Hidup yang Ringan adalah Hidup yang Penuh Kompromi - Mojok.co
  • Cara Kirim Artikel
Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Ziarah
    • Seni
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Ziarah
    • Seni
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
Logo Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
Beranda Pojokan

Hidup yang Ringan adalah Hidup yang Penuh Kompromi

Agus Mulyadi oleh Agus Mulyadi
21 Januari 2019
0
A A
kompromi
Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

Dulu sewaktu kecil, saya pernah bercita-cita menjadi seorang tentara. Maklum saja, kampung tempat tinggal saya memang sebelahan persis dengan komplek perumahan dan markas akademi militer. Hal tersebut kemudian meniupkan semacam “angin tentara” dalam hidup saya.

Sebagai seorang lelaki yang tinggal di lingkungan yang lumayan tentara, saya melihat semacam fakta menyebalkan, di mana sejelek apa pun tampang tentara (apalagi yang perwira lulusan akademi militer), pacar atau calon istrinya hampir dipastikan cantik.

Saat upacara kelulusan perwira, misalnya, saya banyak melihat para perwira yang berpose dengan pacar mereka yang memang rata-rata sintal dan berwajah menyenangkan.

Kelak, cita-cita sebagai tentara ini pupus karena saya sadar diri dengan postur tubuh saya yang kecil, lemah, dan ringkih. Jangankan jadi tentara, untuk sekadar mengangkat satu pucuk senjata saja rasanya saya butuh mengerahkan banyak daya dan upaya.

Cita-cita sebagai seorang tentara hilang sudah. Saya kemudian bercita-cita menjadi seorang insinyur pertanian. Maklum saja, melihat berita tentang banyaknya sawah yang berubah menjadi rumah serta makin berkurangnya jumlah petani, saya merasa terpanggil. Saya tertarik untuk membuat teknologi kultur jaringan sederhana yang bisa diimplementasikan oleh orang-orang yang bahkan tidak pernah sekolah. Saya juga pernah punya obsesi untuk membuat semacam sawah bertingkat sebagai solusi sawah yang semakin sempit.

Namun, cita-cita sebagai insiyur pertanian ini pupus sebab nilai biologi saya ternyata buruknya minta ampun. Praktek mencangkok batang jambu saat ujian praktik sekolah pun saya gagal total. Menyambung batang ketela tahun dan ketela jenderal pun saya payah. Satu-satunya prestasi kebiologian saya mungkin adalah berhasil menumbuhkan kecambah dengan media kapas. Dan itu bukan prestasi yang istimewa, sebab hampir semua kawan satu kelas saya berhasil melakukannya.

Baca Juga:

cita-cita anak mojok.co

Curhatan Cita-cita Anaknya ‘Dibunuh’ Guru Viral di Medsos, Dosen Asal Bantul Ini Berharap Perbaikan Kualitas Guru

24 Februari 2023
Surat Orang Biasa tentang kehidupan

Aku Seperti Orang Asing dalam Kehidupan Ini

11 Desember 2022

Merasa tidak cocok dengan tanaman, saya kemudian mulai mencari pilihan cita-cita lain. Saya mulai bercita-cita menjadi seorang ahli sejarah. Kali ini, alasannya sederhana. Saya memang suka pelajaran sejarah. Sewaktu SMA, saya pernah mendapatkan nilai sejarah paling tinggi saat ujian akhir. Guru sejarah saya bahkan sampai bilang, kalau ada olimpiade mata pelajaran sejarah, saya yang bakal dikirim oleh sekolah.

Cita-cita ini semakin menjadi-jadi saat saya melihat wawancara di sebuah acara televisi yang menghadirkan sejarawan Anhar Gonggong sebagai narasumbernya. Pengetahuan Anhar yang begitu luas membuat saya takjub. Makin mantab niat saya untuk menjadi seorang sejarawan pilih tanding.

Namun cita-cita itu lagi-lagi pupus karena saya ternyata tak melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi.

Saya kemudian bekerja sebagai seorang penjaga warnet di sebuah warung internet di Jogja.

Sejak saat itu, saya mulai belajar untuk menyederhanakan keinginan dan cita-cita. Saya hanya pengin setidaknya bisa mencari uang dari menulis atau ngeblog yang memang menjadi kegiatan saya sehari-hari saat menjaga warnet. 

Boleh jadi, saya memang orang yang terlalu lemah dan kurang gigih dalam memperjuangkan cita-cita. Tapi, kisah banyak orang yang nyasar dari cita-citanya dan ternyata justru menjadi sukses berkali-kali mempengaruhi saya.

Saya berkali-kali bertemu orang-orang yang sukses justru setelah ia tersesat jauh dari cita-citanya. Saya tidak pernah percaya penuh pada passion. Bagi saya, passion itu nomor sekian, nomor satu adalah memenuhi kebutuhan, nomor dua adalah menerima keadaan.

Saya jadi ingat dengan percakapan saya dan pacar saya dulu. Kami pernah punya keinginan untuk bisa menabung dan membeli rumah yang luas halamannya.

