MOJOK.CO – Jokowi menegaskan bahwa dirinya tak menyerang Prabowo secara personal. Sayangnya, “arahan” itu justru ditabrak oleh Ulin Yusron, pendukungnya sendiri.
Februari 2019, acaranya bertajuk pengarahan peserta rapat koordinasi Jenggala Center, sebuah kelompok relawan yang membantu pemenangan Jokowi-JK pada 2014 lalu dan kini mendukung pasangan Jokowi dan Ma’ruf Amin. Saat itu, Jokowi menegaskan bahwa dirinya tidak akan terus bermain bertahan. Saatnya menyerang dan agresif.
“Saya menyampaikan apa adanya. Ya kan, masa saya diem terus. Saya suruh diem terus? Saya suruh sabar terus? Ya, ndak dong. Saya sekali-kali dong,” kata Jokowi kala itu.
Sebelum Februari 2019, pihak petahana memang cenderung lebih pasif ketika menghadapi serangan-serangan frontal dari kubu pasangan Prabowo dan Sandiaga Uno. Jengah terus diserang, pihak petahana mengubah strategi. Kata Pak Presiden sendiri: “…masa saya diem terus. Saya suruh diem terus? Saya suruh sabar terus?”
Yang namanya penegasan sikap, pasti direspons oleh “tim kreatif” pihak petahana. Menyerang, dalam kontestasi politik bukan sesuatu yang haram. Adu gagasan, adu ide, adalah hal yang biasa. Bahkan itulah esensi pesta demokrasi. Namun, nampaknya “tim kreatif” dan para hooligans paslon 01 menerjemahkan penegasan sikap itu secara begitu brengsek bin goblok.
Adalah salah satu pendukung Jokowi bernama Ulin Yusron, seorang Pemburu Senja, Pencuri Malam, Penculik Fajar, Pengempas Terik, Pencari Pelangi, Pawang Hujan, Terima Gali Sumur, Pengelem Benang Teh Celup, Pembesar Penis, Sedia Badut Pesta, Kursus Jahit, dan Terima Rosok. Nggak jelas betul beliau ini apa.
Yang jelas, Ulin Yusron ini multitasking, semua-semuanya bisa. Termasuk bikin video pendek untuk kampanye menyerang Prabowo secara personal. Sayangnya, meski semua-semuanya bisa, video yang Ulin Yusron bikin ini jelek saja belum.
Sudah brengsek betul, masih ditambah mengambil konten Mojok tanpa izin lalu memasukkannya ke dalam video kampanye. Itu bikin seakan-akan Mojok mendukung kampanye brengsek bikinan beliau.
Tanggal 2 Maret 2019, hampir tengah hari ketika Ulin Yusron mengunggah sebuah video pendek di Twitter pribadinya. Silakan simak sendiri video brengsek di bawah ini:
Jokowi keluarga harmonis. Prabowo keluarga amburadul. pic.twitter.com/yUo4QHnV7O
— IG: ulinyusron (@ulinyusron) March 2, 2019
Ulin menggunakan wording “Jokowi keluarga harmonis. Prabowo keluarga amburadul.” Membaca wording saja sudah jelas bahwa Ulin Yusron bukan pendukung Jokowi yang baik. Orang seperti Ulin ini yang bakal bikin Jokowi kalah karena warga tak lagi punya simpati melihat tingkah kampanye yang kebablasan.
Boleh kamu bilang kalau pihak pendukung Prabowo juga sering menyerang pribadi Jokowi, bahkan bikin haoks. Tapi ayolah, masak Cebongers mau menurunkan derajat kalian ke lembah kekelaman yang sama. Karena kalau Cebongers yang kaffah bertingkah serupa, kejatuhannya bakal lebih sakit. Mengapa? Karena kalian sendiri mengingkari petunjuk dari sang Junjungan, Joko Widodo.
Usai debat capres kedua, petahana menegaskan bahwa dirinya tidak menyerang Prabowo secara personal. Semua bahan yang digunakan untuk menyerang murni berupa data dan kebijakan. Bagi Joko Widodo, koridor menyerang personal itu kalau sudah membawa-bawa rumah tangga, istri, dan anak.
“Enggak ada menyerang personal. Yang namanya personal itu kalau menyangkut rumah tangga, istri, enggak ada personal. Itu kebijakan kok,” kata Joko Widodo seperti dikutip liputan6.com.
Dan, sangat paripurna Ulin Yusron berkampanye 180 derajat kebalikan dari kata junjungannya sendiri. Ulin malah menyerang masalah privat Prabowo. Mulai dari perceraian, anak Prabowo yang dinarasikan “tak peduli” dengan Ketum Gerindra tersebut padahal sedang meniti karier di Prancis, lalu menggambarkan bahwa kita harus bersyukur karena punya panutan keluarga harmonis dalam kontesk keluarga Joko Widodo.
Ulin seperti lupa kalau keluarga Pak Harto itu juga harmonis. Namun, gimana nasib kebebasan berpendapat di zaman Orba? Betapa brengseknya Ulin ketika memandang masalah keluarga langsung menentukan kualitas pribadi seseorang. Banyak terjadi di luar sana, ketika bapak dan ibu bercerai tapi keluarga tetap baik saja, bahkan anak yang menderita malah tumbuh dewasa secara mental dan nggak bikin kampanye brengsek macam kamu.
Sudah kali kedua ini Ulin mencomot karya Mojok untuk kepentingan kampanye brengsek. Tertanggal 12 Desember 2018 ketika Ulin menggunggah sebuah ilustrasi Prabowo yang sedang salat bikinan Mojok. Jahatnya, Ulin memotong dan membuang logo Mojok. Untungnya, banyak followers Mojok yang peka dengan kebrengsekan Ulin.
Rasanya benar ?? pic.twitter.com/acc1PXQqVM
— IG: ulinyusron (@ulinyusron) December 12, 2018
Tidak berhenti sampai di situ, Ulin melancarkan serangan personal ketiga kepada Prabowo dengan menggunggah sebuah ilustrasi berisi “doa masing-masing capres”.
Gini saja, bagi kalian yang anggap Prabohong baik silahkan berdoa. Bagi yanh anggap Jokowi baik silahkan berdoa juga. Berdoa mulai! pic.twitter.com/k1NzmxdXWl
— IG: ulinyusron (@ulinyusron) March 2, 2019
Sudah sering ditegaskan, bahkan oleh para pendukung paslon 01 yang lebih punya akal sehat, bahwa tidak baik membawa agama ke dalam kampanye. Kok sama Ulin ditabrak sendiri pola pikir tersebut.
Saya khawatir, “Peristiwa Hari Santri” yang dibikin ramai oleh Fahri Hamzah dan konon jadi salah satu sebab kekalahan Prabowo di 2014 itu berinkarnasi ke dalam kampanye brengsek Ulin Yusron. Kalau sudah begitu, jangan heran Jokowi kalah di Pilpres 2019. Jangan-jangan, Ulin ini serigala berbulu kaktus. Bilang 01, tapi hati 02.