Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Harga Printer Mahal Nggak Ngaruh, Tetap Aja Ngadat dan Nyusahin Saat Kita Terburu-buru

Printer adalah mesin baru dengan problematika purba.

Ajeng Rizka oleh Ajeng Rizka
19 Oktober 2021
A A
ilustrasi Harga Printer Mahal Nggak Ngaruh, Tetap Aja Ngadat dan Nyusahin Saat Kita Terburu-buru mojok.co

Harga Printer Mahal Nggak Ngaruh, Tetap Aja Ngadat dan Nyusahin Saat Kita Terburu-buru

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO  – Sengaja nembak harga printer yang mahal sekalipun tidak menghindarkan kita dari problematika purba mesin pencetak. Printer adalah kemajuan teknologi paling lambat dalam sejarah manusia.

Andai saya punya kewenangan yang cukup berpengaruh di negeri ini, mungkin saya bakal mencanangkan revolusi dokumen cetak. Lebih baik, semua tugas-tugas kuliah yang bercetak, dokumen kenegaraan, dan segala yang membutuhkan kerja printer cum mesin fotokopi dialihwahanakan jadi dokumen digital.

Bukannya mau mematikan usaha mamang fotokopi nih, saya kesal aja dengan teknologi printer yang nggak maju-maju. Bayangin aja, Loki udah bikin multiverse, kita setiap pagi stuck karena mesin pencetak yang ngadat lagi, ngadat lagi.

Mau sengaja cari harga printer mahal dan membelinya dengan harapan si mesin akan jauh lebih canggih pun, hasilnya hampir sama. Ujungnya, Printer adalah mesin cetak yang cepat lelah, manja, dan suka nge-prank. Printer bahkan bisa membaca tanda-tanda psikologis ketika kita sedang diburu waktu. Begitu benar-benar butuh cepat, tiba-tiba printer dalam kondisi ngadat, nggak bisa mencetak dokumen karena jamming, dokumen tidak terbaca, dan berhenti tanpa respons.

Konon, jika kita punya mesin printer rumahan, kita juga kudu memperlakukannya dengan spesial. Harus rajin-rajin nge-print setiap hari karena kalau nggak begitu, tintanya bisa kering dan mesinnya “masuk angin”.

Dari zaman SMP saat harga printer masih murah, saya memang sudah hobi coba-coba nge-print Word Art. Kalau nggak begitu, nyetak foto artis segede A4 buat ditempelin di dinding kamar. Dan saya yakin bocah-bocah sebaya saya melakukan hal yang sama. Di masa-masa di mana nge-print bisa tanpa beban begitu, mesin printer adalah sahabat. Itu adalah sebuah fase gumun dengan kemajuan teknologi. Setiap hari rasanya pengin main komputer cuma buat kalah di Minesweeper, buka hasil download-an dari warnet, dan nge-print foto-foto idola sambil berkreasi.

Sayangnya begitu beranjak SMA dan kuliah, saat mesin pencetak benar-benar sering dibutuhkan untuk keperluan yang lebih serius, mesin printer jadi serupa musuh. Printer adalah mesin kotak menyebalkan yang sering bikin saya emosi karena ada-ada aja problemnya. 

Percayalah, sengaja pilih harga printer yang mahal sekalipun, jika kamu bukan abang-abang fotokopi, kamu tetap bakal berhadapan dengan problem klasik mesin pencetak. 

Saya sebenarnya agak skeptis. Ketika kita bahkan bisa matiin lampu hanya dengan tepukan, kok bisa masih ada mesin yang cara kerjanya purba macam printer? Saking penasarannya saya berkelana buat cari tahu jawabannya. Kalau perlu menyelam ke Palung Mariana, menyelam deh saya.

Kocaknya, tetap nggak ada jawaban yang bikin puas karena dari awal saya memang sudah emosi duluan. Teknologi printer, utamanya yang murah, memang lebih sering menimbulkan permasalahan. Printer adalah mesin yang membutuhkan banyak pergerakan dalam melakukan pencetakan dokumen. Printer yang murah merancang penyederhanaan teknologi habis-habisan sehingga akhirnya tinta sering jamming, beberapa komponen sering saling menempel dan bersinggungan sehingga mudah aus. Pokoknya kompleks banget.

Jika mau menarget harga printer yang lebih mahal, logikanya kita mungkin bakal dapat yang “lebih baik”. Tapi harus semahal apa dulu nih?

