Kesalahan-Kesalahan Caleg Dalam Menyebar Tampang - Mojok.co
  • Cara Kirim Artikel
Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Ziarah
    • Seni
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Politik
    • Sosial
    • Tekno
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Ziarah
    • Seni
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Politik
    • Sosial
    • Tekno
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
Logo Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
Beranda Pojokan

Kesalahan-Kesalahan Caleg Dalam Menyebar Tampang

Agus Mulyadi oleh Agus Mulyadi
21 Februari 2019
0
A A
caleg
Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

Tahun politik, musim kampanye. Hegemoni poster sedot WC dan badut ulang tahun yang bertahan kokoh bertahun-tahun untuk sejenak mulai dikooptasi oleh poster berisi tampang-tampang para caleg yang sebagian besar tidak good-looking itu.

Tak bisa dimungkiri, media poster, baliho, juga banner memang menjadi salah satu senjata terbesar bagi para caleg di daerah untuk meraih simpati masyarakat agar mau mencoblos mereka.

Bagi caleg-caleg di daerah, berkampanye di sosial media seperti Twitter dan Facebook memang cukup efektif, namun ia tak banyak membantu, banyak pemilih yang punya kecenderungan untuk terlalu mengamati kampanye politik di sosial media. Maka, cara lama ultra-konvensional seperti memajang wajah baik melalui stiket, kaos, banner, sampai baliho menjadi alternatif yang paling memungkinkan.

Sayangnya, ada banyak sekali caleg yang, untuk tidak menyebutnya tidak becus, tidak terlalu menguasai strategi memajang wajah. Padahal, ia menjadi seni tersendiri dalam memenangkan hati banyak orang untuk memilih mereka.

Nah, berikut ini adalah beberapa kesalahan para caleg dalam memajang tampang menurut sudut pandang saya, dan mungkin juga banyak orang lainnya, yang tidak sebenarnya tidak terlalu peduli pada pileg

Tidak menampilkan wajah yang teduh

Ini kesalahan pertama dan yang paling utama. Orang tidak akan bisa tahu bagaimana sikap seseorang kalau belum pernah bertemu atau berinteraksi secara langsung. Karenanya, foto dengan tampang yang teduh setidaknya bisa sedikit membantu.

Baca Juga:

mantan napi korupsi nyaleg

Kata KPU, Mantan Napi Korupsi Boleh Nyaleg, Asalkan…

20 Maret 2023
Pemilu 2024

Setahun Menuju Pemilu 2024: Benarkah Menjadi Pesta Demokrasi Termahal di Dunia?

14 Februari 2023

Kalau mau pasang banner, pilih foto yang paling tampak teduh yang senyumnya menyenangkan. Jangan pakai foto yang kelihatan seram dan tampak tidak simpatik.

Jangan pakai kacamata hitam, sebab itu kesannya arogan. Jangan terlalu formal, sebab itu membuat banyak orang mengira anda orang yang kaku kek kanebo kering.

Tampang itu penting. Ingat, dulu SBY kepilih sama pemilih ibu-ibu gara-gara prejengannya yang cakep, gagah, dan senyumnya menawan.

Hanya menampilkan nomor urut, tapi tidak warna kertas suara

Di hari pencoblosan nanti, kertas suara akan terbagi menjadi lima dengan masing-masing punya warna header yang berbeda. Warna kuning untuk DPR RI, merah untuk DPD RI, biru untuk DPRD Provinsi, hijau untuk DPRD Kabupaten/Kota, dan warna abu-abu untuk Presiden dan Wakil Presiden.

Nah, para caleg sering kali hanya memberikan nomor urut dan di DPR tingkat mana ia bertarung. Padahal, penting bagi orang untuk tahu, ia bertarung di DPR tingkat berapa. Nah, orang awam seringkali bingung dengan perbedaan DPRD Kab/Kota, DPRD Provinsi, dan DPR RI. Satu-satunya cara yang paling mudah untuk menerangkan tentu saja adalah dengan menyebutkan warna kertas suara di mana gambar sang caleg harus dicoblos.

Terlalu banyak mencetak stiker dan poster

Ini kesalahan yang umum. Banyak caleg mencetak stiker dan poster dalam jumlah banyak, berharap dengan semakin banyak stiker dan poster, maka akan semakin banyak orang yang ngeh dengan wajahnya dan akan mencoblosnya.

