Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Keribetan Tipis-Tipis dari Memakai Kerudung

Audian Laili oleh Audian Laili
27 Mei 2019
A A
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Bagi perempuan yang memakai kerudung, kerudung merupakan salah satu aspek penampilan yang perlu diperhatikan. Ada beberapa hal terkait berkerudung yang terkadang bikin ribet tipis-tipis.

Semakin saya dewasa, rasa-rasanya teman perempuan saya semakin banyak yang memakai kerudung dalam menjalani aktivitasnya sehari-hari (ngomong-ngomong sengaja saya gunakan istilah “kerudung” supaya lebih terkesan nusantara). Dulu waktu SMP, di kelas saya hanya ada empat orang yang mengenakan kerudung di kelas. Sementara, saat saya SMA, kebalikannya, hanya dua orang yang nggak mengenakan kerudung di kelas. Saya rasa orang yang memutuskan berkerudung makin meningkat, apalagi dengan maraknya gerakan hijrah akhir-akhir ini. Sepertinya berbisnis jualan kerudung dan fashion muslim bakal laris manis. Nggak heran kalau sekarang begitu banyak bermunculan brand fashion yang membawa-bawa nama artis.

Sebagai salah seorang perempuan yang memakai kerudung sejak SD, ternyata pilihan kerudung saya masih gini-gini aja. Mentok di model kerudung segiempat, yang kebanyakan berbahan paris dengan harga nggak sampai Rp15 ribu. Meski sekarang udah lumayan naik tingkat ke kerudung berbahan double hicon atau pollycotton. Yang harganya lebih mahal dikit dari paris, sekitar 100 ribu dapat 3-5 pcs. Bahan ini biasanya kalau di onlineshop disebut, Hijab Bella Square—soalnya, bahan kerudungnya memang dipopulerkan sama Laudya Cynthia Bella.

Oke, cukup membahas soal bahan dan harga kerudung. Begini, selama saya mengenakan kerudung, ada beberapa hal yang terkadang bikin rutinitas harian saya jadi agak ruwet. Mungkin, hal semacam ini juga dirasain oleh temen-temen lain yang memakai kerudung. Apa sajakah itu? Akan saya jelantrahkan setelah ini.

Pertama, soal kucir rambut.

Saat mengenakan kerudung sungguh wajib hukumnya untuk mengucir rambut—kalau kamu memang punya rambut, sih. Akan tetapi, mengucir rambut ini butuh teknik tertentu: untuk nggak terlalu kencang tapi juga harus kencang. Kalau terlalu kuat, yang ada kepala kita jadi pusing seharian. Sementara kalau kurang kencang, nanti rambut kita jadi mudah bersliweran. Belum lagi kalau kucir rambutnya gampang terlepas, walah, sungguh rambut yang awut-awutan di dalam kerudung hanya bikin sumuk belaka. Jelas, bakal mudah bikin kita nggak nyaman dalam melakoni aktivitas sehari-hari.

Belum lagi, ada beberapa keyakinan yang melarang kuciran rambut kita tampak seperti punuk onta. Hal ini tentu bakal ribet orang-orang yang rambutnya terlalu panjang. Namun, kalau rambutnya terlalu pendek, juga bermasalah. Rambut terlalu pendek membuatnya tidak bisa dikucir. Lagi-lagi, dia bakal jadi sumber dari segala ke-sumukan yang hakiki.

Kedua, galaunya pas pakai ciput.

Mengenakan ciput saat memakai kerudung juga meninggalkan dilemanya tersendiri. Kalau nggak dipakai, rambut depan kita bakal kelihatan dan rambut kecil-kecil bakal keluar-keluar. Akan tetapi, kalau dipakai sering kali menjadi tampilan kerudung kita nggak se-ciamik kalau nggak pakai ciput. Begini, bagi saya—dengan bentuk kepala agak bulet, memakai ciput menjadikan kerudung kurang presisi ketika digunakan. Hasilnya, kepala saya jadi kelihatan lebih bunder dan pipi semakin kelihatan tembem. Belum lagi pada beberapa bahan ciput yang telalu ngetat, sehingga bikin suara jadi kurang terdengar dengan baik. Na… namun… nggak pakai ciput juga bisa bikin tampilan kerudung jadi gampang berantakan. Hayooo lohhh, cem mana~

Ketiga, saat memakai headset.

