Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Doyan Mabuk, Tapi Tertib Nggak Makan Babi

Yamadipati Seno oleh Yamadipati Seno
29 Juli 2019
A A
mabuk
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Apa ya banyak orang yang haram betul makan babi, tapi tetap suka mabuk? Ya ada, banyak lagi. Yang kayak gitu itu maunya gimana? Padahal satu circle. Circle “dilarang agama”.

Sudah turun-temurun, menjadi kebiasaan di keluarga saya, ketika ngumpul, selalu ada minuman beralkohol. Minimal bir, maksimal yang model “gepengan”, atau kalau lagi banyak yang mau ikut saweran biasa wine atau minuman kelas premium lainnya. Tujuannya sih bukan untuk sampai mabuk, tetapi sebagai teman ngobrol saja yang bisa berlangsung sampai seharian penuh.

Nah, terkadang, di acara-acara tertentu, ada beberapa warga kampung yang ikut ngumpul. Salah satunya adalah teman bapak saya, panggil saja Mas P. Kebetulan, Mas P ini beragama Islam dan doyan mabuk juga. Kalau adanya bir, ya ikut minum bir. Kalau minumnya agak mahalan, wah malah tambah girang.

Sebagai teman minum, biasanya orang akan beli kacang, atau makanan apa saja yang rasanya dominan asin. Nah, bagi sebagian orang, ngebir sampai mabuk menjadi lebih nikmat ketika ditemani olahan daging. Daging sapi digoreng dengan bumbu garam dan bawang putih sudah nikmat betul. Kalau lapar, tingga nyendok nasi putih hangat di magic jar, ditemani sambal bawang.

Selain daging sapi, pilihan lainnya bisa pakai daging ayam, babi, dan anjing. Yes, kamu nggak salah baca. Daging babi yang digoreng kering, dimasak kecap, atau diolah dengan cara ngawur pun bakal menjelma menjadi teman mabuk yang paling pengertian. Nggak bikin cepat naik, nggak bikin cepat kenyang. Pas.

Berbeda dengan daging anjing. Selain harganya yang semakin mahal, daging anjing yang dimasak semur, bikin perut cepat panas. Bikin mabuk cepat naik dan nggak bisa lagi menikmati prosesi menenteramkan hati.

Namun, tentu saja, nggak semua orang bisa makan daging babi. Salah satunya adalah karena dilarang agama. Islam mengharamkan daging babi. Makanya, makan daging babi itu hitungannya dosa.

“Aku nek tambul e babi ora wae.”

“Lho, gak melu ngombe, Mas?”

“O tetep lah.”

“Lha, ra mangan babi kok melu ngombe. Dilarang kabeh kui.”

“Jijik aku delok babi. Uripe ning pawuan ogg.”

Inti dari obrolan di atas adalah Mas P tetap lanjut minum, tapi nggak mau makan daging babi yang dijadikan “tambul” atau teman minum. Menurutnya, babi itu menjijikkan karena hidup di “pawuan” atau tempat orang buang sampah. Mas P, sebagai muslim, nggak terlalu ambil pusing soal mabuk. Kenapa bisa begitu?

Khaled Diab, kolumnis The Guardian pun bilang begitu. Khaleb memandang mereka, pemeluk Islam yang nggak terlalu taat, masih punya kontrol diri ketika memilih antara ngebir, misalnya, dengan marijuana. Katanya sih karena nggak dilarang secara eksplisit. Yang sebetulnya dilarang adalah “yang bikin mabuk”.

Iklan

Makanya, masih ada lho yang memandang ngebir aja nggak papa. Alasannya karena kadar alkohol bir itu di bawah 5 persen jadi nggak bikin mabuk. Ada yang mikir begitu? Ada, banyak lagi.

