Asian Games 2018 secara resmi ditutup. Pesta olahraga terbesar se-Asia tersebut memunculkan banyak atlet-atlet berprestasi yang menyumbangkan banyak medali untuk negaranya masing-masing.
Dari indonesia, muncul nama Bambang Hartono, atlet bridge yang ikut menyumbang medali perunggu untuk negara tercintanya.
Bambang Hartono bukan atlet sembarangan. Dalam Asian Games kali ini, ia berstatus sebagai atlet tertua sekaligus terkaya. Maklum saja, sosok kelahiran Kudus, 2 Oktober 1939 (berarti sekarang usianya 77 tahun) ini selain seorang atlet, juga merupakan salah satu pemilik perusahaan rokok kretek terkenal Indonesia, Djarum.
Ia bersama adiknya menguasai 55% saham BCA, memiliki perkebunan sawit seluas 65.000 hektare di Kalimantan Barat sejak tahun 2008, serta memiliki sejumlah property diantaranya pemilik Grand Indonesia dan perusahaan elektronik.
Menurut catatan Forbes, ia menjadi orang terkaya kedua di Indonesia setelah adiknya Budi Hartono. Sedangkan untuk peringkat dunia, ia berada di posisi 75.
Total kekayaan Bambang Hartono tak main-main, yakni Rp168 triliun.
Nah setelah resmi mendapatkan medali perunggu, Bambang Hartono kemudian mendapatkan bonus dari pemerintah sejumlah Rp250 juta. uang tersebut kemudian ditransfer melalui rekening BRI.
Nah, keberhasilan Bambang mendapatkan medali perunggu beserta bonusnya ternyata mengundang banyak konspirasi-konspirasi menarik.
Apa sajakah? Ini dia.
Keberhasilan Bambang Hartono bakal dijadikan tameng Judi
Moncernya nama Bambang Hartono sebagai penyumbang perunggu di Asian Games secara tidak langsung bakal menaikkan pamor olahraga bridge.
Hal tersebut cukup riskan, sebab bisa dijadikan sebagai tameng utama bagi para penjudi untuk berlindung kalau ada gropyokan atau grebekan
Jadi kalau suatu saat, mereka digrebek saat berjudi kartu, mereka bisa punya alasan untuk berdalih, “Kami bukan berjudi, Pak, kami sedang bermain bridge, olahraga yang kemarin sempat nyumbang medali di Asian Games.”
Kemenangan Bambang bakal menjadi berkah tersendiri bagi BRI
Bonus 250 juta yang didapatkan oleh Bambang yang ditransfer melalui rekening BRI adalah berkah tersendiri bagi BRI. Maklum, kemenangan tersebut bisa menjadi promosi terselubung bagi BRI. Foto Bambang saat memegang buku tabungan BRI Britama bisa digunakan sebagai media promosi yang ciamik.
Jangan heran jika pekan depan, di depan kantor cabang BRI Ngaglik, terpasang spanduk bergambar Bambang Hartono dengan pesan yang provokatif, “Pemegang Saham mayoritas BCA aja pakai BRI, masak kamu enggak? Ayo buka rekening BRI sekarang juga!”
Serangan Kampret pada Jokowi
Foto Bambang memegang medali dan buku tabungan BRI punya kemungkinan bakal digunakan sebagai senjata oleh kaum kampret untuk menyerang Jokowi.
Embel-embel captioannya tentu saja tendensius: “Hanya di Era Jokowi, BRI jatuh ke tangan swasta!”
Bambang Hartono enggan dapat emas
Dengan tim riset yang sangat mumpuni, pengalaman panjang bermain bridge sejak kecil, didukung dengan berbagai fasilitas yang mewadahi, seorang Bambang Hartono sebetulnya bisa dengan mudah mendapatkan medali emas. Namun, ia sengaja mengalah dan hanya mendapatkan perunggu. Alasannya satu: Ia tak mau diangkat jadi PNS setelah mendapatkan medali emas.