MOJOK.CO – Amien Rais baru saja launching buku terbarunya berjudul Hijrah: Selamat Datang Revolusi Moral sebagai bagian dari kritiknya terhadap Revolusi Mental ala Jokowi.
Politisi senior Amien Rais kembali muncul dalam arena pertarungan Pilpres 2019. Tidak hanya muncul dengan komentar-komentar bernas dan membahagiakan rakyat, melainkan muncul dengan sebuah buku monumental dengan judul Hijrah: Selamat Datang Revolusi Moral.
Kemunculan buku tersebut juga menjadi penanda betapa ngebetnya Amien Rais ingin mengakhiri Revolusi Mental dari rezim Jokowi. Meski sekilas rada-rada mirip, tapi ini merupakan bukti kreativitas yang adiluhung dengan gaya ATM (Amati Tiru Modifikasi).
“Lho ini saya justru mengakhiri Revolusi Mental. Pak Jokowi itu kan mental. Saya mengatakan bahwa rezim Jokowi ini tidak punya moral kompas. Tidak punya kompas paradigma atau penunjuk moral, sehingga sangat lemah,” kata mantan Ketua MPR ini.
Gaya-gaya ini memang oke punya. Usai muncul tagline (ala ATM juga) “Make America Indonesia Great Again” yang agak kebarat-baratan, kali ini Amien memunculkan judul buku pakai kata “Hijrah”.
Sebuah upaya penyeimbang agak ketimur-timuran. Jadi bisa dibilang kubu oposisi kali ini benar-benar seimbang. Ada yang ke negeri kapitalis Donald Trump ada juga yang kembali ke tanah suci. Luwar biyasak.
Menurut Amien, buku setebal 76 halaman ini berisi mengenai kisah Nabi Muhammad untuk menunjukkan kearifan orang yang beriman. “Jadi mutiara itu, sekali pun keluar dari mulut anjing atau babi, tetap mutiara, tetap berlian. Maka pesan itu sangat luas kebenaran, dari mana pun bisa diambil,” ujar beliau bijak.
Hal ini yang kemudian bisa dipahami betapa sekali pun mutiara itu keluar dari orang yang beberapa kali tersandung kasus informasi palsu, ya tentu hal itu harus didengarkan dan dipercaya karena satu kubu.
Tapi akan berbeda jika misalnya ada janji-janji yang tak tertepati dari seorang tukang mebel kayu misalnya, sekali pun ada sedikit kebenaran di sana, ya jangan didengarkan. Kalau didengarkan bisa bahaya. Soalnya bisa kalah suara nanti.
Hal inilah yang selama empat tahun tidak ditemukan oleh Ketua Dewan Kehormatan PAN ini di Indonesia. “Jadi ini yang betul-betul menganggu saya. Bahwa there’s something very, very, very wrong 4 tahun ini,” ujar Amien.
Tentu hal ini bisa dipahami dari sosok sebijaksana Amien Rais, bagaimana beliau cukup prihatin melihat mulai munculnya berbagai isu dan hoax yang berjalin berkelindan di Indonesia sepanjang tahun politik ini.
Oleh karena itu, sungguh sebuwah sumbangan yang mulia dari Amien Rais dengan konsep revolusi moralnya. Bahwa dalam hal ini, beliau ingin mengingatkan bahwa sebaiknya rakyat bisa membedakan mana data-data hoax atau tidak. Agar bangsa ini tidak terjerumus ke masalah-masalah yang lebih besar.
“Bisa membedakan this is right and this is wrong. Itu moral. Ini terpuji. Itu terkutuk. Itu bukan mental, tapi moral. Pendek kata, ini sesuai dengan kemanusiaan, itu moral,” ujar Amien Rais.
Jadi kalau kamu punya informasi kalau ada orang ngaku dipukulin padahal kamu curiga dia sebenarnya barusan operasi plastik, kamu harus kritis. Kalau kamu ikut nyebarin berita bohong macam begitu, berarti kamu itu nggak bermoral.
Tidak bisa membedakan this is right and this is wrong.
Atau kalau kamu dapat info ada selang cuci darah di rumah sakit yang dipakai sampai 40 kali, sebaiknya cek dulu kebenaran informasi tersebut. Bahkan sekali pun itu data datang dari orang yang kamu percaya. Sebab kalau kamu malah koar-koar ke media—padahal belum kamu cek—dan ternyata datanya keliru, itu namanya bukan tindakan terpuji.
Kamu berarti nggak paham maksud dari this is right and this is wrong-nya Pak Amien Rais.
Bahkan sekali pun kamu dapat skrinsyut bahwa ada 7 kontainer surat suara yang udah dicoblos dan dibilang baru didatangkan dari Cina, kamu harus hati-hati. Jangan asal sebar di akun media sosialmu terutama kalau itu cuma hoax.
Apalagi sampai ngaku-ngaku sebagai pendukung paslon A atau B.Sebab hal yang begitu itu namanya tindakan merusak kepercayaan publik.
Sama sekali tidak mencerminkan this is right and this is wrong-nya Pak Amien Rais.
Hal-hal inilah yang sudah mulai menggerogoti negeri ini sejak 4 tahun ke belakang—kata beliau. Bagaimana lalu lintas hoax sudah jadi pemandangan biasa. Bahkan kalau sosoknya ditangkap malah dianggap sebagai kriminalisasi, tebang pilih, sampai negara terlalu paranoid.
Pak Amien juga menunjukkan bahwa dirinya sudah betul-betul hijrah melalui buku berjudul Hijrah ini. Dari yang dulunya merupakan salah satu Bapak Reformasi dengan menggulingkan generasi Orde Baru, kali ini benar-benar berbalik 180 derajat dengan mendukung kembali sisa-sisa kekuatan masa lalu untuk naik lagi.
Benar-benar nggak ketebak dan langsung praktik. Nggak cuma bacot dan sekadar wacana kayak politisi lainnya, tapi langsung kasih contoh. Benar-benar ing ngarsa sung tuladha.
Jika dulu ikut menggulingkan Soeharto melalui Reformasi (this is right), sekarang ikut berjuang menaikkan Tommy Soeharto dan sekeluarga untuk kembali ke tempat yang sepantasnya (and this is wrong).