Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Membandingkan GadgetIn untuk Awam dan Jagat Review untuk yang Expert

Ahmad Khadafi oleh Ahmad Khadafi
1 April 2021
A A
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Kali ini kami bandingkan GadgetIn dan Jagat Review. Wabilkhusus buat penonton yang suka nonton doang tapi nggak beli-beli gadget juga.

Halo, Gaes, Mojok di sini….

…dan ini adalah konten tulisan yang akan membandingkan dua channel YouTube paling banyak dicari untuk kategori review gadget buat netizen Indonesia. Dua channel yang barangkali sudah sering kamu tonton kalau kamu mau beli gadget, atau lihat-lihat doang.

Pliswlekom, yok kita sambut: Jagat Review dan GadgetIn.

Oke, oke, meski dua channel ini terkesan mirip-mirip, GadgetIn dan Jagat Review sebenarnya tidak saling makan pangsa pasar YouTube di Indonesia lho.

Setidaknya dari penelusuran sederhana berikut ini, Mojok menemukan tiga garis pembeda yang bikin mereka bisa saling hidup sehat dalam “industri AdSense” YouTube Indonesia.

Pertama: GadgetIn cocok untuk awam dan Jagat Review cocok untuk yang expert

David di GadgetIn memang jadi figur yang ikonik. Kalimat pembuka di opening videonya, “Halo, Gaes, David di sini… bla-bla-bla,” udah jadi benchmark yang sangat kuat.

Karakter David yang santai, selo, dan “biasa aja” inilah yang justru jadi kekuatan GadgetIn. Soalnya untuk penonton yang masih awam soal gadget, mereka perlu sosok yang dipercaya, dan David—setidaknya sampai hari ini—bisa tetap menjaga kepercayaan itu.

Padahal David juga sering banget kasih disclaimer, “tapi ini menurut saya lho, penilaian ini bisa sangat subjektif,” dan ternyata itu justru tidak menganggu. Bahkan pengakuan ini diam-diam jadi nilai tambah channel GadgetIn.

Coba sekarang saya tanya, ada berapa banyak di antara kamu yang memilih gadget hanya karena David merasa gadget itu cocok untuk dirinya? Nggak sedikit pastinya dong.

Meski begitu, GadgetIn bisa dianggap kurang “serius” dalam mengoprek sebuah produk gadget. Mungkin ini karena sasarannya adalah penonton yang nggak perlu-perlu amat spek dibahas begitu mendetail.

Nah, ketika kamu merasa pembahasan GadgetIn kurang detail, dan kamu perlu pembahasan yang lebih serius, maka channel Jagat Review cocok untuk jadi pilihan selanjutnya.

Sesuai namanya, pembahasan Jagat Review itu niatnya kebangetan. Saya ingat ketika Jagat Review membahas soal Mi 10T Pro. Di video tersebut, Jagat Review mendaku akan membahas dengan “short review”, tapi waktu “short” yang dibutuhkan itu ternyata sampai 30-an menit.

Ini bukan karena durasi video di Jagat Review panjang-panjang lalu durasi 30 menit itungannya jadi “short”, bukan, bukan itu. Ini karena untuk membahas suatu produk unggulan kayak Mi 10T Pro, Jagat Review memang perlu melakukan oprek edan-edanan.

Iklan

Dari prosesor, ukuran storage, layar, kamera, bahkan perbandingan ketika dipakai untuk nge-game.

Pembahasan “singkat” yang sangat-sangat detail itu pun akhirnya harus mengorbankan durasi yang lumayan panjang. Namun, saya sih bisa jamin, 30 menit yang dihabiskan itu worth it kok.

Atas dasar itu pula, Jagat Review sebenarnya lebih cocok untuk kamu yang sudah menentukan mau beli satu produk gadget, tapi belum begitu yakin.

Sebaliknya, GadgetIn lebih cocok untuk kamu yang emang doyan aja nonton-nonton produk gadget keluaran terbaru. Penasaran dengan produk aneh-aneh misalnya. Atau produk gadget terbaru yang belum resmi keluar di Indonesia.

Kalaupun ada kekurangan dari Jagat Review, paling hanya soal figur. Bahkan reviewer andalan yang sering nongol di videonya aja saya nggak tahu namanya siapa.

Paling banter saya akan nyebut… “mas-mas kacamataan suara empuk yang suka nongol kayak di studio radio dan doyan gosipin gadget”. Udah.

Tapi itu pun bisa dimaklumi sih, kan mereka emang nggak ngejar penonton awam, jadi ikoniknya host ini nggak dipikirin banget-banget kayak di channel GadgetIn.

Dua: Jagat Review itu teknis dan GadgetIn user experience

Sudah dibahas tadi bagaimana Jagat Review sangat-sangat teknis kalau urusan gadget. Saking niatnya, jujur saya kadang men-skip beberapa penjelasan yang dirasa tidak terlalu penting untuk saya. Maklum, saya kan bukan mau jadi ahli gadget, tapi emang mau beli gadget doang.

Berbanding terbalik dengan Jagat Review, GadgetIn malah lebih sering menjual user experience pada sebuah produk. Penelusuran produk gadget bahkan kadang kalah bahasannya ketimbang pengalaman pemakaian gadgetnya.

Di satu sisi, ini bagus sih karena penonton kayak saya jadi bisa merasa diwakili oleh David GadgetIn. Meski, yaaah, di sisi lain kadang merasa kayak… “Lah, kok prosesornya nggak dibahas sih?”