Sebenarnya, mesin pencetak dengan teknologi inkjet digadang-gadang bisa menghemat biaya dan minim problematika (ingat minim, minim berarti masih ada problemnya!). Walau harga mesinnya murah, tapi kita perlu sediakan cukup cadangan uang buat beli tintanya yang… lumayan mahal. Model inkjet memang banyak dibeli mahasiswa dan pengguna rumahan karena harganya udah paling pas. Sayangnya, tetap saja menimbulkan banyak eror. Infus tinta bukan permasalahan yang sederhana. Sekali saja si tinta atau catridge bermasalah, mungkin penggunanya perlu membawa printer mereka ke abang-abang service.

Ya kalau mau benerin printer sendiri juga bisa, tapi ribet dan bikin tangan kita bercorak dalmatian. Mbleber, Bos.

Oke, oke, jadi solusinya apa nih? Solusinya adalah beli mesin yang jauh lebih mahal dengan teknologi laserjet. Kisaran harga printer laserjet ditaksir Rp5 jutaan bahkan lebih. Syukur-syukur kalau bisa menemukan yang lebih murah dan nggak bermasalah sih beruntung. Tapi, yang bikin jengkel kalau udah ngeluarin duit seharga liburan-ke-Bali-tiga-malam begitu, tapi ujungnya tetap bermasalah. Duh, sakit hati hamba.

Iklan

Lagi pula, dengan harga printer segitu, saya sendiri lebih mempertimbangkan untuk rela ngapelin abang fotokopian pagi-pagi betul. Pakai cara lama, bawa flashdisk yang berisi dokumen lalu merelakannya untuk disatroni virus-virus dari komputer si abang fotokopi. Lalu nge-print dengan damai tanpa sedikitpun beban. Bayar dua ratus per lembar nggak masalah, melawan mager untuk pergi ke warung fotokopian juga nggak apa-apa. Begini tetap lebih baik daripada ngeluarin uang Rp5 juta untuk sebuah mesin dengan reputasi problematis.

Less problem, less stress.

BACA JUGA Punya Printer di Rumah Adalah Bentuk Kemubaziran dan artikel lainnya di POJOKAN.

Terakhir diperbarui pada 19 Oktober 2021 oleh

Tags: fotokopikemajuan teknologikonterprinterTeknologi
Ajeng Rizka

Ajeng Rizka

Penulis, penonton, dan buruh media.

Artikel Terkait

Character AI, Chatbot yang Bisa Mengusir Kesepian hingga Konsultasi Psikologi - MOJOK.CO
Tekno

Character AI, Chatbot yang Bisa Mengusir Kesepian hingga Konsultasi Psikologi

13 September 2023
chatgpt mojok.co
Tekno

4 Dampak Buruk ChatGPT, Pintar Ciptakan Hoaks hingga Bisa Matikan Profesi

22 Februari 2023
Cerita Tukang Fotokopi Jadi Saksi Mahasiswa UGM Merampungkan Skripsinya dalam Semalam, Berjasa Bantu Benerin Typo dan Layout yang Masih Amburadul.MOJOK.CO
Geliat Warga

Usaha Fotokopi: Revisi Skripsi Berujung Dapat Istri hingga Ahli Menyediakan Contekan

24 Oktober 2022
Prospek Printer 3D Masa Kini: Dari Mencetak Rumah, Jembatan, Hingga Jamban MOJOK.CO
Esai

Prospek Printer 3D Masa Kini: Dari Mencetak Rumah, Jembatan, Hingga Jamban

20 Januari 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Pulau Bawean Begitu Indah, tapi Menjadi Anak Tiri Negeri Sendiri MOJOK.CO

Pengalaman Saya Tinggal Selama 6 Bulan di Pulau Bawean: Pulau Indah yang Warganya Terpaksa Mandiri karena Menjadi Anak Tiri Negeri Sendiri

15 Desember 2025
Riset dan pengabdian masyarakat perguruan tinggi/universitas di Indonesia masih belum optimal MOJOK.CO

Universitas di Indonesia Ada 4.000 Lebih tapi Cuma 5% Berorientasi Riset, Pengabdian Masyarakat Mandek di Laporan

18 Desember 2025
UAD: Kampus Terbaik untuk “Mahasiswa Buangan” Seperti Saya MOJOK.CO

UNY Mengajarkan Kebebasan yang Gagal Saya Terjemahkan, sementara UAD Menyeret Saya Kembali ke Akal Sehat Menuju Kelulusan

16 Desember 2025
UMP Jogja bikin miris, mending kerja di Jakarta. MOJOK.CO

Menyesal Kerja di Jogja dengan Gaji yang Nggak Sesuai UMP, Pilih ke Jakarta meski Kerjanya “Hectic”. Toh, Sama-sama Mahal

17 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur Mojok.co

Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur

17 Desember 2025

Video Terbaru

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.