Kadar alkohol itu juga yang bikin bir boleh diperjualbelikan secara bebas. Ya nggak bebas-bebas banget, sih. Kalau di-sweeping ormas mana gitu, krat-kratan bir bisa dibanting-banting di jalan raya. Minimarket di beberapa daerah pun sudah nggak ngejual bir. Harus sembunyi-sembunyi ketika mau beli. Udah kayak orang pipis sembarangan, yang sangat waspada celingak-celinguk takut diintip.

Ada lagi teman saya, muslim, agak taat, sih, yang tetap mau menenggak soju sampai mabuk, tapi nggak mau betul sama yang namanya babi. Alasannya, karena babi itu lucu. Lucu, ndes! Alasan yang sama bikin dia nggak berani makan daging kelinci. Daging kesukaannya itu berasal dari hewan-hewan yang serem, macam biawak.

Padahal, biawak itu mainnya satu circle sama babi. Sama-sama circle dua alam. Minumnya es kopi susu, kalau ngumpul pakai kaos Deus, naiknya Vespa matic. Wokwokwok…Haram juga!

Well, mabuk memang budaya, sejak zaman Nabi, sampai sekarang. Tapi mbok ya konsisten, kalau patuh sama anjuran babi haram, minum alkohol juga sebaiknya dikurang-kurangi. Dikurang-kurangi kalau mimik sendiri. Ha mabuk ciu ki abot e.

“Aku ngombe dewa yo wegah, aku yo klenger, ha ciu mBekonang keras ogg.”

Terakhir diperbarui pada 29 Juli 2019 oleh

Tags: babiharammabuk
Yamadipati Seno

Yamadipati Seno

Redaktur Mojok. Koki di @arsenalskitchen.

Artikel Terkait

Aktual

Berkat Pagar Nusa Saya Tak Lagi Minum Miras, Kini Saatnya Bela Korban Penusukan Santri Krapyak

29 Oktober 2024
Kalau Jokowi Kini Menggendong Babi, Suharto Dulu Malah Jadi Celeng yang Diburu.mojok.co
Aktual

Kalau Jokowi Kini Menggendong Babi, Suharto Dulu Malah Jadi Celeng yang Diburu

9 Februari 2024
mainan capit boneka haram mojok.co
Kilas

Ada Unsur Perjudian, Mainan Capit Boneka Dinyatakan Haram

22 September 2022
Hanamasa dalam Debat Halal Haram
Esai

Hanamasa dalam Pusaran Halal-Haram bagi Manajemen dan Pelanggan

4 Januari 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

UAD: Kampus Terbaik untuk “Mahasiswa Buangan” Seperti Saya MOJOK.CO

UNY Mengajarkan Kebebasan yang Gagal Saya Terjemahkan, sementara UAD Menyeret Saya Kembali ke Akal Sehat Menuju Kelulusan

16 Desember 2025
elang jawa.MOJOK.CO

Raja Dirgantara “Mengudara”, Dilepasliarkan di Gunung Gede Pangrango dan Dipantau GPS

13 Desember 2025
Riset dan pengabdian masyarakat perguruan tinggi/universitas di Indonesia masih belum optimal MOJOK.CO

Universitas di Indonesia Ada 4.000 Lebih tapi Cuma 5% Berorientasi Riset, Pengabdian Masyarakat Mandek di Laporan

18 Desember 2025
Teknisi dealer Yamaha asal Sumatera Utara, Robet B Simanullang ukir prestasi di ajang dunia WTGP 2025 MOJOK.CO

Cerita Robet: Teknisi Yamaha Indonesia Ukir Prestasi di Ajang Dunia usai Adu Skill vs Teknisi Berbagai Negara

16 Desember 2025
bantul, korupsi politik, budaya korupsi.MOJOK.CO

Raibnya Miliaran Dana Kalurahan di Bantul, Ada Penyelewengan

16 Desember 2025
Berantas topeng monyet. MOJOK.CO

Nasib Monyet Ekor Panjang yang Terancam Punah tapi Tak Ada Payung Hukum yang Melindunginya

15 Desember 2025

Video Terbaru

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.