MOJOK.CO – Prabowo dianggap sebagai sosok yang mudah menghina orang lain, coba kita pahami pelan-pelan, sebetulnya ini adalah cara Prabowo untuk bercanda dengan orang lain.
Bukan Prabowo namanya jika tidak membuat kita terperangah dengan kata-kata manisnya yang aduhai. Bagi seorang Prabowo, tidak sulit untuk membuat kata-kata bombastis yang mengagetkan atau justru dirasa menyakitkan. Namun, untuk kamu yang merasa sakit hati karena kata-kata Prabowo, sebaiknya jangan. Hal ini akan percuma.
Pasalnya, memang seperti itulah watak beliau, lha wong dulu pernah jadi Panglima Kostrad, je. Hal-hal semacam ini, bukanlah sesuatu yang seperti kita pikirkan. Perlu kita pahami bersama, bahwa kata-katanya yang nyelekit di dada itu, memanglah gaya bicara beliau dengan niat terdalam untuk berbasa-basi dan bercanda tawa bersama kita.
Iya, beliau ini sebetulnya sangat pengin bisa deket dengan rakyatnya. Lantas, salah satu cara beliau untuk mendekatkan diri, ya dengan mengungkapkan hal-hal dengan nada bercanda semacam itu. Inget loh, omongan itu niatnya adalah bercanda.
Jadi, karena niatnya adalah bercanda, tidak perlulah kita merasa sakit hati dan merasa direndahkan. Hal lain yang harus kita pahami, terkadang kita tidak hanya perlu tahu apa yang sedang dibicarakan, namun kita juga perlu tahu siapa yang sedang membicarakan hal tersebut. Supaya kita jadi lebih memahami konteks pembicaraannya, dan tidak mudah merasa tersinggung.
Pasalnya, setiap orang memiliki gaya bicaranya sendiri, yang berbeda satu dengan yang lainnya. Mungkin memang Jokowi gaya bicaranya santun, sehingga mudah kita terima. Namun, karena Prabowo, gaya bicaranya sering ceplas-ceplos dan merendahkan, kita langsung sakit hati dan tidak suka begitu saja. Tidak semuanya sama, Ferguso!
Nah, dari kariernya yang telah malang melintang di dunia perpolitikan Indonesia, ada beberapa pernyataannya yang sebetulnya bermaksud untuk mencairkan suasana, eh malah bikin sakit hati dan jadi ramai menuai protes khususnya dari lawan politiknya.
1. Gaji Wartawan Kecil, Jadi Nggak Bisa Masuk Mall
Ketika itu, Ketua Umum Partai Gerindra ini, sedang ditanya-tanya oleh wartawan tentang pendapatnya mengenai politik praktis. Namun, saat ditemui oleh wartawan seusai upacara peringatan hari kemerdekaan di Universitas Bung Karno, Prabowo sepertinya sedang malas untuk ditanya-tanya tentang sesuatu yang perlu mikir berat. Lantas, Prabowo justru memilih untuk membicarakan tentang gaji wartawan yang kecil.
Sebenarnya, ini adalah caranya untuk menjadi seorang yang istilah jawanya itu grapyak. Tidak kaku dan pandai bergaul dengan berbagai kalangan. Dengan tetap berusaha mengakrabi wartawan, Prabowo melanjutkan basa-basinya yang sebetulnya berniat supaya nampak berada di pihak wartawan.
“Kita juga bela wartawan. Gaji kalian juga kecil, kan?” Sebuah pertanyaan yang sebenarnya tak sungguh-sungguh ingin ia tanyakan, sebab tak lama kemudian ia menjawab pertanyaannya sendiri dengan gurauan, “Tahu (saya), kelihatan dari muka kalian. Muka kalian kelihatan nggak belanja di mall. Betul, ya? Jujur. Jujur.” Yang diikuti oleh gelak tawa.
Tidak perlu patah hati sakit hati perihal ejekan semacam ini. Hal ini sudah jelas, beliau ingin dapat mengobrol akrab dan gayeng dengan wartawan, sambil membahas isu-isu keseharian.
