Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Nyari-nyari Kesalahan Awkarin Emang Lebih Enak

Yamadipati Seno oleh Yamadipati Seno
14 Oktober 2019
A A
awkarin budiman sudjatmiko poltak hotradero twitter pamer sedekah giveaway driver ojek yang kehilangan motornya

awkarin budiman sudjatmiko poltak hotradero twitter pamer sedekah giveaway driver ojek yang kehilangan motornya

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Awkarin bikin banyak kebaikan dan diunggah ke media sosial. Ngapin sih kebaikan-kebaikan Karin Novilda itu diperbandingkan dan dibuat ribet?

Bersama Young Lex dan Atta Halilintar, nama Awkarin masuk dalam daftar influencer paling dibenci. Well, kata dibenci mungkin terlalu jahat. Kamu bisa menggantinya menjadi: tidak disukai. Alasan-alasan mencari sensasi dan ad-sense Youtube dipakai untuk membenci ketiganya.

Namun, meski katanya dibenci, ketiganya tetap diikuti banyak orang. Nia Lavinia pernah menulis alasan bad influencer tetap disukai. Dia menulis begini:

“Ternyata eh ternyata alasan kenapa banyak orang ngasih panggung dan suka sama konten Bad Influencer itu karena kita pada dasarnya memang suka ngelihat kebodohan dan keributan.”

“Nyatanya dengan menonton kebodohan dan perilaku menyebalkan orang lain, kita jadi merasa punya pencapaian karena merasa lebih pintar, lebih bermoral, dan lebih superior dari mereka. Jadi kita senang deh.”

“Dan inilah yang dibaca sempurna oleh para Bad Influencer ini. Karena mereka udah tahu ‘pasar’ bahwa manusia suka keributan dan kebodohan, makanya mereka dengan sengaja bikin konten sampah yang bully-able supaya bikin yang nonton ngerasa lebih baik dari mereka. Kalau kata Awkarin, nggak apa-apa kalian yang suci dan aku yang penuh dosa—yang penting aku lebih kaya dari kalian semua HAHAHAHA.”

Dari kenyataan itu lahir yang namanya sensasi. Sebuah kata yang digunakan oleh seorang politikus untuk mengkritik Awkarin.

Ceritanya, Awkarin sedang rajin-rajinnya berbuat kebaikan. Mulai dari menyumbang ribuan nasi bungkus untuk demonstran, bersih-bersih sampah di lokasi demo, ikut memadamkan api di lokasi-lokasi kebakaran lahan dan hutan, membelikan motor buat driver ojol yang motornya hilang, dan lain sebagainya.

Dan tentu saja dia mengunggah “peristiwa-persitiwa” itu di media sosial. Lagi pula salah satu kebaikan yang dilakukan Awkarin adalah hasil mainan medsos. Dia jadi tahu ada driver ojol yang kehilangan motor karena unggahan orang lain di Twitter. Masuk akal dong kalau Awkarin lalu cari info si driver untuk dikirimi motor atau uang tunai.

Apa yang salah dari kebaikan-kebaikan yang dilakukan Awkarin? Kalau dilihat dengan hati yang jernih, tanpa menyematkan embel-embel influencer, perbuatan Awkarin adalah perbuatan selayaknya manusia dengan rezeki lebih. Perbuatan mulia yang seharusnya dilakukan siapa saja ketika ada sesama tertimpa musibah.

Namun, banyak orang yang kayaknya gagal melihat sosok Awkarin sebagai insan tunggal. Yang bisa berbuat baik tanpa tujuan lain. Yang iklas melakukan itu semua.

Banyak orang yang enggan menanggalkan citra bad influencer pencari viewers di YouTube ketika “menilai” kebaikan Awkarin. Akun Poltak Hotradero misalnya, yang menyarankan Awkarin untuk ingat menabung dan kalau bikin kebaikan nggak usah “seheroik” itu.

Karin:

1. Uang banyak atau tidak – semua relatif terhadap kebutuhan. Berhematlah. Menahan diri.

2. Yang tahu umurnya cuma sampai besok, cuma mereka yang sakit parah atau akan dieksekusi mati. Gimana kalau kita ternyata baru akan mati 40-50 tahun lagi?

3. Menabung itu baik.

— Poltak Hotradero (@hotradero) October 13, 2019

Dan,

Iklan

Bersedekahlah mengikuti kemampuan. Hanya Rp. 5000 per hari – sudah terkumpul lebih Rp. 1,8 Juta per tahun.

Bila anda hidup 20 ribu hari lagi – itu setara Rp. 100 JUTA.

Mencapainya bisa dengan mengurangi pergi ke cafe atau mengurangi merokok.

Tidak perlu heroik.

— Poltak Hotradero (@hotradero) October 14, 2019

Hati saya geli melihatnya. Petuah bijak Pak Poltak nggak salah. Namun, kebijaksanaannya terasa kurang lengkap. Gini, lho, Pak. Bagaimana jika Awkarin memang sudah punya tabungan untuk hari tua? Bagaimana jika dia sudah berpikir sejauh itu? Bagaimana kalau ternyata uang untuk kebaikan Awkarin memang “uang berlebih” yang dia dapat dari profesi sebagai influencer dan model?

Saya sih takutnya Bapak dianggap menggurui. Padahal saya juga tahu Pak Poltak memang punya ilmu ekonomi yang sangat baik dan pengalaman hidup yang panjang. Satu hal lagi, Pak. Salah satu keresahan saya adalah tidak bisakah kita melihat kebaikan manusia sebagai perbuatan yang tunggal dan murni tanpa kita perlu menyertakan kecurigaan di dalamnya?

