin Menemukan Burung Unta: Dari Hidup Serabutan hingga Membangun Mahaswin Farm

10 Desember 2025
Sirno Ilang Rasaning Rat: Ketika Sengkalan 00 Menjadi Nyata

Sirno Ilang Rasaning Rat: Ketika Sengkalan 00 Menjadi Nyata

6 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.