2. Tampang Boyolali
Ketika itu, Prabowo sedang menghadiri peresmian Kantor Badan Pemenangan Prabowo-Sandi di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Dalam pidatonya tersebut, sebetulnya ia sama sekali tidak berniat untuk menghina warga Boyolali mengenai tampangnya. Justru ia ingin menunjukkan kepada masyarakat Boyolali mengenai ketimpangan yang terjadi di depan mereka dengan cara bercanda supaya suasana lebih mencair.
Prabowo mengungkapkan, bahwa saat ini Jakarta dipenuhi gedung yang menjulang tinggi dan hotel-hotel mewah dan ia menyebutkan beberapa nama hotel berbintang di Ibukota. Lantas, ia melanjutkan, “…dan saya yakin kalian nggak pernah masuk hotel-hotel tersebut, betul? (Betul, sahut hadirin yang ada di acara tersebut). Mungkin kalian diusir, tampang kalian tidak tampang orang kaya, tampang kalian ya, tampang orang Boyolali ini.”
Pernyataan ini pun langsung menuai banyak komentar, dan tidak sedikit yang berprotes keras dengan ungkapan bercanda Prabowo tersebut. Bahkan Prabowo dilaporkan dan didemo oleh masyarakat Boyolali, mereka memprotes pernyataan calon presiden nomor 2 tersebut, mengenai frasa ‘tampang Boyolali’ yang ia sampaikan.
Sebetulnya, kita juga tidak perlu sakit hati dengan pernyataan Prabowo ini, toh sebetulnya dia sedang berusaha menyampaikan sebuah masalah ketimpangan ekonomi yang sedang dihadapi oleh masyarakat Boyolali dengan cara yang santai.
3. Lulusan SMA, Jadi Driver Ojek Online
Beberapa hari yang lalu, Prabowo lagi-lagi mengeluarkan pernyataan yang bikin banyak orang sakit hati. Dalam sebuah Forum Ekonomi Indonesia yang berlangsung di Hotel Shangri-La, Jakarta, beliau mengungkapkan kesedihannya melihat realita yang dialami oleh anak muda Indonesia. Yakni, sebuah meme yang ramai di internet.
Dalam meme yang ia perlihatkan, meme tersebut bergambar topi, mulai topi sekolah sejak Sekolah Dasar, SMP, hingga SMA. Namun, setelah jenjang SMA, topi tersebut berubah menjadi sebuah helm berwarna hijau yang digunakan pengemudi ojek lain.
Nah, pernyataan Prabowo selanjutnya lantas menjadi sorotan, “Saya sedih dengan realita yang ada, seperti di meme yang ada di internet terkait jalan karir anak muda di Indonesia, dari SD, SMP, SMA dan setelah lulus dia jadi ojek driver. Sedih, tapi itu realitas.”
Apa yang disampaikan Prabowo ini, menuai protes keras khususnya dari para driver gojek maupun orang-orang yang kehidupannya tidak dapat dilepaskan oleh jasa transportasi online ini—takut kalau tiba-tiba para driver sakit hati dan mogok kerja.
Saudara sekalian, percayalah, sebetulnya Prabowo bukan benar-benar bermaksud untuk merendahkan orang-orang yang bekerja sebagai driver ojek online. Mungkin Prabowo berpikiran, jika lapangan kerja semakin banyak, justru para lulusan SMA ini punya banyak pilihan untuk menentukan kariernya. Hal ini tentu saja, menjadikan mereka yang memutuskan bekerja sebagai driver ojek online, jika memang tidak sepakat dengan aturan dari ‘si mitra’, masih punya pilihan karier yang lebih variatif
Jadi begitu, ya. Suasana politik ini sudah semakin panas. Tidak perlulah kita juga menjadi mudah merasa panas dengan omongan-omongan semacam itu. Suasana hati yang panas, hanya akan menjadikan apapun yang mereka sampaikan tersebut adalah sebuah hinaan, dan membuat kita mengabaikan manfaat yang tersimpan di baliknya.
Perlu saya ingatkan lagi, nggak perlu sakit hati dengan omongan Prabowo yang nampak menghina. Sesungguhnya, itu adalah caranya untuk bercanda dengan kita, tapi nggak tahu caranya.
Namun, kalau memang cara Prabowo ini belum juga bisa diterima, sepertinya Prabowo perlu minta bantuan Iqbal Aji Daryono untuk bikin branding, “Prabowo Garis Lucu.” Siapa tahu ini mempan, Pak. Demi sebuah elektabilitas, loh!