“Kalau halamannya luas, nanti kita bisa menanggap dangdut atau kuda lumping di depan rumah kalau kita pas ada hajatan…” kata saya.

Tapi nyatanya, harga tanah semakin hari semakin bajingan. Rasanya susah bagi kami kelak saat sudah menikah untuk bisa punya rumah dengan halaman yang luas.

“Kalau kelak ternyata uang hasil tabungan kita hanya cukup untuk bisa beli rumah yang halamannya sangat sempit, gimana?” tanya saya iseng pada pacar saya.

“Yo nggak papa, minimal kita masih bisa menanggap topeng monyet.”

Saya tertawa. Dia tersenyum.

Yah. Hidup memang soal kompromi.

Terakhir diperbarui pada 21 Januari 2019 oleh

Tags: cita-citahidupkompromi
Agus Mulyadi

Agus Mulyadi

Blogger, penulis partikelir, dan juragan di @akalbuku. Host di program #MojokMentok.

Artikel Terkait

cita-cita anak mojok.co
Pendidikan

Curhatan Cita-cita Anaknya ‘Dibunuh’ Guru Viral di Medsos, Dosen Asal Bantul Ini Berharap Perbaikan Kualitas Guru

24 Februari 2023
Surat Orang Biasa tentang kehidupan
Uneg-uneg

Aku Seperti Orang Asing dalam Kehidupan Ini

11 Desember 2022
cita-cita mojok.co
Uneg-uneg

Perlukah Mewujudkan Cita-Cita agar Dapat Bahagia?

13 November 2022
Dari Bolt Sampai Royal Canin, Urusan Memilih Makanan Kucing Memang Tak Pernah Bisa Sederhana mojok.co
Esai

Bercita-cita Jadi Kucing Kayaknya Enak, tapi Coba Pikir-pikir Lagi

8 Maret 2021
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
Kegelisahan tentang Tuduhan Gerakan Kristenisasi pada Kami

Kegelisahan tentang Tuduhan Gerakan Kristenisasi pada Kami

Tinggalkan Komentar


Terpopuler Sepekan

Tinggal di Pinggiran Kota Jogja Itu Nggak Enak, Rasanya Kayak Neraka dan Petaka MOJOK.CO

Tinggal di Pinggiran Kota Jogja Itu Nggak Enak, Rasanya Kayak Neraka dan Petaka

15 Maret 2023
kompromi

Hidup yang Ringan adalah Hidup yang Penuh Kompromi

21 Januari 2019
Toyota Fortuner Membuat Saya Kesulitan Menahan Ego di Jalan Raya MOJOK.CO

Toyota Fortuner Membuat Saya Kesulitan Menahan Hawa Nafsu di Jalan Raya

18 Maret 2023
jurusan kedokteran mojok.co

Selektivitas 7 Jurusan Kedokteran Terbaik di Indonesia 

16 Maret 2023
Honda Supra X 125 Tetap Juara di Pelosok Indonesia MOJOK.CO

Honda Supra X 125: Tetap Juara di Pelosok Indonesia

20 Maret 2023
Pesugihan Haji N Menyebabkan Kematian Massal Ibu-ibu di Rembang MOJOK.CO

Pesugihan Haji N Menyebabkan Kematian Massal Ibu-ibu di Rembang

16 Maret 2023
unair mojok.co

10 Prodi UNAIR yang Sepi Peminat dan Persaingannya Tidak Ketat

15 Maret 2023

Terbaru

massa mengambang jelang pemilu

Jelang Pemilu, Apa itu Massa Mengambang yang Jadi Rebutan Parpol?

22 Maret 2023
Wage Rudolf: Rasisme Jogja dan Kumandang Indonesia Raya

Wage Rudolf: Rasisme Jogja dan Kumandang Indonesia Raya

22 Maret 2023
Cerita Penjual Nasi Goreng Keliling yang Lebih Takut Jualan Menetap daripada Ketemu Hantu. MOJOK.CO

Cerita Penjual Nasi Goreng Keliling yang Lebih Takut Jualan Menetap daripada Ketemu Hantu

22 Maret 2023
RUU PPRT jadi inisiatif DPR

Sah Jadi Inisiatif DPR, RUU PPRT Harusnya Kelar Sebelum Lebaran, Apa Saja yang Perlu Diketahui?

22 Maret 2023
pelaku mutilasi mojok.co

Terjerat Pinjol, Pelaku Mutilasi di Pakem Sudah Rencanakan Pembunuhan

22 Maret 2023
sekolah kedinasan mojok.co

10 Sekolah Kedinasan yang Paling Ramai dan Sepi Peminat

22 Maret 2023
Jenazah korban mutilasi di rumah duka. MOJOK.CO

Psikolog UGM: Ada Dua Tujuan Orang Melakukan Mutilasi

22 Maret 2023

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
DMCA.com Protection Status

© 2023 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Kanal Pemilu 2024
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Sosial
    • Tekno
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-Uneg
  • Movi
  • Kunjungi Terminal
  • Mau Kirim Artikel?

© 2023 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In