Soal ini, keduanya sama-sama kuat dan sama-sama lemah. Maksudnya, ya ini jadi pilihan buat kamu sendiri.

Kalau kamu butuh keterwakilan, ya kamu berarti cocok nonton GadgetIn, tapi kalau kamu merasa butuh informasi detail yang sangat teknis ya kamu cocok di Jagat Review.

Tiga: Jagat Review nggak pernah ngomongin produk Apple, kalau GadgetIn sih bahas-bahas aja

Ada satu fakta yang nggak banyak orang tahu bahwa Jagat Review nggak pernah bahas produk Apple sama sekali.

Pertanyaan besarnya: kenapa? Apa Jagat Review punya sentimen tertentu sama produk Apple?

Apalagi kalau diingat-ingat lagi, GadgetIn toh sering banget bahas produk Apple terbaru. Mau itu Mac, Iphone, atau Ipad. Bagus-bagus aja tuh views-nya. Malah kealpaan Jagat Review nggak mau bahas produk Apple ini jadi celah buat channel lain.

Jawabannya ternyata cukup masuk akal. Ini tentu versi Jagat Review sendiri lho ya. Oh iya, kamu bisa juga nonton jawabannya di sini.

Jadi kalau saya sederhanakan begini.

Orang yang sudah menentukan mau beli (atau udah punya) produk Apple, kecenderungannya selalu balik beli produk Apple lagi. Mereka ini sebenarnya tak butuh banyak review untuk menentukan pilihan.

Ya iya, pilihannya kan cenderung cuma satu: Apple yang lebih baru teknologinya, titik.

Ini tentu berbeda dengan produk-produk lain kayak Xiomi, Samsung, Oppo, atau Vivo. Orang yang mau upgrade gadget, biasanya bisa beralih merek. Toh OS-nya sama-sama Android kok, jadi perbandingan produk antar-merek bisa dibedah jadi review yang menarik.

Misalnya saya punya Samsung Galaxy C9 Pro, RAM 6 GB. Lantas saya pengin upgrade nih. Cari hape yang lebih besar RAM-nya, minim 8 GB lah. Ada budjet 8 juta. Wah, pilihannya ada banyak sekali.

Misalnya yang sesama Samsung. Bisa Samsung Galaxy A72 atau kalau mau nambah budget dikit, bisa dapet Samsung Galaxy S21.

Tapi bisa juga pindah merek. Ada Mi 10T Pro misalnya, yang lebih murah 1-2 juta. Atau sekalian pindah ke Vivo X50 yang harganya 6 jutaan misalnya. Buanyak sekali pilihannya.

Nah, atas dasar itulah pembahasan Jagat Review ada di merek yang pakai OS Andorid doang, dan kamu tak akan menemukan pembahasan produk Apple sama sekali.

Lah, memang produknya udah bagus ini. Kalau kamu emang punya budget untuk beli Apple, ngapain juga kamu butuh review detail? Buat apa? Ada duit kok.

BACA JUGA Rubrik Konter Mojok yang bahas dunia gadget di sini.

Terakhir diperbarui pada 3 April 2021 oleh

Tags: androidAppleDavid GadGetinGadGetinJagat ReviewoppoSamsungVivoXiomiYoutube
Ahmad Khadafi

Ahmad Khadafi

Redaktur Mojok. Santri. Penulis buku "Dari Bilik Pesantren" dan "Islam Kita Nggak ke Mana-mana kok Disuruh Kembali".

Artikel Terkait

Rugi Buka SPBU di Papua? DPR Bisanya Cuma Omong Kosong MOJOK.CO
Esai

Rugi Buka SPBU di Papua? Kalau DPR Menantang, Korporasi Bisa Menantang Balik karena DPR Cuma Bisa Melempar Retorika

3 Oktober 2025
Nopek Novian: Godfather Konten Kampung yang Panen Dolar
Video

Kisah Komika Nopek Novian Jadi Godfather Konten Kampung di Madiun

17 Juni 2025
Merayakan Status iPhone 16 Sebagai Barang Ilegal MOJOK.CO
Konter

Merayakan Status iPhone 16 Sebagai Barang Ilegal di Indonesia Biar Jadi Pukulan Keras buat Apple yang Selalu Setengah Hati

3 November 2024
Google dan YouTube Beri Dukungan untuk UKM dan kreator MOJOK.CO
Ekonomi

Dukungan Google dan YouTube untuk UKM dan Kerator Lokal, Lebih Berdaya dengan Peluang Kerja Baru

2 Oktober 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Bencana Alam Dibuat Negara, Rakyat yang Disuruh Jadi Munafik MOJOK.CO

Bencana Alam Disebabkan Negara, Rakyat yang Diminta Menanam Kemunafikan

3 Desember 2025
pendidikan, lulusan sarjana nganggur, sulit kerja.MOJOK.CO

Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada

5 Desember 2025
waspada cuaca ekstrem cara menghadapi cuaca ekstrem bencana iklim indonesia banjir longsor BMKG mojok.co

Alam Rusak Ulah Pemerintah, Masyarakat yang Diberi Beban Melindunginya

1 Desember 2025
8 tahun merantau di Jakarta akhirnya resign. MOJOK.CO

Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama

4 Desember 2025
banjir sumatra.mojok.co

Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?

4 Desember 2025
Bioskop NSC Rembang, bangunan kecil di tanah tandus yang jadi hiburan banyak orang MOJOK.CO

Bioskop NSC Rembang Jadi Olok-olokan Orang Sok Kota, Tapi Beri Kebahagiaan Sederhana

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.