Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Jadi Penggemar Kpop Memang Salah Banget, ya, Buatmu?

Aprilia Kumala oleh Aprilia Kumala
4 Februari 2019
A A
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Teruntuk orang-orang yang menertawakan kami, orang-orang yang lagi seneng-senengnya jadi penggemar Kpop.

Bahasan soal Kpop memang tak ada habis-habisnya di Wkwk Land. Meski banyak Kpopers di Indonesia, banyak pula yang tak menyukai Kpop, baik karena si idola Korea dianggap plastik dan tukang dandan, beberapa orang membenci Kpop karena penggemar-penggemarnya sering bersikap lebay dan aneh. Alasan terakhir inilah yang mendorong gelombang kebencian terhadap aku-akun ava Korea di media sosial.

Bahasan soal penggemar Kpop menjadi seksi, lengkap dengan cemoohan dan tertawaan.

Sebagai orang yang dulu pernah kecebur di dunia Kpop, saya sempat merasakannya: betapa mencintai Korea dianggap sebagai sesuatu yang aneh dan tidak menarik, sedangkan teman saya yang penggemar beratnya Justin Bieber dianggap normal dan wajar.

Jangankan orang lain, wong dua sisi diri saya bisa ditanggapi dengan berbeda: saya yang menggemari Super Junior dan memutuskan untuk mengoleksi album-albumnya, lengkap dengan beberapa merchandise, kesempatan nonton konser, dan mengunduh seluruh video resminya, dianggap jauuuuuh lebih freak dibandingkan diri saya sendiri yang—di saat bersamaan—mengoleksi barang-barang berbau Harry Potter, mulai dari replika tongkat sihir, topi seleksi, sampai seragam Hogwarts.

Aneh banget, kan???

Lebih aneh lagi, ada banyak media membahas permasalahan Kpop ke wilayah yang lebih luas, tapi—lagi-lagi—selalu terkesan merendahkan Kpoper. Bahasan mengenai “kenapa Kpoper bisa fanatik”, “kenapa Kpoper lebay”, “kenapa Kpoper aneh”, dan lain sebagainya tak pernah sepi peminat. Satu-dua reply pun rasanya sah-sah saja untuk melemparkan ejekan kepada mereka—kaum-kaum ber-ava Korea.

Yang terbaru, CNN Indonesia baru saja memproduksi tulisannya terkait penggemar Kpop melalui twit berikut ini.

Demi mendapatkan 'status' fanatik, tak jarang para penggemar K-Pop harus merogoh kocek lebih dari sekadar membeli album.

Berapa minimal yang harus dikeluarkan untuk jadi K-popers fanatik? Baca selengkapnya di https://t.co/TBrxWdyE1l #CNNIndonesia pic.twitter.com/CZKUEYWchq

— CNN Indonesia (@CNNIndonesia) February 3, 2019

Biar saya kutip baik-baik: “Demi mendapatkan ‘status’ fanatik, tak jarang para penggemar Kpop harus merogoh kocek lebih dari sekadar membeli album.”

Uh, helllaaaaaw??? “Demi mendapatkan status fanatik”??? Like, seriously, CNN???

FYI aja nih, ya, walaupun dulu saya suka sekali sama Super Junior sampai ubun-ubun, saya jauh lebih tertarik berusaha dan berdoa demi mendapatkan status ‘Kawin’ di KTP, bukannya status ‘fanatik’ demi idola Korea. Heran—segitunya ya harus merendahkan penggemar Kpop, seakan-akan kami nggak punya urusan lain di dunia ini?

Lagi pula, saya benar-benar penasaran dan ingin bertanya: apa, sih, salahnya menjadi penggemar Kpop? Apa salahnya menjadi Kpoper yang tampak begitu mengagumi idolanya dan memutuskan menggunakan ava Korea? Lebih spesifik lagi pada artikel yang ditulis CNN, apa salahnya jadi Kpoper yang rela menghabiskan banyak uang demi keperluan penunjang hobi cinta-cintaan dengan Kpop???

Dulu, tahun 2012, saya pernah datang menonton konser Super Junior di Jakarta, tiket berdiri tepat di depan panggung. Harganya memang tidak murah—hampir 2 juta rupiah. Banyak orang yang mengirimkan sindiran pedas: buat apa kamu ngabisin uang banyak-banyak demi nonton? Uangnya siapa yang kamu pakai, segitu banyak?

Iklan

Saya ngirit, sebagaimana yang dilakukan Kpoper lainnya. Kami berusaha keras menyisihkan rupiah demi sehelai gelang tiket yang mungkin bakal jadi satu-satunya pengalaman seumur hidup. Terus, apakah menurut Anda-Anda sekalian kami-kami ini rela beli tiket mahal-mahal cuma demi disapa orang, “Ooooh, kamu sekarang udah fanatik, ya?”, gitu???

Ya nggak, lah, Fernandoooo!

“Habisnya kalian aneh, sih, rela ngeluarin uang demi orang yang nggak kalian kenal!”

Duh, monmaap, nih sebelumnya—memang hobi-hobi lainnya nggak ngeluarin uang juga? Budaya idola yang lain, mulai dari JKT48 sampai Rossa dan Afgan sekalipun jelas bisa melestarikan budaya “ngeluarin uang” demi idola, lah, Saudara-saudara sekalian. Apalagi kalau jadi penggemarnya Anang dan Ashanti—pasti ada kecenderungan beli album baru, beli kosmetik Ashanti dan Aurel, sampai makan di tempat makan yang juga jadi lini bisnis mereka. Terus, apakah itu namanya bukan “ngeluarin uang” juga???