Nah, langkah yang benar menurut saya sejatinya adalah tak perlu mencetak banyak stiker dan poster, namun lebih baik mencetak banner dan baliho dan pasang di tempat yang strategis.

Satu baliho besar lebih baik ketimbang 1000 lembar stiker. Sebab Otak terbiasa untuk mengingat hal-hal yang besar.

Nggak percaya? Coba tanya Cak Imin.

Terakhir diperbarui pada 21 Februari 2019 oleh

Tags: bannercaleg
Agus Mulyadi

Agus Mulyadi

Blogger, penulis partikelir, dan juragan di @akalbuku. Host di program #MojokMentok.

Artikel Terkait

mantan napi korupsi nyaleg
Kotak Suara

Kata KPU, Mantan Napi Korupsi Boleh Nyaleg, Asalkan…

20 Maret 2023
Pemilu 2024
Podium

Setahun Menuju Pemilu 2024: Benarkah Menjadi Pesta Demokrasi Termahal di Dunia?

14 Februari 2023
politisi perempuan mojok.co
Podium

Alasanku Mengubur Mimpi Jadi Politisi Perempuan

3 Februari 2023
Tuhan, Tolong Jadikan Pak Amien Rais Sebagai Capres
Mop

Tuhan, Tolong Jadikan Pak Amien Rais Sebagai Capres

30 April 2019
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
Sebaiknya Baliho Kampanye Caleg Berinovasi, Biar Nggak Jadi Basi

Orang Baik Pilih Orang Baik, Ah Kata Siapa?

Tinggalkan Komentar


Terpopuler Sepekan

sekolah kedinasan mojok.co

10 Sekolah Kedinasan yang Paling Ramai dan Sepi Peminat

22 Maret 2023
caleg

Kesalahan-Kesalahan Caleg Dalam Menyebar Tampang

21 Februari 2019
5 Jurusan yang Lulusannya Paling Dicari Perusahaan

5 Jurusan yang Lulusannya Paling Dicari Perusahaan

27 Maret 2023
unpad mojok.co

10 Jurusan Tersepi di UNPAD yang Pendaftarnya Hanya Ratusan

27 Maret 2023
perguruan tinggi muhammadiyah mojok.co

5 Perguruan Tinggi Muhammadiyah Terbaik di Indonesia

25 Maret 2023
Derita Mahasiswa yang Kampusnya Tutup Tiba-tiba: Mimpi Kami Punya Ijazah Musnah. MOJOK.CO

Derita Mahasiswa yang Kampusnya Tutup Tiba-tiba: Mimpi Kami Punya Ijazah Musnah 

23 Maret 2023
kip mojok.co

Kecewa dengan Mahasiswa Penerima KIP

26 Maret 2023

Terbaru

vaksin booster kedua mojok.co

Pemerintah Stop Kirim Vaksin ke DIY karena Capain Booster Kedua Rendah Selama Ramadan

30 Maret 2023
beasiswa dokter mojok.co

5 Beasiswa untuk Dokter dan Nakes dari Kemenkes, Jumlahnya Naik di Tahun 2023

30 Maret 2023
pendidikan komunitas tergilas zaman

Kisah Simbah dan Cucunya di Dusun Wintaos: Dapatkah Pendidikan Komunitas dan Formal Berjalan Berdampingan?

30 Maret 2023
Suka Duka Mahasiswa Nglaju: Rela Nggak Punya Kebebasan Asal Bisa Pulang. MOJOK.CO

Suka Duka Mahasiswa Nglaju: Rela Nggak Punya Kebebasan Asal Bisa Pulang 

30 Maret 2023
penggunaan sipol

Kenapa Penggunaan Sipol Banyak Dikeluhkan dan Digugat?

30 Maret 2023
perguruan tinggi swasta mojok.co

15 Universitas Swasta Terbaik di Indonesia Versi Webometrics 2023

30 Maret 2023
Kasubbid Penmas Polda DIY, AKBP Verena SW dalam keterangannya di Mapolda DIY, Rabu (29/03/2023). MOJOK.CO

Pemda DIY Komentari Pencopotan Kapolres Kulon Progo

29 Maret 2023

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
DMCA.com Protection Status

© 2023 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Kanal Pemilu 2024
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Sosial
    • Tekno
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-Uneg
  • Movi
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2023 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In