Karena kecurigaan itu, seorang politikus yang saya yakin pintar sundul langit menyebut perbuatan Awkarin sebagai “sensasi”, bukan “esensi”. Seorang politikus memperbandingkan kebaikan orang lain untuk menunjukkan bahwa dirinya pandai merangkai kata dan terlihat bijak.

Adalah Budiman Sudjatmiko yang membandingkan kebaikan Awkarin (sebagai “sensasi”) dengan perjuangan Tri Mumpuni (sebagai “esensi”). Tri Mumpuni adalah seorang pemberdaya listrik di lebih dari 60 lokasi terpencil di Indonesia. Untuk perjuangan dan kebaikannya, Tri Mumpuni diganjar penghargaan Ashden Award 2012.

2 contoh kebaikan oleh 2 perempuan: 1. Awkarin & 2. Tri Mumpuni.. Yg pertama basisnya sensasi, yg ke 2 esensi. Kebaikan harus sensasional tp yg lebih penting juga esensial. Tak cukup salah 1.
Budaya kita lebih suka yg pertama, meski tubuh kita butuh yg ke 2..

— Budiman Sudjatmiko (IG: budimaninovator) (@budimandjatmiko) October 13, 2019

Lagi-lagi, seperti yang dilakukan Pak Poltak, cuitan Budiman mungkin tidak bertujuan jahat. Namun, penggunaan kata “sensasi” tidak tepat digunakan dalam konteks ini. Apalagi ketika ada dua entitas yang digunakan dalam satu konteks, yang terjadi adalah pembandingan. Masak kebaikan mau diperbandingkan?

Menurut KBBI, kata “sensasi” punya tiga arti. Salah satunya berbunyi demikian: “Sesuatu yang merusuhkan (menggemparkan); kegemparan, keonaran.”

Kata “sensasi” memang bisa berkonotasi negatif, apalagi ketika disematkan di depan nama seorang influencer misalnya menjadi: “sensasi Awkarin”. Apalagi diperbandingkan dengan Tri Mumpuni.

Banyak orang yang berpikiran terlalu sempit, Pak Budiman, dan hanya akan berkesimpulan bahwa Bapak sedang membuat perbandingan. Apalagi dibandingkan dengan heroiknya Tri Mumpuni, sosok pejuang pengadaan listrik di 60 daerah terpencil, kebaikan yang seharusnya dilakukan oleh Bapak dan teman-teman Bapak di pemerintahan.

Lagian, kalau misalnya Awkarin sedang melakukan re–branding, apa salahnya? Apa salahnya dia mencoba mengubah citra bad influencer dengan melakukan kebaikan dan diunggah ke media sosial? Toh lebih adem lihat kebaikan Karin Novilda di Twitter ketimbang setiap hari mengonsumsi bentakan-bentakan dan kebodohan anggota DPR, teman-teman Pak Budiman itu.

Btw, Pak Budiman diajak berbuat kebaikan, nih:

Nah, saya lebih nunggu ini nih.
Walk the talk aja.
Pak budi kan orang pintar dan berpower, belum lagi Bu Butet, dan saya dengan massa & influence saya.
Pasti kita bisa membuat gerakan yang bukan sekedar cuma SENSASI atau cuma ESENSI.
Tapi keduanya bergabung.
Yuk, Pak, I’m down. https://t.co/4fHWfK3znL

— karin novilda (@awkarin) October 14, 2019

BACA JUGA Awkarin dan Pesona Remontada: Dari Barcelona, As Roma, Hingga Liverpool atau artikel Yamadipati Seno lainnya.

Terakhir diperbarui pada 14 Oktober 2019 oleh

Tags: atta halilintaraWkarinBudiman SudjatmikoinfluencerKarin NovildaojoltwitterYoung Lex
Yamadipati Seno

Yamadipati Seno

Redaktur Mojok. Koki di @arsenalskitchen.

Artikel Terkait

Jadi ojol di Malang disuruh nyekar ke Makam Londo Sukun. MOJOK.CO
Liputan

Driver Ojol di Malang Pertama Kali Dapat Pesanan Bersihin Makam dan Nyekar di Pusara Orang Kristen, Doa Pakai Al-Fatihah

16 November 2025
Honor Influencer Puluhan Juta, Dosen 300 Ribu! Mengenaskan! MOJOK.CO
Esai

Ketika Influencer Dibayar Belasan Juta, Dosen Cuma dapat 300 Ribu? Dosen Memang Sudah Sering Ikhlas dan Terbiasa Kecewa

7 November 2025
Driver ojek online (ojol) Semarang cari untung di tengah kebingungan penumpang MOJOK.CO
Ragam

Siasat Ojol Semarang Mencari Keuntungan di Tengah Kebingungan Penumpang

5 November 2025
Indomaret Pasteur, Saksi Penderitaan Orang Kecil di Bandung MOJOK.CO
Esai

Menyaksikan Penderitaan dan Perjuangan Orang Kecil di Bandung dari Bawah Neon Putih-Biru-Merah Indomaret Pasteur

31 Oktober 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Pelaku UMKM di sekitar Prambanan mengikuti pelatihan. MOJOK.CO

Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih

3 Desember 2025
8 tahun merantau di Jakarta akhirnya resign. MOJOK.CO

Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama

4 Desember 2025
musik rock, jogjarockarta.MOJOK.CO

JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan

5 Desember 2025
banjir sumatra.mojok.co

Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?

4 Desember 2025
Menanti kabar dari keluarga, korban bencana banjir dan longsor di Sumatera. MOJOK.CO

‘Kami Sedih dan Waswas, Mereka seperti Tinggal di Kota Mati’ – Kata Keluarga Korban Bencana di Sumatera

1 Desember 2025
pendidikan, lulusan sarjana nganggur, sulit kerja.MOJOK.CO

Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada

5 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.