“Demi mendapatkan status fanatik…”

Sekali lagi, walaupun saya dulu suka sama Super Junior sampai ubun-ubun—bahkan hafal ulang tahun membernya satu-satu—saya jauuuuh lebih tertarik berusaha dan berdoa demi mendapatkan status ‘Kawin’ di KTP, bukannya status ‘fanatik’ demi idola Korea. Alih-alih fanatik, kebiasaan ini lebih disebabkan karena—dengerin nih, CNN—kebutuhan kepuasan batin.

NAH!!!

Jadi gini, Bapak-bapak dan Ibu-ibu sekalian. Hobi kami kebetulan berbeda dengan hobi Anda-Anda yang lebih konvensional, seperti bercocok tanam, bersih-bersih kamar ala Marie Kondo, atau membaca buku-buku politik untuk bekal pengetahuan menjelang pilpres.

Hobi kami, sayangnya, adalah menggemari idola Kpop, termasuk mengoleksi album dan merchandise-nya—tentu saja dengan uang tabungan kami sendiri yang tidak minta-minta dari kamu-kamu sekalian. Pertanyaannya: apakah ini berarti hobi kami jadi lebih tidak berharga dibandingkan hobimu?

FYI aja, nih, sebuah penelitian yang dilakukan oleh Annals of Behavioral Medicine menyebutkan bahwa 34 persen orang yang melakukan hobinya terbukti tidak merasa lebih stres. Bahkan, mereka juga merasa bahagia, detak jantung lebih stabil, dan perasaan jadi lebih tenang selama berjam-jam.

NAH ITU, ITU LOH, GAES-GAESKU!!!

Kenapa penggemar Kpop menyukai Kpop? Kenapa Kpoper aneh dan lebay, sekaligus suka banget beli-beli album dan merchandise, bahkan nonton konser jauh-jauh dan mahal-mahal? Kenapa???

Jawabannya ya cuma satu: demi memenuhi kebutuhan hobi, bukan sekadar demi status fanatik yang kamu-kamu itu bilang.

Dan, ingat, perkara hobi itu balik ke masing-masing orang—bukan untuk kamu campur-campurin demi membuat penggemar Kpop lebih rendah daripada hobimu yang mungkin-mungkin saja lebih fancy, misalnya koleksi mobil mewah, koleksi kostum cosplay, bersepeda (lengkap dengan seluruh peralatan dan sepatu!), golf, bahkan ‘sekadar’ arisan sosialita.

Apakah penggemar Kpop akan selamanya jadi penggemar Kpop?

Bisa iya, bisa nggak. Saya sendiri sudah tidak selalu mengikuti update dari grup favorit, mulai dari Super Junior, EXO, SNSD, hingga Gfriend, tapi sesekali masih mendengarkan, meski tak lagi mengejar target album-album baru dan merchandise resmi. Percayalah: ini cuma urusan waktu. Toh, hobi bisa berkembang—atau berubah—seiring bertambahnya usia.

Yah gini aja, deh: hobiku, hobiku; hobimu, hobimu. Selama tidak menganggu ketenangan publik, memang salah banget, ya, jadi penggemar Kpop di matamu?

Terakhir diperbarui pada 12 Agustus 2021 oleh

Tags: artis KoreaCNN IndonesiaEXOfanatikKpoperpenggemar KpopSuper Junior
Aprilia Kumala

Aprilia Kumala

Penulis lepas. Pemain tebak-tebakan. Tinggal di Cilegon, jiwa Banyumasan.

Artikel Terkait

ilustrasi Skandal Kim Seon-ho Menampar Kita untuk Tidak Mencintai Idola mojok.co
Pojokan

Begitulah Skandal Kim Seon-ho Menampar Kita untuk Tidak Mencintai Idola sampai Segitunya

20 Oktober 2021
ilustrasi Rame-rame Pakai Brand Ambassador Korea, Produk Indonesia Modalnya Banyak Juga Ya mojok.co
Pojokan

Rame-rame Pakai Brand Ambassador Korea, Produk Indonesia Modalnya Banyak Juga Ya

20 September 2021
Pojokan

Musik Azan Remix Bikin Geger Netizen Ava Korea. Hei MNet, Makanya Jangan Sembarangan Anda

9 September 2021
Pojokan

3 Spesies Makhluk Ngeyelan dan Keras Kepala Beserta Cara Goblok Mengatasinya

17 Maret 2020
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Maybank Cycling Mojok.co

750 Pesepeda Ramaikan Maybank Cycling Series Il Festino 2025 Yogyakarta, Ini Para Juaranya

1 Desember 2025
Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

30 November 2025
Dari Jogja ke Solo naik KRL pakai layanan Gotransit dari Gojek yang terintegrasi dengan GoCar. MOJOK.CO

Sulitnya Tugas Seorang Influencer di Jogja Jika Harus “Ngonten” ke Solo, Terselamatkan karena Layanan Ojol

1 Desember 2025
Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

1 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra

4 Desember 2025
Lulus S2 dari UI, resign jadi dosen di Jakarta. MOJOK.CO

Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar

5 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.