Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Jokowi Raja Lip Services, Konten BEM UI yang Serba Salah. Mahasiswa Ngonten Dibilang Sepele, Turun ke Jalan Lagi Covid

Yamadipati Seno oleh Yamadipati Seno
27 Juni 2021
A A
Jokowi Raja Lip Services, Konten BEM UI yang Serba Salah. Mahasiswa Ngonten Dibilang Sepele, Turun ke Jalan Lagi Covid MOJOK.CO

Jokowi Raja Lip Services, Konten BEM UI yang Serba Salah. Mahasiswa Ngonten Dibilang Sepele, Turun ke Jalan Lagi Covid MOJOK.CO

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Kritikan BEM UI untuk Jokowi dianggap konten sepele. Mahasiswa lawas minta mahasiswa muda turun ke jalan? Gendeng! Lagi covid ini!

Semalam, akun Twitter BEM UI mengunggah sebuah konten yang cukup menggigit. Mereka bilang kalau Jokowi itu The King of Lip Services.

“Jokowi kerap kali mengobral janji manisnya, tetapi realitanya sering kali juga tak selaras. Katanya begini, faktanya begitu. Mulai dari rindu didemo, revisi UU ITE, penguatan KPK, dan rentetan janji lainnya.” Begitu katanya.

Semua yang dibilang Jokowi cuma sebatas manis di bibir, lip services semata. BEM UI mengakhiri kontennya dengan sebuah kalimat: “Berhenti membual, rakyat sudah mual.” Rangkaian kata yang ciamik betul. Berima dan nendang.

JOKOWI: THE KING OF LIP SERVICE pic.twitter.com/EVkE1Fp7vz

— BEM UI (@BEMUI_Official) June 26, 2021

Lucu juga, sih konten seperti ini. Apalagi dulu sempat lahir anekdot soal Jokowi juga. Kira-kira bunyinya seperti ini: “Cara paling jitu mengetahui kebijakan dan kondisi negara, baca saja pernyataan Jokowi lalu lihat sebaliknya. Nah, itu kebenaran dari omongannya beliau.”

19 Maret 2020, Jokowi bilang stok pangan cukup, 28 April, ternyata beliau bilang kalau stok pangan Indonesia itu defisit. 26 Maret 2020, Jokowi bilang siap bunyikan genderang perang lawan covid di KTT G20, 7 Mei 2020 beliau minta kita semua hidup berdampingan dengan virus mematikan ini. Itu misalnya.

Oleh sebab itu, konten dari BEM UI itu jatuhnya lucu juga. Semacam pengingat kepada kita semua bahwa pemerintah itu nggak baik-baik aja. Ini baru sebatas janji-janji presiden yang nggak ditepati. Masih banyak kinerja pemerintah dan wakil rakyat yang lesu darah dan nggak berpihak kepada rakyat. Iya, rakyat, atasan mereka.

Semua orang waras tahu bahwa yang namanya akun Twitter sebuah lembaga atau organisasi memang ditujukan untuk ngonten. Kalau bikinnya giveaway itu akunnya Jess no Limit. Konten media sosial, tentunya disesuaikan dengan corak akun yang bersangkutan. Kalau BEM ya soal dunia kampus sampai pemikiran mahasiswa, salah satunya sifat kritis kepada Jokowi. Salahnya di mana?

Ya jelas nggak ada salahnya. Menjadi salah ketika banyak mahasiswa tua yang merasa konten BEM UI soal Jokowi itu “bukan konten”. Mahasiswa lawas super jagoan ini merasa kalau yang namanya protes itu ya turun ke jalan. Hmmm… kayaknya kok ada yang salah.

Kalau nggak salah nih ya, Indonesia itu masih dan kayaknya bakal semakin parah kena covid. Nggak kayak Selandia Baru yang pemerintah sama rakyatnya kompak banget. Bikin covid cepat diredam di sana. Di sini mah, ya mohon maaf, pejabatnya aja ada yang malah karaoke ketika pelantikan bahkan ada gubernur yang rayain ulang tahun bikin kerumunan tapi nggak kena hukuman heuheuheu.

Nah, gimana caranya, nih, kanda dan abangda mahasiswa tuwir paling jagoan biar bisa turun ke jalan dan nggak ketularan corona? Emangnya mahasiswa sekarang itu udah pada kebal? Tahu nggak sih, duhai mahasiswa lampau, kalau covid delta itu cuma butuh 15 detik buat nularin kamu?

Keanehan kedua adalah ketika mahasiswa purbakala ini merendahkan konten kritikan BEM UI untuk Jokowi. Katanya cuma sebatas viral tuh nggak ada gunanya. Halo, Bapak dan Ibu Mahasiswa Zaman Ken Arok, zaman sudah berubah. Konten di media sosial punya kekuatan besar ketika gaungnya terus dijaga.

Kampanye Black Live Matters dan demo Hongkong, misalnya. Keduanya menjadi sangat masih dan kuat karena gaung di media sosial. Kalah gaungnya nggak kuat, nggak mungkin berbagai platform media sosial di Hongkong itu diblokir.

