Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Keuntungan Ibu Kota Pindah ke Jogja daripada ke Kalimantan

Ahmad Khadafi oleh Ahmad Khadafi
8 Agustus 2019
A A
ibu kota pindah
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Jokowi umumkan rencana ibu kota pindah. Pemerintah sedang mengkaji beberapa daerah di Kalimantan. Hm, kenapa nggak pindah di Jogja aja sih, Pak?

Setelah menjadi isu nasional berbulan-bulan, wacana ibu kota pindah akhirnya terkonfirmasi oleh Presiden Jokowi. Melalui akun Twitter resminya, Jokowi memastikan bahwa rencana ini akan dimulai dan proses kajian sedang dilakukan.

Ibu kota negara kita akan pindah ke Pulau Kalimantan. Letaknya bisa di Kalteng, Kaltim, atau Kalsel.

Segala aspeknya sedang dikaji mendalam sehingga keputusan nanti benar dalam visi ke depan kita — visi besar berbangsa dan bernegara untuk 10, 50, 100 tahun ke depan. pic.twitter.com/K9TAHrL8P1

— Joko Widodo (@jokowi) August 8, 2019

Sebelumnya publik memang sudah menduga bahwa wilayah yang paling memadai menjadi ibu kota baru ada di daerah Kalimantan. Maka, wajar kalau kemudian kita tidak kaget saat Presiden Jokowi mengumumkan wilayah ini akan jadi ibu kota baru bagi Republik Indonesia ini.

Kalau boleh jujur, sebagai orang Jogja asli, saya merasa sedikit kecewa dengan keputusan Pemerintah Indonesia. Bukannya gimana-gimana. Kenapa sih bukan daerah saya yang dipilih? Jangankan dipilih, dilirik saja tidak. Padahal Jogja punya riwayat pernah menjadi ibu kota negara. Artinya kalau bicara soal pengalaman, Jogja lebih oke ketimbang Kalimantan.

Lepas dari tuduhan bahwa kalau kota Jogja dijadikan ibu kota negara maka kesan jawa-sentris di Indonesia semakin meningkat, sebenarnya bisa ditegaskan juga bahwa kami orang Jogja juga sebenarnya merasakan efek tersebut. Bukan jawa-sentris namanya, melainkan Jakarta-sentris.

Hal yang paling mudah ditemui tentu saja bagaimana orang Jogja masih sering diasosiakan sebagai orang desa yang polos dan tak tahu apa-apa. Lihat saja sinetron-sinetron yang menghiasi layar kaca, karakter pembantu kebanyakan punya ciri yang sangat Jogja. Bicara medok, ingah-ingih, dan polos.

Akan menyenangkan tentu saja ketika asosiasi “orang desa” ini dijadikan ibu kota negara. Nah lho, mampus kau punya warga ibu kota yang medok bicaranya dan cuma dikenali sebagai ahli pembantu rumah tangga.

Selain itu ada keuntungan-keuntungan yang luar biasa kalau ibu kota pindah ke Jogja ketimbang ke Kalimantan. Seperti misalnya soal Upah Minimum Kota/Kabupaten (UMK) yang murah meriah. Jelas ini proyek yang akan mengirit APBN secara besar-besaran kalau beneran ibu kota pindah ke Jogja.

Bayangkan saja, pada tahun 2019 ini, UMK kota seperti Jogja itu cuma 1,8 juta. Bandingkan dengan Jakarta yang mencapai 3,9 juta. Lebih dari setengahnya itu. Sekarang bisa dibayangkan kan betapa iritnya pengeluaran APBN untuk gaji pejabat kita kalau standar yang dipakai UMK Jogja.

Jadi kasarnya, misalnya gaji pokok pejabat di Jakarta sebesar 8 juta, kasih 3 juta aja di Jogja. Hidup, hidup, nggak mungkin terus mendadak jatuh miskin. Lalu jadi nggak bisa makan, hidup jadi gelandangan. Paling banter ya jadi nggak bisa jalan-jalan ke luar negeri aja sih. Lagian, orang Jogja kok mau jalan-jalan ke luar negeri buat apa? Gaji dua kali lipat UMK aja udah pusing buat bayar KPR.

Mungkin kalau pindah ke Kalimantan, gajinya juga bakal lebih kecil sih. Tapi jelas nggak terlalu berpengaruh. UMK di sana itu lumayan besar juga. Meski secara infrastruktur tidak sebagus Jogja, UMK rata-rata di daerah Kalimantan antara 2,5 sampai 3 juta. Yah, lebih rendah daripada Jakarta sih, tapi kan nggak akan seirit di Jogja.

Selain itu, dengan pindah ke Jogja, pejabat-pejabat Pemerintah nggak perlu khawatir kalau mau kuliahin anaknya. Nggak perlu jauh-jauh sampai dikuliahin ke luar negeri. Selain gaji lebih kecil nantinya, ada banyak kampus-kampus mentereng di Jogja.