Memakai kerudung sering kali bikin kita ribet kalau mau pakai headset. Masang-masang si speaker kecil di telinga kita yang tertutupi kerudung, itu sungguh gampang bikin kerudung berantakan. Untuk mengatasi masalah sederhana yang nggak sederhana ini, akan lebih baik belilah headphone yang harganya berkali-kali lipat lebih mahal itu. Supaya apa? Supaya ukhti-ukhti sekalian jadi gampang pasang copotnya kalau diajak ngobrol sama orang lain di tengah bekerja pakai headphone-nya. (((Yes, ngasih solusi!)))

Keempat, waktu untuk keramas.

Ketika kita telah terbiasa memakai kerudung dalam aktivitas sehari-hari, biasanya akan ada kegalauan untuk memutuskan: kapan waktu yang tepat untuk keramas? Pasalnya, tahapan keramas ketika kita memutuskan bepergian memakai kerudung, sungguh memakan waktu yang—lumayan—panjang. Kita semua tahu kalau berkerudung saat rambut masih basah, itu sungguh tidak diperkenankan. Baik karena alasan kesehatan maupun kenyamanan. Akan tetapi, mengeringkan rambut juga butuh waktu yang tidak sebentar, meskipun kita telah memilih menggunakan hair driyer. Selain suaranya bising, menggunakan si pengering rambut ini juga bikin capek dan membosankan. Tidak terlalu menjadi masalah kalau kita telah menyelesaikan aktivitas di sore hari. Jadi, bisa milih keramas pas sore-sore. Namun, kalau baru nyampek rumah atau kosan malem-malem? Sementara kalau akan memulai aktivitas di pagi hari, kita termasuk dalam orang-orang yang suka siap-siap mepet. Percayalah, sekadar memilih waktu yang tepat untuk keramas, tidak lagi semudah itu.

Kelima, kerudung yang letoy.

Kerudung yang letoy dan nggak tegak sering kali dianggap sebagai masalah. Lantaran, ketegakan sebuah kerudung secara tidak langsung menjadi pertanda dari kerapian penampilan kita. Biasanya, kalau kerudung yang akan gunakan acak-acakan, kita bakal menyetrikannya terlebih dulu. Namun ternyata, sering kali menyetrika tidak menyelesaikan masalah dan justru menimbulkan masalah baru: kerudung jadi letoy. Supaya tulisan ini ada manfaatnya tipis-tipis dan nggak sekadar gerundelan belaka, ada berkerudung-hack yang akan saya berikan. Ini sungguh sederhana, pakailah hairspray di bagian kerudung yang letoy tersebut, niscaya bagian tersebut jadi kaku dan dapat dibentuk semaumu. Begitu.

Btw, tulisan ini nggak bermaksud bikin kamu-kamu jadi enggan memakai kerudung, ya. Ya, ini saya mah cuma cerita-cerita doang, kok. Jadi, jangan jadikan hal-hal kecil ini sebagai penghalang hijrahmu, Ukhti~

Terakhir diperbarui pada 27 Mei 2019 oleh

Tags: hijrahkeramasmemakai kerudung
Audian Laili

Audian Laili

Redaktur Terminal Mojok.

Artikel Terkait

Ustaz Salman Al-Jugjawy: Saat Rasa Takut Kematian Merubah Jalan Kehiupan
Video

Ustaz Salman Al-Jugjawy: Saat Rasa Takut Kematian Merubah Jalan Kehidupan

3 September 2025
Dakwoh membuktikan bahwa hijrah nggak harus ninggalin dunia lama. Simak perjalanan hidupnya yang penuh tantangan dan inspirasi
Video

Motivasi Hidup Ala Dabwok: Hijrah Nggak Harus Ninggalin Musik

17 Mei 2025
Kolom

Kenapa Saya Merasa Terhormat Jadi Pengasuh Pemuda Tersesat?

24 April 2021
Esai

Kami yang Hijrah Mungkin Kurang Nakal, tapi Bukan Berarti Kami Tak Punya Akal

29 Juli 2019
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Pelaku UMKM di sekitar Prambanan mengikuti pelatihan. MOJOK.CO

Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih

3 Desember 2025
pendidikan, lulusan sarjana nganggur, sulit kerja.MOJOK.CO

Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada

5 Desember 2025
Relawan di Sumatera Utara. MOJOK.CO

Cerita Relawan WVI Kesulitan Menembus Jalanan Sumatera Utara demi Beri Bantuan kepada Anak-anak yang Terdampak Banjir dan Longsor

3 Desember 2025
Menanti kabar dari keluarga, korban bencana banjir dan longsor di Sumatera. MOJOK.CO

‘Kami Sedih dan Waswas, Mereka seperti Tinggal di Kota Mati’ – Kata Keluarga Korban Bencana di Sumatera

1 Desember 2025
Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

1 Desember 2025
Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

30 November 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.