Magelang Kandang Banteng yang Bukan Kaleng-Kaleng - Mojok.co
  • Cara Kirim Artikel
Mojok
  • Home
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Ziarah
    • Seni
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Politik
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Uneg-uneg
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Ziarah
    • Seni
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Politik
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Uneg-uneg
  • Terminal
Logo Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Movi
  • Uneg-uneg
  • Terminal
Beranda Pojokan

Magelang Kandang Banteng yang Bukan Kaleng-Kaleng

Agus Mulyadi oleh Agus Mulyadi
31 Desember 2018
0
A A
pdi perjuangan
Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

Tahun baru. Saya dapat jatah libur akhir tahun empat hari. Tentu saja empat hari itu saya manfatkan betul-betul dengan ulang kampung ke Magelang dan kemudian menyusuri setiap jalanan kota. Ah, sebenarnya tak layak juga kalau disebut pulang kampung, wong ya Jogja-Magelang kan cuma satu jam perjalanan. Tapi yah, demi dramatisasi, anggap saja hal itu sah belaka.

Menghabiskan malam tahun baru di kota sendiri tentu hal yang istimewa. Ia setara seperti melaksanakan ibadah salat ied di halaman masjid di desa tempat masa Kecil kita bertumbuh.

Di Magelang, saya banyak motoran keliling kota. Tentu selalu ada hal yang berubah. Dan saya menemukannya perubahan itu banyak sekali. Satu yang tidak pernah berubah dari Magelang sampai sekarang adalah, ia masih tetap menjadi basis PDI Perjuangan. Ia masih tetap kandang banteng.

Sehari sebelum akhir tahun, Kalis pacar saya menyusul, ia katanya ingin juga merayakan malam tahun baru di Magelang.

Sembari menunggu malam, saya ajak dia berkeliling menikmati setiap sudut kota.

Dan seperti layaknya kandang banteng, di seluruh penjuru, semuanya penuh dengan bendera PDI Perjuangan.

Baca Juga:

Serba Salah sama Orang yang Merendah untuk Meroket, Insecure Beneran Apa Sombong sih?

Polemik Celeng di Kandang Banteng

13 Oktober 2021
fadli zon

Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto Blak-Blakan Sindir Fadli Zon Karena Kebanyakan Nyinyir

21 Januari 2019

Magelang, apalagi menjelang pemilu seperti sekarang ini memang merias diri menjadi Magelang yang lebih merah.

Di salah satu jalanan di bilangan Jagoan, Magelang Selatan, hampir seluruh kanan-kirinya terpasang bendera PDI Perjuangan.

“Di sini semuanya PDI (saya terbiasa menyebut PDI Perjuangan sebagai PDI saja), Lis,” ujar saya sembari menunjuk bendera-bendera serba merah yang terpasang di samping kanan dan kiri jalan.

Motor sengaja saya pelankan sagar saya bisa menikmati betapa merahnya daerah ini. Bendera PDI aneka ukuran, dari yang paling besar sampai yang terkecil saling berlomba menampakkan diri.

Kalis yang mungkin baru pertama kali melihat kampung yang semilitan Jagoan pun tak habis pikir.

“Baru pertama kali ini aku melihat ada kampung yang benar-benar markas PDI seperti ini,” kata Kalis.

“Magelang dari dulu memang PDI. Bahkan saking PDI-nya, kalau saja diperbolehkan, sekolah-sekolah di Magelang ini mungkin sudah punya mata pelajaran ke-PDI-an sebagai muatan lokal,” kata saya.

Kalis merenges.

Motor kami kemudian melaju ke arah Cacaban, Magelang Tengah. Di sini, mulai ada beberapa bendera partai lain. Tapi, tetap saja bendera PDI yang mendominasi.

Beberapa bangunan tampak sangat PDI, dalam artian bukan hanya memasang bendera, namun juga bercat merah dengan gambar banteng bermoncong putih yang seolah-olah berkata, “Sini kalau berani, coblos moncong putihku!”

Saya kemudian memacu motor ke arah Kaliangkrik. Menyeberang sungai Progo yang terkenal sebagai wahana rafting nomor satu di Magelang itu.

“Nah, kalau ini kita sudah mulai masuk daerah Kabupaten, daerah yang banyak pesantrennya. PDI-nya mulai nggak banyak, namun tetep solid. Kalau di sini, kelihatannya PKB yang unggul,” kata saya memberi kuliah singkat tentang demografi kepartaian di Magelang.

Saya kemudian menyanyikan lagu khas kampanye PKB yang dulu kerap dinyanyikan oleh anak-anak di kampung nenek saya di Kaliangkrik tiap kali mereka diajak ikut pawai PKB.

“Epiya iya iya, epiye iye iye…
“Aku milih PeKaBe wae…
“Nek awan tak jak pawe…
“Mbayare dhewe-dhewe…
“Ora ketung ngedol cawete…
“Mbokne…

Memasuki daerah Bandongan, ternyata dugaan saya meleset. PKB nggak banyak-banyak amat benderanya. Yang ada justru tetap bendera PDI.

