Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Jangan Jadikan Hubungan Tak Bergaransi Sebagai Relationship Goals

Audian Laili oleh Audian Laili
24 Desember 2018
A A
relationship goals
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Semoga relationship goals kita tidak hanya sebatas hubungan percintaan romantis yang sering ngasih kejutan atau candle light dinner bareng pacar.

Platform Instagram bisa dikatakan telah mempermudah untuk menunjukkan kehidupan kita sehari-hari, yang sebetulnya nggak penting-penting amat bagi orang lain. Apa pun yang kita lakukan bisa dengan mudahnya dipamerkan ditunjukkan…

…saat itu juga! Semuanya dapat ditunjukkan tanpa ada kewajiban untuk memfilternya. Kalau pun filter digunakan, biasanya untuk kebutuhan mem-branding diri kita di sosial media sesuai keinginan.

Konten ini pun beragam, bisa tentang apa saja yang sedang digalaukan, yang berhasil dicapai, yang berhasil terbeli, pengalaman yang tidak biasa, hubungan kita dengan teman, keluarga, hingga lika-liku romantisme bersama gebetan atau yang telah sukses menjadi pasangan—baik yang sah maupun belum sah.

Ketika kita ingin menunjukkan hubungan kita dengan pasangan, tentu yang ingin kita tunjukkan adalah sebuah hubungan yang rukun, adem dan penuh kemesrahan. Sangat jarang seseorang memutuskan membagi pertengkarannya dengan pasangan di ruang publik, kecuali untuk kebutuhan konten viral, biar follower nambah, dan endorsement berjalan lancar—fyi, ini solusi tepat untuk membuat kita tetap dapat hidup hanya dengan modal sensasi.

Nah, masalah kemesrahan dengan pasangan ini, biasanya sering membuat decak kagum dan kecemburuan terselubung kaum bucin—alias budak cinta—yang lain. Pasalnya, mereka-mereka adalah sederet manusia yang menghamba cinta pada pasangannya, namun sayang, kebutuhan tersebut sulit mereka dapatkan. Jadi, mantengin akun-akun Instagram dengan quote galau—macam Ali de Praxis—atau postingan foto yang romantis dan so sweet, adalah salah satu cara melegakan hati mereka.

Coba diingat-ingat, ketika ada konten Instagram yang menunjukkan kekhusyukan romantisme dan kemesrahan dua sejoli yang menjalin cinta dari SMA meski hubungannya belum haqiqi. Lantas jika kita menilik kolom komentarnya, maka akan menemukan komentar-komentar semacam, “Uh, sungguh relationship goals syekaliii~”

Ya, ya, ya, menganggap kemesrahan tersebut sebuah relationship goals, padahal mereka masih pacaran!!!11!!!

Astagfirullah, Ukhti. Bagaimana bisa kita menjadi seorang manusia yang tujuan dalam percintaannya hanya sebatas sebuah hubungan yang tidak bergaransi? Belum halal di mata Allah dan masih belum sah di mata negara?

Komentar-komentar seperti ini, dapat kita temukan dengan mudah dalam postingan semacam: liburan sama pacar ke tempat yang romantis dan makan malamnya ala-ala cadle light dinner, dikasih hadiah skin care mahal sama pacar, pacar ngasih kejutan dalam rangka anniversary, monthversary, maupun wetonversary, dan lain sebagainya.

Lantas, apakah ini artinya mereka betul-betul ‘secara sadar’ menganggap hal-hal berbau romantis—sama pacar—itu tujuan dari sebuah hubungan percintaan, ya?

Jadi, kita sudah cukup bahagia asalkan pasangannya selalu ada dan ngajakin romantis-romantisan terus, meski tidak sibuk menata masa depan? Hal ini pun lalu dianggap sebagai sebuah perjuangannya untuk hubungan kalian? Iya?

Memang sih, relationship goals setiap orang pasti akan berbeda-beda. Namun sekadar memimpikan hubungan yang sebatas gitu-gitu saja, sungguh sangat dangkal, remeh, dan nggak berkualitas sekali. Ups.

Daripada kita cuma melihat dan menginginkan sebuah kebagiaan semu dari orang-orang yang sebetulnya nggak kita kenal, dan kita hanya tahu sekelumit hidupnya lewat postingan Instagramnya. Bukankah akan lebih baik jika kita menilik hubungan orang tua kita, pakdhe-budhe kita, nenek-kakek kita, tentang bagaimana mereka berusaha hingga jatuh bangun untuk tetap bertahan meski banyak alasan untuk berpisah.

Iklan

Bukankah ini lebih nyata karena jelas-jelas ada di depan mata? Lagian, Sayang, sebuah relationship goals itu bukan sekadar tentang yang manis-manis saja. Ini tentang sebuah perjuangan dengan energi, waktu, dan materiil yang tidak sedikit. *Halah, Mbak, ngomongmu keduwuran!

