MOJOK.CO – Bekerja adalah sebuah kewajiban penting yang harus kita penuhi agar kebutuhan terpenuhi. Namun, liburan sejenak dari perkerjaan juga penting untuk kesehatan mental.
Demi mengais rupiah, terkadang kita bekerja melebih batas dan melupakan keinginan libur kerja. Batasnya bisa apa saja. Bisa batas fisik, bisa batas mental. Jika sudah melebihi batas fisik, kita masih bisa memilih untuk beristirahat sejenak dan metode untuk melakukan itu sudah banyak. Tapi kalau batas mental sudah tercapai, akhir minggu dipakai cuma buat tiduran pun nggak akan membantu.
Yang membuat pikiran kita terkuras saat bekerja itu bisa disebabkan banyak hal. Bisa lingkungan kerja yang tidak menyenangkan, bisa rekan kerja yang nyebahi, bisa juga karena memang kita memaksa diri kita melampaui batas. Terkadang rasa bosan karena digaji rendah menyebabkan kesehatan mental kita terganggu.
Seringnya kita mengabaikan tanda-tanda yang diberikan tubuh kita kalau kita sudah melewati batas. Tanda-tanda kita melewati batas biasanya adalaha performa kerja kita menurun, emosi tidak terkontrol dan badan mulai terasa lebih linu dari biasanya. Ujung-ujungnya, kita malah rugi sendiri karena kita ngoyo dalam bekerja.
Jepang mengenal istilah karoshi atau mati karena kerja berlebihan. Orang Jepang memang terkenal amat giat bekerja dan jarang mengambil libur kerja, hingga melupakan batas-batas mereka sendiri. Etos kerja seperti itu memang bagus, tapi nggak harus ditiru mentah-mentah juga.
Menyelamatkan diri dari kejamnya UMR hidup sebagai pekerja bisa dilakukan dengan berbagai cara. Ada yang memilih dugem, ada yang memilih karaoke, ada yang rela merogoh kocek dalam untuk berlibur ke luar negeri. Nah, deskripsi cara melarikan diri itu tadi kan terlihat perkotaan banget, lalu cara pekerja kota kecil dan pinggiran seperti apa?
Belakangan kita mendengar istilah staycation, yang berarti liburan tidak jauh dari rumah. Contohnya, bagi orang Jogja mereka bisa berlibur dengan mengunjungi Gembiraloka, untuk orang Klaten bisa mengunjungi Umbul Ponggok. Jadi intinya liburan yang dekat-dekat saja, namun tujuan utama tetap tersalurkan, yaitu melepaskan penat setelah sibuk dihajar realitas kehidupan.
Tapi, cara lain bisa juga digunakan untuk menyalurkan kepenatan, memancing contohnya. Walau kegiatan mancing ini adalah pisau bermata ganda karena jika ujungnya ngga dapet ikan ya emosi juga, tapi memancing cukup efektif untuk menghilangkan kepenatan.
Memang mancing itu cuma duduk memandangi air sembari harap-harap cemas, namun sensasinya cukup untuk membuat hati senang. Tapi saya sarankan mancing di danau atau di sungai saja, jangan di pemancingan. Memang Anda dijamin strike, masalahnya tagihannya juga lumayan bikin pening.
Kalau buat para pekerja yang masih bujang, melepas kepenatan dengan nongkrong dan rasan-rasan bersama kawan lama itu cukup efektif. Tak bisa dimungkiri, dunia kerja merenggut waktu bersosialisasi yang lumayan banyak. Pulang kerja kita sudah cukup penat, belum lagi kalau kerjaan dibawa ke rumah. Membuat rencana meet up dengan teman teman masa kuliah atau teman teman masa kecil dan mengalokasikan satu hari untuk cuti cukup efektif untuk melemaskan pikiran.
Asal temennya nggak diprospek untuk gabung Qnet, bertemu kawan lama sangat disarankan.
Pekerja yang sudah berkeluarga bisa mengambil libur untuk menghabiskan waktu bersama keluarga. Bisa liburan, bisa di rumah saja, bebas. Yang sudah punya anak bisa menghabiskan waktu lebih bersama anak. Yang belum bisa menghabiskan quality time bersama istri/suami dan ngobrolin banyak hal, bisa maraton One Piece, atau jalan-jalan ke mal bareng.
Bagi pekerja yang sudah punya cucu, libur kerja biasanya dipakai bertemu cucu mereka sanggup menyegarkan pikiran dan meningkatkan kebahagiaan, kalau ga percaya silahkan coba. Lha kalau belum bisa ngasih cucu gimana? Ya deritamu.
Cara yang sedang hits dari melepaskan penat dari kerja adalah nonton dangdutan. Naik daunnya Didi Kempot-sama membuat jumlah konser dangdut meningkat drastis. Tapi sing penting ojo jotos-jotosan yo.
Banyak cara untuk melepas penat dari kerja, dan masih banyak cara lain. Kerja boleh keras, tapi kesehatan fisik dan mental tetap harus dijaga. Libur kerja sekali-kali juga nggak apa-apa kok, jangan terlalu kaffah jadi budak kapitalis.
BACA JUGA Cara Merencanakan Liburan Akhir Tahun Tanpa Buang Tenaga atau artikel menarik lainnya di rubrik POJOKAN.