Di salah satu ruas jalan raya Bandongan, tepat di tepi sawah samping jalan, saya bahkan menemukan semacam monumen PDI. Sebuah monumen bambu, dengan dengan patung banteng bertampang sangar di atasnya. Di depan sang banteng, ada patung tiga orang yang sedang menancapkan bendera PDI, seperti adegan penancapan bendera Amerika di Iwo Jima oleh tentara Amerika.

Tulisan di monumen itu gahar betul “Kami banteng kontheng, bukan banteng cengeng!” Sedangkan tulisan di baliknya tak kalah sangar: “Ora melang-meleng, tetep kandang banteng.”

Dahsyat. Di Bandongan, ternyata PDI tidak kaleng-kaleng.

Kami kemudian melanjutkan perjalanan.

Sembari menikmati pemandangan persawahan yang menghijau, Kalis bertanya, “Mas, dengan kondisi yang sangat PDI kayak gini, kamu berani nggak nyaleg di sini lewat PKS?”

Saya tersenyum kecil.

“Lis, nyaleg itu cari suara, bukan cari perkara…”

Terakhir diperbarui pada 31 Desember 2018 oleh

Tags: kandang bantengpdi perjuangan
Agus Mulyadi

Agus Mulyadi

Blogger, penulis partikelir, dan juragan di @akalbuku. Host di program #MojokMentok.

Artikel Terkait

Serba Salah sama Orang yang Merendah untuk Meroket, Insecure Beneran Apa Sombong sih?
Kilas

Polemik Celeng di Kandang Banteng

13 Oktober 2021
fadli zon
Kilas

Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto Blak-Blakan Sindir Fadli Zon Karena Kebanyakan Nyinyir

21 Januari 2019
Moknyus

Sudirman Said Ngaku Timnya Ditodong Pistol dan Yakin Unggul Jika Pilgub Jateng Adil

29 Juni 2018
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
Urgensi Memperlakukan Capres Pilihan Selayaknya Selingkuhan

Tamparan Dildo untuk Timses Jokowi, Prabowo, dan Para Politikus

Tinggalkan Komentar


Terpopuler Sepekan

pdi perjuangan

Magelang Kandang Banteng yang Bukan Kaleng-Kaleng

31 Desember 2018
Surat Cinta untuk Warga Solo: Jangan Ulangi Problem Pariwisata Jogja MOJOK.CO

Surat Cinta untuk Warga Solo: Jangan Ulangi Problem Pariwisata Jogja

4 Februari 2023
Blak-blakan Reno Candra Sangaji, Lurah 1.000 Baliho yang Sempat Bikin Geger Jogja. MOJOK.CO

Blak-blakan Reno Candra Sangaji, Lurah 1.000 Baliho yang Sempat Bikin Geger Jogja

4 Februari 2023
bisnis raffi ahmad mojok.co

Nama-nama Penting di Balik Gurita Bisnis Raffi Ahmad

30 Januari 2023
jd.id tutup mojok.co

JD.ID Tutup, Lalu Bagaimana Nasib Pegawai dan Aset Penggunanya?

31 Januari 2023
Mencoba Lawson yang Baru Buka: Oden Enak yang Harganya Nggak Enak Buat UMR Jogja MOJOK.CO

Mencoba Lawson yang Baru Buka: Oden Enak yang Harganya Nggak Enak Buat UMR Jogja

29 Januari 2023
Suara Hati Pak Bukhori, Penjual Nasi Minyak yang Dihujat Warganet - MOJOK.CO

Suara Hati Pak Bukhori, Penjual Nasi Minyak Surabaya yang Dihujat Warganet

24 Januari 2023

Terbaru

maria ulfah

Mengenal Maria Ulfah (Bagian I): Perjuangkan Hak Pilih Perempuan Indonesia

5 Februari 2023
Warga Poteran Sumenep butuh jembatan. MOJOK.CO

Keluh Kesah Warga Pulau Poteran Sumenep: Nggak Punya Jembatan, Tarif Tongkang Naik

5 Februari 2023
keterwakilan perempuan

Strategi Zigzag Kerek Keterwakilan Perempuan di Parlemen, Kok Bisa? 

5 Februari 2023
sisa makanan mojok.co

Mangkel Sama Orang yang Nyisain Makanan di Warung Nasi Padang

5 Februari 2023
fans manchester united mojok.co

Menjadi Orang Penyabar dalam Sudut Pandang Fans Manchester United

5 Februari 2023
lapor spt mojok.co

Apa yang Terjadi Kalau Kita Nggak Lapor SPT? Ini Penjelasan Sanksinya

5 Februari 2023
Blak-blakan Reno Candra Sangaji, Lurah 1.000 Baliho yang Sempat Bikin Geger Jogja. MOJOK.CO

Blak-blakan Reno Candra Sangaji, Lurah 1.000 Baliho yang Sempat Bikin Geger Jogja

4 Februari 2023

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
DMCA.com Protection Status

© 2023 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Kanal Pemilu 2024
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Podium
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-Uneg
  • Movi
  • Kunjungi Terminal
  • Mau Kirim Artikel?

© 2023 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In