Sayang, kehidupan percintaan itu tidak selalu seperti di negeri dongeng. Janganlah kita hanya memimpikan sebuah kebahagiaan semu dan pencitraan yang ditunjukkan di dunia maya itu. Sadarkah kita, bahwa foto-foto itu, caption-caption itu, bukanlah yang betul-betul terjadi.

Jika kita terus dibelenggu karena memimpikan hubungan percintaan yang selalu terlihat manis, yang ditakutkan, kita justru terlalu berekspektasi tinggi terhadap sebuah hubungan yang sedang dijalani. Sebetulnya tidak ada yang salah dengan berekspektasi. Namun yang menjadi masalah adalah ekspektasi yang akhirnya justru menyiksa kita dan pasangan kita sendiri. Menjadikan kita sulit untuk merasa bahagia dengannya, serta menjadikan apa yang diusahakan oleh pasangan tidak pernah terlihat sempurna. Hanya karena…

…kita melihat pasangan orang lain—yang diposting di Instagram—lebih hijau terlihat menganggumkan.

Sayang, lebih baik cukupkan saja keinginan mendalam memiliki hubungan yang—kelihatannya—penuh dengan romantisme ‘gila’ ketika pacaran. Sejujurnya, itu bukanlah relationship goals yang perlu kita inginkan.

Relationship goals yang akan menyelamatkan kewarasan kita adalah sebuah hubungan yang lebih bergaransi. Meski, sebetulnya tidak ada garansi jika kita membicarakan perkara cinta. Namun, mempelajari hubungan bapak-ibu, pakdhe-budhe, ataupun kakek-nenek, akan membantu kita untuk memahami, bahwa cinta tidak melulu tentang hal yang menyenangkan dan menentramkan. Ia bisa menjatukan kita dengan tiba-tiba, namun juga bisa menangkap kita kembali dengan cara yang tidak pernah kita perkirakan.

Semoga masih ada jalan untuk tobat bagi kita yang masih memimpikan sebuah relationship goals yang salah. Aminnn.

Terakhir diperbarui pada 24 Februari 2019 oleh

Tags: hubungan pacarankomentar Instagrampacaran romantisrelationship goals
Audian Laili

Audian Laili

Redaktur Terminal Mojok.

Artikel Terkait

6 Masalah yang Bakal Kamu Hadapi ketika Pacaran Sama Sahabat Sendiri, Salah Satunya Bikin Insecure MOJOK.CO
Esai

6 Masalah yang Bakal Kamu Hadapi ketika Pacaran Sama Sahabat Sendiri, Salah Satunya Bikin Insecure

2 Januari 2021
Pojokan

LDR Itu Sulit dan Penuh Risiko, Nggak Semudah Tips Suksesnya

21 Januari 2019
Curhat

Saya Takut Ditinggal Pacar Karena Mudah Marah-Marah

5 Januari 2019
Pojokan

Apa Salahnya Jika Menyelenggarakan Lamaran Mewah?

31 Desember 2018
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Kuliah di universitas terbaik di Vietnam dan lulus sebagai sarjana cumlaude (IPK 4), tapi tetap susah kerja dan merasa jadi investasi gagal orang tua MOJOK.CO

Kuliah di Universitas Terbaik Vietnam: Biaya 1 Semester Setara Kerja 1 Tahun, Jadi Sarjana Susah Kerja dan Investasi Gagal Orang Tua

15 Desember 2025
Atlet panahan asal Semarang bertanding di Kota Kudus saat hujan. MOJOK.CO

Memanah di Tengah Hujan, Ujian Atlet Panahan Menyiasati Alam dan Menaklukkan Gentar agar Anak Panah Terbidik di Sasaran

19 Desember 2025
Kegigihan bocah 11 tahun dalam kejuaraan panahan di Kudus MOJOK.CO

Kedewasaan Bocah 11 Tahun di Arena Panahan Kudus, Pelajaran di Balik Cedera dan Senar Busur Putus

16 Desember 2025
Bagian terberat orang tua baru saat hadapi anak pertama (new born) bukan bergadang, tapi perasaan tak tega MOJOK.CO

Katanya Bagian Terberat bagi Bapak Baru saat Hadapi New Born adalah Jam Tidur Tak Teratur. Ternyata Sepele, Yang Berat Itu Rasa Tak Tega

18 Desember 2025
Teknisi dealer Yamaha asal Sumatera Utara, Robet B Simanullang ukir prestasi di ajang dunia WTGP 2025 MOJOK.CO

Cerita Robet: Teknisi Yamaha Indonesia Ukir Prestasi di Ajang Dunia usai Adu Skill vs Teknisi Berbagai Negara

16 Desember 2025
Menteri Kebudayaan Fadli Zon dan Wali Kota Agustina Wilujeng ajak anak muda mengenal sejarah Kota Semarang lewat kartu pos MOJOK.CO

Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang

20 Desember 2025

Video Terbaru

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.