Mau kuliah di kampusnya Pak Jokowi? Ada UGM. Mau jadi tenaga pengajar? Ada UNY. Mau kayak Amien Rais yang Muhammadiyah banget? Hm, UMY juga boleh. Mau jadi seniman? Ada ISI. Mau jadi ahli agama? Ya jelas ada UIN Sunan Kalijaga. Komplet kan?

Iklan

Ibu kota Jakarta memang punya juga sih, Universitas Indonesia (UI) dan UIN Syarif Hidayatullah. Tapi kan itu bukan di Jakarta, itu bukannya ada di Depok sama Tangerang coret ya?

Pemerintah juga nggak perlu khawatir kalau nanti jadi sering kena demo sama anak-anak mahasiswa. Tenang, meski Jogja ada banyak kampus, tapi mahasiswa yang doyan demo itu cuma anak UIN Sunan Kalijaga kok. Anak UGM sama ISI mah boro-boro demo, mereka lebih sibuk penelitian sama bikin pameran.

Selain itu, kalau ibu kota pindah ke Jogja, Jogja juga baru saja bikin bandara yang oke punya. Standar Internasional dan gede banget. Cocok kalau untuk kunjungan-kunjungan tamu negara. Bandaranya benar-benar masih baru lagi. Bahkan konon perabotannya masih diplastikin. Masih tersegel.

Apalagi ada banyak tempat wisata di Jogja. Kalau misal tamu negara mau lihat candi, ya tinggal ke Borobudur atau Prambanan, mau lihat pantai ya tinggal ke Parangtritis, mau lihat gunung tinggal ke Gunung Merapi. Apalagi coba yang kurang? Mau lihat orang miskin? Wah, maaf, kalau soal ini agak susah carinya.

Bukan karena di Jogja nggak ada orang miskin. Ini lebih karena orang Jogja paling jago mimikri. Kami mah udah terbiasa berdandan nggak kelihatan miskin-miskin amat. Maklum, UMK kecil tapi biaya hidup mahal, Bray.

Wah, andaikan ibu kota pindah ke Jogja beneran dan nggak ke Kalimantan, kayaknya bakal asyik aja melihat Fadli Zon jadi sering makan di angkringan Jogja. Lalu berangkat ke kantor DPR nggak bawa mobil dinas, tapi motor dinas, sambil ngeteng bekal makan siang dari rumah. Ya apalagi kalau bukan karena lagi nabung buat bayar cicilan KPR yang harganya sama kayak KPR di Jakarta.

Terakhir diperbarui pada 8 Agustus 2019 oleh

Tags: ibu kota pindahJogjaKalimantan
Ahmad Khadafi

Ahmad Khadafi

Redaktur Mojok. Santri. Penulis buku "Dari Bilik Pesantren" dan "Islam Kita Nggak ke Mana-mana kok Disuruh Kembali".

Artikel Terkait

Kisah Kelam Pasar Beringharjo Jogja yang Tak Banyak Orang Tahu MOJOK.CO
Esai

Kisah Kelam Pasar Beringharjo Jogja di Masa Lalu yang Tak Banyak Orang Tahu

24 Desember 2025
Jogja Macet Dosa Pemerintah, tapi Mari Salahkan Wisatawan Saja MOJOK.CO
Esai

Jogja Mulai Macet, Mari Kita Mulai Menyalahkan 7 Juta Wisatawan yang Datang Berlibur padahal Dosa Ada di Tangan Pemerintah

23 Desember 2025
Pasar Kolaboraya tak sekadar kenduri sehari-dua hari. Tapi pandora, lentera, dan pesan krusial tanpa ndakik-ndakik MOJOK.CO
Liputan

Kolaboraya Bukan Sekadar Kenduri: Ia Pandora, Lentera, dan Pesan Krusial Warga Sipil Tanpa Ndakik-ndakik

23 Desember 2025
Benarkah Keturunan Keraton Jogja Sakti dan Bisa Terbang? MOJOK.CO
Esai

Benarkah Keturunan Keraton Jogja Sakti dan Bisa Terbang?

18 Desember 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Pasar Kolaboraya tak sekadar kenduri sehari-dua hari. Tapi pandora, lentera, dan pesan krusial tanpa ndakik-ndakik MOJOK.CO

Kolaboraya Bukan Sekadar Kenduri: Ia Pandora, Lentera, dan Pesan Krusial Warga Sipil Tanpa Ndakik-ndakik

23 Desember 2025
elang jawa.MOJOK.CO

Upaya “Mengadopsi” Sarang-Sarang Sang Garuda di Hutan Pulau Jawa

22 Desember 2025
SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Warteg Singapura vs Indonesia: Perbedaan Kualitas Langit-Bumi MOJOK.CO

Membandingkan Warteg di Singapura, Negara Tersehat di Dunia, dengan Indonesia: Perbedaan Kualitasnya Bagai Langit dan Bumi

22 Desember 2025
Gedung Sarekat Islam, saksi sejarah dan merwah Semarang sebagai Kota Pergerakan MOJOK.CO

Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik

20 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025

Video Terbaru

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

23 Desember 2025
Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

20 Desember 2025
SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.