Iklan

Halo, Bapak dan Ibu Mahasiswa Angkatan Ronggolawe, jangan gumunan gitu lah kalau jadi artefak jaman. Di tengah pandemi, ketika penularan covid delta begitu cepat, konten-konten seperti garapan BEM UI ini yang paling oke. Lagian, konten itu memenuhi syarat “kekuatan sebuah konten”, kok.

Konten kritikan BEM UI kepada Jokowi itu punya subjek yang jelas, argumen yang bisa dibuktikkan, ditulis dengan bahasa yang enak dibaca, menggunakan perpaduan warna yang pas, tidak terlalu panjang tapi pesannya kena di hati, dan mudah dipahami siapa saja yang membacanya.

Saya jadi ingat kata-kata Ari Lasso ketika sepi job manggung karena covid. Mas Ari bilang covid ini pasti bakal membuka “banyak pintu”, menawarkan banyak kesempatan baru. Saya rasa, kata-kata Ari Lasso itu juga bisa dipakai untuk menciptakan sebuah konteks kritikan. Lantaran pandemi, tidak bisa turun ke jalan, kritikan untuk Jokowi tentu bisa disampaikan lewat platform media sosial. Pas, kan? Salahnya di mana to wahai abangda mahasiswa tuwir?

Iya, kritikan kepada Jokowi juga bisa berupa laporan atau petisi. Bisa banget. Namun, bukankah konten di media sosial dan bentuk laporan itu tujuannya sama? Sama-sama berisi kritik yang bisa diperdebatkan. Lagian tetap enak langsung ngonten di Twitter karena bisa langsung sampai ke audience. Gini aja kok ya ndak paham.

Oya, saya malah jadi curiga, kan. Mahasiswa Angkatan Wangsa Syailendra itu jangan-jangan cuma akun-akun ternak. Biasanya dipakai untuk menyerang siapa saja yang mengkritik Jokowi dan pemerintah. Bisa juga, mereka akun-akun pemuja buzzer yang makan duit haram itu. Duh, berkat kalian saya jadi berdosa.

Tapi ya nggak papa. Paling nggak saya nggak malu-maluin. Maju terus mahasiswa muda, yang suka nongki cantik, nonton drakor, dan ngonten di Twitter. Kalau ada yang gelisah sama konten kalian, artinya konten tersebut sudah sukses menembus menara gading mereka. Gas pol!

BACA JUGA Cara Terjitu Memprediksi Kondisi Negara: Dengarkan Apa yang Dikatakan Jokowi, Lalu Lihat Sebaliknya dan tulisan Yamadipati Seno lainnya.

Terakhir diperbarui pada 28 Juni 2021 oleh

Tags: bem uicovid deltaDrakorjokowiMahasiswamahasiswa tuatwitter
Yamadipati Seno

Yamadipati Seno

Redaktur Mojok. Koki di @arsenalskitchen.

Artikel Terkait

Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO
Liputan

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
Kereta Cepat Whoosh DOSA Jokowi Paling Besar Tak Termaafkan MOJOK.CO
Esai

Whoosh Adalah Proyek Kereta Cepat yang Sudah Busuk Sebelum Mulai, Jadi Dosa Besar Jokowi yang Tidak Bisa Saya Maafkan

17 Oktober 2025
No Other Choice: rekaman betapa rentan nasib buruh. Mati-mati kerja sampai kehilangan diri sendiri, tapi ditebang saat tak dibutuhkan lagi MOJOK.CO
Catatan

No Other Choice: Buruh Mati-matian Kerja sampai Kehilangan Diri Sendiri, Usai Diperas Langsung Ditebang

16 Oktober 2025
Penyesalan ikuti kata kating/senior kampus yang aktif organisasi mahasiswa. Ngopa-ngopi dan diskusi, lulus tak punya skill MOJOK.CO
Kampus

Muak sama Kating Kampus yang Suka Ajak Ngopa-ngopi, Cuma Bisa Omong Besar tapi Skill Kosong!

24 September 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

8 tahun merantau di Jakarta akhirnya resign. MOJOK.CO

Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama

4 Desember 2025
Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

1 Desember 2025
musik rock, jogjarockarta.MOJOK.CO

JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan

5 Desember 2025
Kirim anak "mondok" ke Dagestan Rusia ketimbang kuliah UGM-UI, biar jadi petarung MMA di UFC MOJOK.CO

Tren Rencana Kirim Anak ke Dagestan ketimbang Kuliah UGM-UI, Daerah Paling Islam di Rusia tempat Lahir “Para Monster” MMA

1 Desember 2025
Menanti kabar dari keluarga, korban bencana banjir dan longsor di Sumatera. MOJOK.CO

‘Kami Sedih dan Waswas, Mereka seperti Tinggal di Kota Mati’ – Kata Keluarga Korban Bencana di Sumatera

1 Desember 2025
banjir sumatra.mojok.co

Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?

4 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.